Penonton lebih pintar dr Pemain

Umumnya manusia senang jadi penonton walaupun bukan pemain, karena memang bukan dan tidak alhlinya jadi pemain, akan tetapi walaupun cuma penonton lebih senang mengomentarinya seakan dia ahlinya seperti penonton bola..

Membantu Janda

1687 Hadis riwayat Abu Hurairah ra. ia berkata, Nabi saw. bersabda, Orang yang berusaha membantu para janda dan orang miskin, bagaikan orang...

Bersatulah jangan Bercerai-berai

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni`mat Allah keep

Kawinkanlah yang sendirian

Di usia selevel kita ini sudah saatnya kita mempersiapkan diri untuk anak-anak kita sebagai hak dan kewajiban kita untuk menikahkan mereka..

Sunday 22 December 2013

Berbuat baik kpd Ibumu

Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa:

"Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".(46:15)

"Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh". (27:19)

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.(31:14)

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.(17:23)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra. ia berkata, Ada seorang datang kepada Rasulullah saw. dan bertanya, Siapakah menusia yang paling berhak untuk aku pergauli sebaik mungkin ؟ Rasulullah saw. menjawab, Ibumu. dia bertanya, Kemudian siapa ؟ Rasulullah saw. menjawab, Kemudian ibumu dia bertanya, Kemudian siapa ؟ Rasulullah saw. menjawab, Kemudian ibumu. dia bertanya lagi, Kemudian siapa ؟ Rasulullah saw. menjawab lagi, Kemudian ayahmu (1478)

Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra. ia berkata, Ada seorang datang kepada nabi saw. memohon izin kepada beliau agar diperkenankan mengikuti perang. Nabi saw. bertanya, Apakah kedua orang tuamu masih hidup ؟ orang itu menjawab, Masih, (mereka masih hidup). Nabi saw. bersabda, Berbuat baiklah kepada mereka, kemudian berperang (1479)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra. ia berkata, Seorang yang bernama Juraij sedang salat di sebuah tempat. Lalu ibunya datang memanggilnya. (kata Humaid Abu Rafi` pernah menerangkan kepadaku bagaimana Abu Hurairah ra. menirukan gaya ibu Juraij ketika memanggil anaknya itu, sebagaimana yang dia dapatkan dari Rasulullah saw. yaitu dengan meletakkan pada bagian atas kedua pelipisnya dan mengangkat kepalanya), Hai Juraij Aku ibumu. Bicaralah padaku! Ternyata perempuan itu mendapati anaknya sedang melaksanakan salat. Saat itu Juraij berkata kepada diri sendiri di tengah keraguan, Ya Tuhan! Ibuku ataukah salatku kemudian Juraij memilih meneruskan salatnya. Maka pulanglah perempuan tersebut. Tidak berapa lama perempuan itu kembali lagi untuk kedua kalinya. Ia memanggil, Hai Juraij! Aku ibumu. Bicaralah padaku. Kembali Juraij bertanya kepada diri sendiri, Ya Tuhan! Ibuku atau salatku. Lagi-lagi dia lebih memilih meneruskan salatnya. Karena kecewa, akhirnya perempuan itu berkata, Ya Tuhan! Sesungguhnya Juraij ini adalah anakku. Aku sudah memanggilnya berulang kali, namun dia enggan menjawabku. Ya Tuhan! Janganlah engkau matikan dia sebelum ia mendapatkan fitnah yang disebabkan ulah perempuan pelacur. Satu hari seorang penggembala kambing sedang berteduh di tempat ibadah Juraij yang letaknya jauh terpencil dari keramaian. Tiba-tiba datang seorang perempuan dari sebuah dusun yang juga sedang berteduh di tempat tersebut. Keduanya kemudian melakukan perbuatan zina, sehingga membuahkan seorang anak. Ketika ditanya oleh orang-orang, Anak dari siapa ini ؟ perempuan itu menjawab, Anak dari penghuni tempat ibadah ini. Orang-orang lalu berbondong-bondong mendatangi Juraij. Mereka membawa kapak dan linggis. Mereka berteriak-teriak memanggil Juraij dan kebetulan mereka menemukan Juraij sedang salat. Tentu saja Juraij tidak melayani mereka. Akhirnya mereka merobohkan tempat ibadahnya. melihat hal itu Juraij keluar menemui mereka. Mereka bertanya kepada Juraij Tanya anak ini. Juraij tersenyum kemudian mengusap kepala anak tersebut dan bertanya, Siapakah bapakmu ؟ Anak itu tiba-tiba menjawab, Bapakku adalah si penggembala kambing. Mendengar jawaban jujur anak tersebut, mereka kelihatan menyesal. Mereka lalu berkata, Kami akan membangun lagi tempat ibadahmu yang kami robohkan ini dengan emas dan perak. Juraij berkata, Tidak usah. Buatlah seperti semula dari tanah. Kemudian Juraij meninggalkannya (1480)

Thursday 19 December 2013

Mulia

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Metpagi mentemen semoga kita tetap sehat walafiat dan makin bertambah berkah lahir batin dan selamat dunia akhirat dengan Rahmat Allah aamiin
Mentemen Allah menjadikan kita kecintaan kepada apa yang dinginkan seperti anak keturunan; harta kekayaan;  tahta kekuasaan dan atau titel jabatan dan berbagai asesoris popularitas....tapi apa yang kita banggakan dalam dunia ini atau kita utamakan...

Banyak orang menganggap kekayaanlah yang menjadikannya mulia; tidak sedikit orang membanggakan titel jabatan dan kekuasaannya bahkan orang mengejar ketenaran dan popularitasnya ...tapi apakah semua itu bisa menjamin terbebas dari siksa Allah yang maha dahsyat. ...

Klo semua itu kita anggap sebagai kenikmatan yg dikarunikan Allah;  itu sifatnya sementara ujian dan cobaan apakah dijadikan tujuan hidup kita atau wasilah tuk mendekatkan kepada-Nya...

Kalo memang harta kekayaan kita anggap mulia; kenapa Korun yang kaya raya sampai kunci kekayaanya lima belas peti  harus mati terhina ditelan bumi bersama hartanya ....
Kalo  kekuasaan itu kita anggap mulia kenapa Raja Firaun yang berkuasa  itu mati terhina  dikerm air laut ...
Kalo anak keturunan dan kebangsawanan itu sebagai kemuliaan kenapa Kan'an  anak seorang nabi harus mati terhina terbawa hanyut air bah...

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.(49:13)
Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku".
Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku" Maksudnya: ialah Allah menyalahkan orang-orang yang mengatakan bahwa kekayaan itu adalah suatu kemuliaan dan kemiskinan adalah suatu kehinaan seperti yang tersebut pada ayat 15 dan 16. Tetapi sebenarnya kekayaan dan kemiskinan adalah ujian Tuhan bagi hamba-hamba-Nya.
Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim (Yang dimaksud dengan "tidak memuliakan anak yatim" ialah tidak memberikan hak-haknya dan tidak berbuat baik kepadanya). dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin, (89:15-18)

Tuesday 19 November 2013

Individual dan egois

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sepeninggalku nanti, akan kalian jumpai sikap-sikap utsrah (individualis, egoism, orang yang mementingkan dirinya sendiri). Maka itu bersabarlah kalian hingga kalian berjumpa denganku di telaga al-Haudl (di surga)

"Aku akan bersama orang-orang yang mengurusi anak Yatim dalam surga." Seperti inilah, beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah lalu beliau membuka sesuatu diantara keduanya ($ahihbukhari)

Monday 18 November 2013

Hati2 mengatas namakan dr Nabi

Nabi  shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berikanlah nama dengan namaku dan jangan dengan  julukanku. Karena barangsiapa melihatku dalam mimpinya sungguh dia benar-benar telah  melihatku, karena setan tidak sanggup menyerupai bentukku. Dan barangsiapa berdusta  terhadapku, maka hendaklah ia persiapkan tempat duduknya dalam neraka." 
(Bukhari)

Sunday 17 November 2013

Doa Tahajud

Ya Allah, bagi-Mu lah segala puji, Engkau cahaya langit dan bumi dan sesuatu yang berada di antara keduanya, bagiMu segala puji, Engkau adalah pemelihara langit dan bumi dan siapa saja yang menghuninya, Engkau adalah benar, dan janji-Mu benar, firman-Mu benar, pertemuan dengan-Mu benar, surga-Mu benar, neraka-Mu benar, kiamat benar, para nabi benar, dan Muhammad adalah benar. Ya Allah, kepada-Mu aku berserah, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakkal, kepada-Mu aku menyandarkan diri, karena-Mu aku memusuhi, dan kepada-Mu aku meminta penghakiman, maka ampunilah bagiku apa yang telah aku perbuat dan apa yang belum aku lakukan, apa yang aku lakukan secara sembunyi-sembunyi dan apa yang aku lakukan secara terang-terangan, Engkaulah Dzat Yang Maha terdahulu dan Engkaulah Dzat Yang Maha terakhir, tiada sesembahan yang hak selain Engkau atau tiada sesembahan selain Engkau."(shahihbukhari 5842)

Saturday 16 November 2013

Macam Manusia

Dunia dihuni empat ragam manusia.

Pertama, seorang hamha diberi Allah harta kekayaan dan ilmu pengetahuan Ialu bertakwa kepada Robbnya, menyantuni sanak-keluarganya dan melakukan apa yang diwajibkan Allah atasnya maka dia berkedudukan paling mulia_

Kedua, seorang yang diberi Allah ilmu pengetahuan saja, tidak diberi harta, tetapi dia tetap berniat untuk bersungguh- sungguh_ Sebenarnya jika memperoleh harta dia juga akan berbuat seperti yang dilakukan rekannya (kelompok yang pertama). Maka pahala mereka berdua ini adalah (kelompok pertama dan kedua) sama.

Ketiga, seorang hamba diberi Allah harta kekayaan tetapi tidak diberi ilmu pengetahuan_ Dia membelanjakan hartanya dengan berhamhuran (foya-foya) tanpa ilmu (kebiiaksanaan) . Ia juga tidak bertakwa kepada Allah, tidak menyantuni  keluarga dekatnya, dan tidak memperdulikan hak Allah. Maha dia berkedudukan paling jahat dan keji_

Keempat, seorang hamha yang tidak memperoleh rezeki harta maupun ilmu pengetahuan dari Allah lalu dia berkata seandainya aku memiliki harta kekayaan maka aku akan melakukan seperti layaknya orang-orang yang menghamburkan uang, serampangan dan membabi-buta (kelompok yang ketiga), maka timhangan keduanya sama. (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

Friday 15 November 2013

Agama itu Indah

Sesungguhnya agama ini mudah dan tiada seorang yang mempersulit agama, kecuali pasti dikalahkannya. Bertindaklah tepat (benar), lakukan pendekatan, sebarkan berita gembira, permudahlah dan gunakan siang dan malam hari serta sedikit waktu fajar sebagai penolongmu. (HR, Bukhari)

Agama ini kokoh dan kuat. Masukilah dengan lunak dan jangan sampai timhul dalam dirimu kejenuhan beribadah kepada Robbmu. (HR. AI-Baihaqi)

Yang menyebabkan agama cacat ialah hawa nafsu. (HR Asysyihaab)

Umatku dibebaskan (dari tuntutan) disebabkan kesalahan (yang tidak disengaja), lupa dan terhadap apa yang dipaksakan kepada mereka. (HR. Ath Thobari)

Wednesday 13 November 2013

Amanah

Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Seorang bendahara muslim yang amanah adalah orang yang melaksanakan tugasnya (dengan baik) ". Dan seolah Beliau bersabda: "Dia melaksanakan apa yang diperintahkan kepadanya dengan sempurna dan jujur serta memiliki jiwa yang baik, dia mengeluarkannya (shadaqah) kepada orang yang berhak sebagaimana diperintahkan adalah termasuk salah satu dari Al Mutashaddiqin.(shahihbukhari)

www.chaton.com

Amanah

Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Seorang bendahara muslim yang amanah adalah orang yang melaksanakan tugasnya (dengan baik) ". Dan seolah Beliau bersabda: "Dia melaksanakan apa yang diperintahkan kepadanya dengan sempurna dan jujur serta memiliki jiwa yang baik, dia mengeluarkannya (shadaqah) kepada orang yang berhak sebagaimana diperintahkan adalah termasuk salah satu dari Al Mutashaddiqin.(shahihbukhari)

www.chaton.com

Thursday 7 November 2013

Hijrah

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada lagi hijrah setelah kemenangan (Makkah) akan tetapi yang tetap ada adalah jihad dan niat. Maka jika kalian diperintahkan berangkat berjihad, berangkatlah".

"Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan"

"Barangsiapa niat hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan.".

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan menolong (orang yang berhijrah) mereka itu satu sama lain saling melindungi").

"Barangsiapa hijrahnya karena Allah dan rasul-Nya,, maka hijrahnya dihitung karena Allah dan rasul-Nya, barangsiapa hijrahnya karena dunia yang ingin diperolehnya, atau wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya sekedar mendapat yang diniatkan."

Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(4:100).

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(2:218)

Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia.(8:74)

Monday 28 October 2013

Anak Yatim


وَعَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه عَنْ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( وَاَلَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ لِجَارِهِ - أَوْ لِأَخِيهِ- مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Anas bin Malik radhiallâhu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidaklah (sempurna) iman seseorang diantara kalian hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri". (H.R. Muttafaqun 'Alaih).

Bersikap Lemah-lembut Kepada Anak Yatim, Anak-Anak Perempuan Dan Orang Lemah Yang Lain-lain, Kaum Fakir Miskin, Orang-orang Cacat, Berbuat Baik Kepada Mereka, Mengasihi, Merendahkan Diri Serta Bersikap Merendah Kepada Mereka

Allah Ta'ala berfirman: "Dan tundukkanlah sayapmu -yakni bersikap merendahlah kepada sesama kaum mu'minin," (al-Hijr: 88)

Allah Ta'ala berfirman pula: "Dan sabarkanlah dirimu beserta orang-orang yang menyeru Tuhannya di waktu pagi dan sore yang mereka itu menginginkan keridhaan Allah dan janganlah engkau hindarkan pandanganmu terhadap mereka itu, karena engkau menginginkan keindahan hiasan keduniaan." (al-Kahf: 28)

Allah Ta'ala berfirman lagi: "Maka terhadap anak yatim, janganlah engkau bersikap kasar dan kepada peminta-peminta, janganlah engkau membentak-bentak." [26] (ad-Dhuha: 9-10)

Juga Allah Ta'ala berfirman: "Adakah engkau mengetahui siapa orang yang mendustakan Dia -Islam atau hari pembalasan di akhirat- itu? Yang sedemikian itu ialah orang yang tidak menghiraukan keadaan anak yatim dan tidak menyuruh -orang lain atau jiwanya sendiri- untuk memberi makan kepada orang miskin." (al-Ma'un: 1-3)

261. Dari Sa'ad bin Abu Waqqash r.a., katanya: "Kita beserta Nabi s.a.w. dan kita semua ada enam orang -selain Beliau s.a.w-. Kaum musyrikin lalu berkata: "Usirlah keenam orang itu, supaya mereka tidak berani -bersikap tidak sopan- kepada kita. Enam orang itu ialah saya -yang merawikan hadits ini-, Ibnu Mas'ud, seorang dari kabilah Hudzail, Bilal dan dua orang lagi yang tidak saya sebut namanya. Mereka ini dianggap tidak setaraf derajatnya oleh kaum musyrikin kalau duduk-duduk bersama mereka. Hal itu mengesan sekali dalam jiwa Rasulullah s.a.w. sedalam yang dikehendaki oleh Allah pengesanannya. Beliau mengusikkan itu dalam jiwanya, kemudian turunlah firman Allah -yang artinya-: "Janganlah engkau mengusir orang-orang yang menyeru kepada Tuhannya di waktu pagi dan sore yang mereka itu sama menginginkan keridhaan Allah belaka." (al-An'am: 52) (Riwayat Muslim)

262. Dari Abu Hurairah, yaitu 'A-idz bin 'Amr, al-Muzani dan ia termasuk golongan yang menyaksikan Bai'atur Ridhwan r.a. bahwasanya Abu Sufyan mendatangi Salman, Shuhaib, Bilal dalam sekelompok sahabat. Mereka lalu berkata: "Pedang-pedang Allah belum lagi bertindak terhadap musuh Allah sebagaimana tindakan yang semestinya -yang dimaksudkan musuh Allah ialah Abu Sufyan itu, sebab di kala itu ia masih menjadi kafir. Abu Bakar berkata: "Adakah engkau mengucapkan itu kepada sesepuh Quraisy dan penghulu mereka?" -Abu Bakar berkata ini karena mengharapkan supaya Abu Sufyan masuk Islam, bukan hendak melukai hati para sahabat yang berkata di atas-. Abu Bakar lalu mendatangi Nabi s.a.w. kemudian memberitahukan apa yang terjadi itu. Nabi s.a.w. bersabda: "Hai Abu Bakar, barangkali engkau menyebabkan mereka menjadi marah -sebab ucapanmu itu-. Jikalau engkau menyebabkan mereka marah, sesungguhnya engkau menyebabkan juga kemurkaan Tuhanmu." Kemudian Abu Bakar mendatangi orang-orang tadi lalu berkata: "Wahai saudara-saudaraku, apakah saya telah menyebabkan engkau semua menjadi marah?" Mereka menjawab: "Tidak. Semoga Allah memberikan pengampunan padamu, hai saudaraku." (Riwayat Muslim) Ucapannya: Ma'khadzaha artinya tidak memenuhi hak ketentuannya. Ya akhi diriwayatkan dengan fathahnya hamzah dan kasrahnya kha' serta diringankannya ya' - yakni tidak disyaddahkan. Juga diriwayatkan dengan dhammahnya hamzah, fathahnya kha' dan syaddahnya ya' -lalu berbunyi: Ukhayya.

263. Dari Sahl bin Sa'ad r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Saya dan orang yang memelihara anak yatim itu dalam syurga seperti ini." Beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya dan merenggangkan antara keduanya itu." (Riwayat Bukhari) Kafilul yatim ialah orang yang menanggung segala perkara yang diperlukan oleh anak yatim -baik makan, minum, kediaman, pakaian dan pendidikannya, juga lain-lainnya pula.

264. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Pemelihara anak yatim, baik miliknya sendiri atau milik lainnya, saya -Nabi s.a.w.- dan ia adalah seperti kedua jari ini di dalam syurga." Yang merawikan hadits ini yakni Malik bin Anas mengisyaratkan dengan menggunakan jari telunjuk serta jari tengahnya. (Riwayat Muslim) Sabda Nabi s.a.w. Alyatim iahu au lighairihi, artinya ialah yang masih termasuk keluarganya atau yang termasuk orang lain. Yang masih keluarganya seperti anak yatim yang dipelihara oleh ibunya, neneknya, saudaranya atau lain-lainnya orang yang masih ada kekeluargaan dengannya. Wallahu a'lam.

265. Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Bukannya orang miskin itu orang yang ditolak oleh orang lain ketika meminta sebiji atau dua biji kurma, atau ketika meminta sesuap atau dua suap makanan. Tetapi sesungguhnya orang miskin yang sebenar-benarnya ialah orang yang enggan meminta-minta -sekalipun sebenarnya ia membutuhkan-." (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat kedua kitab Shahih Bukhari dan Muslim itu disebutkan pula demikian: Nabi s.a.w. bersabda: "Bukannya orang miskin itu orang yang berkeliling menemui orang-orang banyak, lalu ditolak ketika meminta sesuap dua suap makanan atau sebiji dua biji kurma, tetapi orang miskin yang sebenar-benarnya ialah orang yang tidak mempunyai kekayaan untuk mencukupi kebutuhannya, tidak pula diketahui kemiskinannya, sebab andaikata diketahui tentu ia akan diberi sedekah, bahkan tidak pula ia suka berdiri lalu meminta-minta sesuatu kepada orang-orang."

266. Dari Abu Hurairah r.a. juga dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Orang yang berusaha untuk kepentingan seorang janda atau orang miskin itu seperti orang yang berjihad fisabilillah," dan saya -yang merawikan Hadits ini- mengira bahwa beliau s.a.w. juga bersabda: "Dan seperti pula seorang yang melakukan shalat malam yang tidak pernah letih -yakni setiap malam melakukannya, juga seperti orang berpuasa yang tidak pernah berbuka -yakni berpuasa terus setiap harinya-." (Muttafaq 'alaih)

267. Dari Abu Hurairah r.a. lagi dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Seburuk-buruk makanan ialah makanan walimah yang tercegah -yakni tidak diundang- orang yang ingin mendatanginya yaitu kaum fakir miskin, sebab membutuhkannya, tetapi diundanglah orang yang tidak ingin mendatanginya -yaitu kaum kaya raya sebab sudah sering makan yang enak-enak. Namun demikian barangsiapa yang tidak mengabulkan undangan walimah -pengantin- itu, maka ia telah bermaksiat kepada Allah dan RasulNya." (Riwayat Muslim) Dalam riwayat kedua kitab shahih Bukhari dan Muslim juga disebutkan demikian yaitu dari Abu Hurairah r.a., Nabi s.a.w. bersabda: "Sejelek-jelek makanan ialah makanan walimah yang diundanglah ke situ orang-orang kaya dan ditinggalkanlah orang-orang fakir miskin."

268. Dari Anas r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Barangsiapa yang menanggung segala keperluan dua gadis -dan mencukupkan makan minumnya, pakaiannya, pendidikannya, dan lain-lain- sampai keduanya meningkat usia baligh, maka ia datang pada hari kiamat, saya -Nabi Muhammad s.a.w.- dan ia adalah seperti kedua jari ini dan beliau mengumpulkan jari-jarinya." (Riwayat Muslim) Jariyataini yakni dua jariah artinya dua orang anak perempuan.

269. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Ada seorang wanita masuk ke tempatku dan beserta wanita itu ada dua anak gadisnya. Wanita itu meminta sesuatu, tetapi tidak menemukan sesuatu apapun di sisiku selain sebiji kurma saja, kemudian itulah yang kuberikan padanya, lalu wanita tadi membaginya menjadi dua untuk kedua anaknya itu, ia sendiri tidak makan sedikitpun dari kurma tersebut. Selanjutnya ia berdiri lalu keluar. Nabi s.a.w. kebetulan masuk di tempatku pada waktu itu, lalu saya beritahukanlah hal tadi. Beliau s.a.w. terus bersabda: "Barangsiapa yang diberi cobaan sesuatu dari gadis-gadis seperti ini, lalu berbuat baik kepada mereka, maka gadis-gadis itulah yang akan menjadi tabir untuknya dari siksa neraka." (Muttafaq 'alaih)

270. Dari Aisyah radhiallahu 'anha pula, katanya: "Saya didatangi oleh seorang wanita miskin yang membawa kedua anak gadisnya, lalu saya memberikan makanan kepada mereka itu berupa tiga biji buah kurma. Wanita itu memberikan setiap sebiji kurma itu kepada kedua anaknya. Seorang dapat sebuah dan sebuah lagi diangkatnya ke mulutnya -hendak dimakan sendiri-. Tiba-tiba kedua anaknya itu meminta supaya diberikan saja yang sebuah itu untuk mereka makan pula lalu wanita tadi memotong buah kurma yang hendak dimakan itu menjadi dua buah dan diberikan pada kedua anaknya. Keadaan wanita itu amat mengherankan saya, maka saya beritahukan apa yang diperbuat wanita itu kepada Rasulullah s.a.w., kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah telah mewajibkan untuk wanita itu akan masuk syurga karena kelakuannya tadi dan akan dimerdekakan pula dari siksa neraka." (Riwayat Muslim)

271. Dari Abu Syuraih, yaitu Khuwailid bin 'Amr al-Khuza'i r.a., katanya: "Nabi s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya saya sangat memberatkan dosa -yakni termasuk dosa yang berat- orang yang menyia-nyiakan haknya dua golongan yang lemah, yaitu anak yatim dan perempuan." Ini adalah hadits hasan yang diriwayatkan oleh an-Nasa'i dengan isnad yang baik. Makna Uharriju ialah aku menganggap dosa dan maksudnya berdosa bagi orang yang menyia-nyiakan haknya kedua macam orang di atas yakni anak yatim dan wanita, juga aku takut-takuti dengan sesangat-sangatnya orang yang melakukan sedemikian itu, bahkan kularang benar-benar, jangan sekali-kali dipermainkan hak-hak mereka itu.

272. Dari Mus'ab bin Sa'ad bin Abu Waqqash radhiallahu 'anhuma, katanya: "Sa'ad merasa bahwasanya ia memiliki kelebihan keutamaan dari orang-orang yang sebawahnya, kemudian Nabi s.a.w. bersabda: "Bukankah engkau semua tidak akan memperoleh pertolongan atau rezeki melainkan dengan sebab usaha dari orang-orang yang lemah dari kalanganmu semua itu." Diriwayatkan oleh Imam Bukhari sebagai hadits mursal, sebab sebenarnya Mus'ab bin Sa'ad itu adalah seorang Tabi'in. Hadits ini juga diriwayatkan oleh al-Hafizh Abu Bakar al-Barqani dalam kitab shahihnya sebagai Hadis muttashil dari Mus'ab dari ayahnya r.a.

273. Dari Abuddarda', yaitu 'Uwaimir r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Carilah untukmu orang-orang yang lemah, sebab sesungguhnya engkau semua diberi rezeki serta pertolongan dengan sebab orang-orang yang lemah di kalangan engkau semua itu." Diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan isnad yang baik.

Keterangan:
Hadis di atas menurut riwayat Imam an-Nasa'i berbunyi: "Sesungguhnya umat ini dapat memperoleh pertolongan -Allah Ta'ala- dengan sebab kaum yang lemah dari golongan mereka -kaum Muslimin-." Mengapa demikian? Dalam penafsirannya disebutkan bahwa kaum yang dha'if, lemah dan dipandang tidak berharga oleh umumnya masyarakat itulah yang justru banyak yang dikabulkan doanya, karena mereka ikhlas dalam berdoa dan lebih khusyu' dalam mengerjakan ibadah karena hati mereka sudah kosong sama sekali dari pemikiran perihal keduniawiyahan, sebab memang tidak memiliki kelebihan-kelebihan. Oleh sebab itu kita yang dari golongan berada, apalagi yang hartawan, jangan sekali-kali menganggap hina dina kepada mereka itu, sebab kefakiran dan kelemahan dalam hal harta benda itu memang bukan suatu cela. Mereka seyogyanya kita tolong sesuai dengan kemampuan kita, agar suka membantu kita berdoa untuk memperoleh rezeki yang halal. Mereka tentu suka mendoakan orang yang kasih sayang kepada mereka, sebab kalau ada rezeki yang kita peroleh, merekapun pasti akan merasakan bagiannya. Jadi sebagaimana orang yang tegap dan kuat merasa memiliki kelebihan dengan keberaniannya, maka kaum yang lemah itupun memiliki kelebihan di sisi Allah Ta'ala dengan doa yang mereka panjatkan yang mustajab (terkabul) kehadhirat Allah serta dengan keikhlasannya.

───
Catatan Kaki:

[26] Taqhar, dapat diartikan bersikap kasar atau menggunakan harta anak yatim itu untuk kepentingannya sendiri dan tidak ada maksud akan memberikan apabila ia telah dewasa. Adapun Tanhar yang artinya membentak-bentak, maksudnya ialah orang yang meminta-minta itu jangan ditolak secara kasar, tetapi berilah atau tolaklah dengan kata-kata yang baik dan halus.

Wednesday 23 October 2013

lebaran yatim

Ananda Darussalam, (panti asuhan dari Anak2 tanpa ayah bunda yang
ditinggalkan oleh orang tuanya, di Darussalam), Setelah mereka
ditinggalkan wafat oleh ayah atau ibunya, mereka menjadi yatim, atau
yatim piatu sementara bapak atau ibu yang ditinggal tersebut nikah
lagi akibatnya kehidupan mereka terancam dan tidak terurus baik
menyangkut makanan, pakaian, pendidikan, kesehatan dan kelangsungan
hidupnnya sehingga kewajibannya tidak hanya walinya tetapi anda,
bapak, ibu, saudara saya, kita semua yang mengaku muslim bertanggung
jawab, oleh karena itu harus ada diantara kita yang mengurus, untuk
membesarkan, memelihara dan mendidiknya, dan mejadikannya mereka
sebagai keluarga kita.
Dari permasalahan tersebut di atas dan didorong dengan keinginan yang
kuat (ikhlas lillahi taala), maka kami memohon ridla dengan rahmat
dan berkah Allah kami aktulisasikan dalam Hikmah Merayakan Lebaran
Yatim dan Santunan Ananda Darussalam."

Maka dari penyelenggaraan ini merupakan kelima tahun sejak berdirinya
Ananda Darussalam:

Adapun acara yang akan digelar adalah karnaval 5o mobil keliling garut
sekitar dan festival minat dan bakat Ananda Darussalam pada tanggal 1o
november 2o13 sangatlah tepat dimana momen bersejarah ini merupakan
salah satu bulan yang dimuliakan Allah, disamping menyemarakan syiar2
Islam (tahun baru dan hari assyura) sekaligus perwujudan Sunnah Rasul
(khususnya dihari Assyura)
dan juga atas perintah Agama untuk menjadikan mereka sebagai keluarga
(Kafilul yatim ialah orang yang menanggung segala perkara yang
diperlukan oleh anak yatim - baik makan, minum, kediaman, pakaian dan
pendidikannya, dan juga lain-lainnya pula)
mohon doa restu

Friday 11 October 2013

Kebaikan

Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada (2:148)

"Jagalah kalian dari neraka sekalipun dengan (bershadaqah) sebelah butir kurma".

Kebaikan Kadang diaktualisasikan  sesuai Interpretasi dan keinginan kita yang diwujudkan dengan perbuatan dalam jumlah yang banyak sesuai selera kepuasan dan tidak memalukan, ...

hal ini tdk sesuai dengan keikhlasan dalam beramal, padahal sekecil apapun ada nilai dan ganjaran disisi Allah, bukan dinilai dengan kuantitas, rasa, dan estetika menurut hati kita, seperti pentil dalam sebuah mobil tidak dianggap remeh atau spele, sebentuk kecilpun tetap manfaatnya akan besar dalam memajukan mobil  demikian pula kita tdk menganggap kecil suatu kesalahan atau kejahatan karna itu  tetap akan diminta pertanggung jawabannya, seperti duri yang nancap dikaki, bila ada bakterinya bisa membuat seseorang diamputasi, demikian pula sebaliknya...

Rasulullah bersabda: "Telah didekatkan surga kepadaku hingga seandainya aku dibenarkan (berani) untuk mengambilnya tentu aku akan bawakan kepada kalian kurma dari kurma-kurma didalamnya. Dan didekatkan juga neraka kepadaku hingga aku berkata, 'Wahai Rabb, aku bersama mereka. Tiba-tiba aku melihat seorang wanita'. Aku (Nafi') menduga beliau mengatakan, "Dicakar-cakar oleh seekor kucing. Aku bertanya, 'Apa yang menyebabkan demikian? Mereka menjawab, 'Wanita tersebut mengurung  kucing tersebut hingga mati karena kelaparan karena dia tidak memberinya makan atau membiarkan kucing tersebut pergi mencari makan.' Nafi' berkata, "Aku menduga beliau mengatakan, "Mencari makan dari serangga di permukaan tanah'."

"Barangsiapa yang bershadaqah dengan sebutir kurma hasil dari usahanya sendiri yang baik (halal), sedangkan Allah tidak menerima kecuali yang baik saja, maka sungguh Allah akan menerimanya dengan tangan kananNya lalu mengasuhnya untuk pemiliknya sebagaimana jika seorang dari kalian mengasuh anak kudanya hingga membesar seperti gunung".

jagalah kalian dari neraka sekalipun dengan (bershadaqah) sebutir kurma. Jika dia tidak memilikinya maka dengan berkata yang baik".

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.

Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. ( Surah Al-Zalzala, Verse 7- 8)

Wednesday 9 October 2013

Rahmat Allah

RAHMAT ALLAH MENGALAHKAN MURKANYA

Assalamu alaikum wrwb, mentemen terkasih...

Zinah adalah perbuatan dosa besar, karna perbuatan itu keji dan kotor, maka sangsinya harus dirajam (disiksa dengan 100x cambukan pakai rotan disaksikan oleh masyarakat sekampung) tidak ada balasan yang pantas kepadanya kecuali neraka, (naudzubillahi mindalik)... namun karna rahmat allah yang maha luas, kasih sayangnya telah mengalahkan kemurkaannya dengan mengampuni atau menyiksa seseorang atas sekehendaknya..., 

ketika seorang pelacur yang hina dina sedang musafir di tengah padang pasir merasa kehausan, kemudian mencari air yang jauh dari keramaian hingga susah mendapatkan... namun setelah berjuang mencari kesana kemari akhirnya menemukan sumur lalu dia turun mengambil air lalu kemudian meminum air secukupnya... lalu kemudian kembali naik dan sampe di atas kaget melihat anjing yang sedang menjulur julurkan lidahnya kehausan, kemudian dia empati merasa kasihan dan sayang kepada anjing itu, akhirnya turun kembali ke sumur dan dikasihnya anjing minum..., maka dalam riwayat tsb pelacur itu mati dalam khusnul khatimah, dia dapat ampunan dan fadhalnya Allah, karna allah maha pengampun yang mengampuni kepada siapa saja yang bertaubat akan kesalahanya dan hanya allah yang dapat menganugrahkan surganya kepada siapa yang dikehendakinya...wallahu alam allahummahdinas sirathalmustaqim...amin

dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri [Yang dimaksud perbuatan keji (faahisyah) ialah dosa besar yang mana mudharatnya tidak hanya menimpa diri sendiri tetapi juga orang lain, seperti zina, riba. Menganiaya diri sendiri ialah melakukan dosa yang mana mudharatnya hanya menimpa diri sendiri baik yang besar atau kecil], mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.(3:135)

Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(2:284)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, Seorang lelaki yang sama sekali tidak pernah melakukan kebaikan berkata kepada keluarganya, apabila dia mati, hendaknya mereka membakarnya, kemudian menghamburkan sebagian abunya di darat dan sebagian lagi di lautan. Demi Allah! Jika sekiranya Allah menakdirkan menyiksanya, tentu Dia akan menyiksanya dengan siksa yang tidak pernah dia timpakan kepada seorangpun di antara orang-orang di dunia. Kebetulan, ketika orang itu mati keluarganya melaksanakan apa yang diperintahkan. Lalu Allah memerintahkan daratan untuk mengumpulkan hamburan abu jenazah orang itu yang ada di daratan, dan memerintahkan lautan untuk mengumpulkan tebaran abu jenazah orang itu yang ada di lautan. Kemudian Allah berfirman, Mengapa engkau lakukan hal itu ؟ orang itu menjawab, Karena takut kepada-Mu, wahai Tuhan-ku! dan Engkau lebih tahu hal itu. Lalu Allah mengampuni orang tersebut (1574-1575)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. tentang apa yang beliau ceritakan dari Allah swt. beliau bersabda, Seorang hamba melakukan dosa, lalu mengucap, الّلهُمَّ اغْفِرْلِى ذَنْبِى Ya Allah, ampunilah dosaku. Allah Taala berfirman, Hamba-Ku berbuat dosa, tetapi dia tahu bahwa dia mempunyai Tuhan yang mau mengampuni dosa, atau menghukum sebab dosa itu. Kemudian orang itu mengulangi berbuat dosa, lalu mengucap sesudah itu, Wahai Tuhan-ku, ampunilah dosaku. Allah Taala berfirman, Hamba-Ku berbuat dosa, tetapi dia tahu bahwa dia mempunyai Tuhan yang bisa mengampuni dosa, atau menghukum sebab dosa itu. Kemudian orang itu melakukan dosa lagi, lalu mengucap, Wahai Tuhan-ku, ampunilah dosaku. Allah Taala berfirman, Hamba-Ku berbuat dosa, tetapi dia tahu bahwa dia mempunyai Tuhan yang dapat mengampuni dosa atau menghukum sebab dosa itu. Berbuatlah sesukamu, Aku benar-benar telah mengampunimu (selama engkau berdosa, lalu bertaubat)( 1576)

Hadis riwayat Abu Said Al Khudri ra. ia berkata, Nabi saw. bersabda, Di kalangan orang-orang sebelum kalian, ada seorang lelaki yang telah membunuh sembilan puluh sembilan orang, kemudian dia bertanya tentang penduduk bumi yang paling berilmu. Dia ditunjukkan kepada seorang rahib (pendeta), diapun mendatangi rahib tersebut dan mengatakan, bahwa dia telah membunuh sembilan puluh sembilan orang, apakah dia boleh bertaubat (dan diterima taubatnya) ؟ Rahib itu menjawab, Tidak! Mendengar jawaban rahib itu, dia segera membunuhnya, sehingga lengkaplah seratus orang yang telah dia bunuh. Kemudian dia bertanya-tanya lagi tentang penduduk bumi yang paling pintar. Ada yang menunjukkan kepada seorang yang alim (pandai). Dia datangi orang pandai itu dan mengatakan, bahwa dirinya telah membunuh seratus orang. Apakah dia masih layak bertaubat ؟ Orang alim itu menjawab, Ya! Siapa yang bisa menghalangi antara dia dengan taubat ؟ Pergilah ke negeri Anu. Di sana, orang-orang beribadah kepada Allah. Beribadahlah kepada Allah bersama mereka, jangan pulang ke negerimu, karena negerimu itu negeri yang jelek. Orang itu berangkat, sampai ketika dia sampai di pertengahan jalan, maut menjemputnya. Malaikat rahmat dan malaikat azab (siksa) saling berbantah mengenainya. Malaikat rahmat berkata, dia datang dalam keadaan bertaubat dan menghadapkan hatinya kepada Allah, sementara itu malaikat azab mengatakan, dia belum sempat melakukan perbuatan baik sama sekali. Lalu datanglah seorang malaikat dalam bentuk manusia. Malaikat-malaikat yang sedang berbantah itu mengangkatnya sebagai penengah di antara mereka. Malaikat dalam bentuk manusia itupun berkata, Ukurlah jarak di antara dua negeri. Ke negeri mana dia lebih dekat, maka ke sanalah dia digolongkan. Para malaikat itu mengukurnya. Ternyata mereka dapatkan orang itu lebih dekat ke negeri yang dituju (negeri yang baik, tempat beribadah), maka malaikat rahmatlah yang berhak mengambilnya (1581)
 

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (39:53)
 

Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (57:21)

dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (3:133.)

Nabi Adam dan Hawa as memiliki kisah penuh rahasia dan tanda tanya. Allah swt menempatkan mereka berdua di surga dan memerintahkan kepada mereka agar tidak memakan buah atau biji tertentu. Namun setan telah menggoda mereka dan mereka memakannya dan tertimpa bencana.
Allah swt berfirman kepada mereka: “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?(QS. Al-A’raf [7]: 22)

Dalam kondisi ini, nabi Adam dan Hawa as bertaubat dan mengangkat tangan sambil berdoa:

رَبّنا ظَلَمْنا أَنْفُسَنا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنا وَ تَرْحَمْنا لَنَكونَنَّ مِنَ الخاسِرينَ

“Keduanya berkata: Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Al-A’raf [7]: 23.)


Hadis riwayat Abu Hurairah ra. ia berkata, Nabi saw. bersabda, Ketika Allah menciptakan makhluk, Dia menulis dalam Kitab-Nya yang berada di sisi-Nya di atas Arsy, Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan murka-Ku (1571)


Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.( 4:48.)



Cinta itu jujur

1. Barangsiapa ingin dicintai Allah dan rasu!Nya hendaklah dia
berbicara benar (jujur), menepati amanat dan tidak mengganggu
tetangganya. (HR. Al-Baihaqi)

2. Barangsiapa mengutamakan kecintaan Allah atas kecintaan manusia
maka Allah akan melindunginya dari beban gangguan manusia. (HR.
Ad-Dailami)

3. Paling kuat tali huhungan keimanan ialah cinta karena Allah dan
benci karena Allah. (HR. Ath-Thabrani)

4. Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli (HR. Abu Dawud
dan Ahmad)

--

--
MisbaH
http://www.anandadarussalam.tk
http://nandang-misbah.blogspot.com

وَٱللَّهُ يَدۡعُوٓاْ إِلَىٰ دَارِ ٱلسَّلَـٰمِ وَيَہۡدِى مَن يَشَآءُ إِلَىٰ
صِرَٲطٍ۬ مُّسۡتَقِيم

Saturday 5 October 2013

Berkurban

DARUSSALAM TIAP TAHUN MENERIMA DAN MENYALURKAN HEWAN/DAGING QURBAN
DARI PEKURBAN KEPADA PARA MUSTAHIK DIMANA TAHUN LALU KAMI MENERIMA 8
SAPI (4 SAPI DARI 383 DAN 4 SAPI KELUARGA DARUSSALAM)DAN SATU
DOMBA...HARAPAN MASYARAKAT TAHUN INI AKAN LEBIH BANYAK LAGI BERHUBUNG
TAHUN LALU MUSTAHIK SUDAH MENCAPAI 2800 ORANG DARI BERBAGAI DAERAH DI
WILAYAH WANARAJA dan sekitarnya

Kurban

adalah wujud akan

kecintaan kepada Allah,

dan tidak dikatakan

cinta bila tidak dibuktikan

dengan suatu

pengorbanan. Kurban

asal kata

dari arab kata qaraba,

dekat (upaya

mendekatkan diri pada

Allah

sebagai wujud syukur)

adalah dg pemotongan

hewan tentu saja yang

diwajibkan bagi orang

mampu akan tetapi bila

dilihat kaidah pendekatan

tidak hanya orang yang

mampu bahkan yang

tidak punya pun bisa

melaksanakan dengan

sedekah.

akan tetapi bila sedekah

harta tidak ada, bisa

dilakukan dengan

tenaga, pikiran, mengajak

amar makruf dan

melarang kejahatan dan

minimal mendoakan

orang lainpun adalah

sedekah

karna apapun ucapan,

perbuatan dan semua

yang kita lakukan dg baik

itu

adalah sedekah, dengan

kata lain sedekah tidak

hanya orang mampu saja


Berkurbanlah sebelum

jadi Korban


Dan

siapa yang dipelihara dari

ke kikiran dirinya, mereka

itulah orang orang yang

beruntung Surah: Al-

Hasyr - Ayat: 9 faittaquu

allaaha maa istatha'tum

waisma'uu wa-athii'uu wa-

anfiquu khayran li-

anfusikum waman yuuqa

syuhha nafsihi faulaa-ika

humu almuflihuuna 16.

Maka bertakwalah kamu

kepada Allah menurut

kesanggupanmu dan

dengarlah serta ta'atlah

dan nafkahkanlah nafkah

yang baik untuk dirimu

[1481]. Dan barangsiapa

yang dipelihara dari ke

kikiran dirinya, maka

mereka itulah orang-

orang yang beruntung.

[1481] Maksudnya:

nafkahkanlah nafkah

yang bermanfaat bagi

dunia dan akhirat. Surah:

At-Taghaabun - Ayat: 16

alladzii jama'a maalan

wa'addadahu 2. yang

mengumpulkan harta dan

menghitung- hitung

[1601], [1601] Maksudnya

mengumpulkan dan

menghitung-hitung harta

yang karenanya dia

menjadi kikir dan tidak

mau menafkahkannya di

jalan Allah. Surah: Al-

Humazah - Ayat: 2

Ingatlah, kamu ini orang-

orang yang diajak untuk

menafkahkan (hartamu)

pada jalan Allah. Maka di

antara kamu ada yang

kikir, dan siapa yang kikir

sesungguhnya dia

hanyalah kikir terhadap

dirinya sendiri. Dan Allah-

lah yang Maha Kaya

sedangkan kamulah

orang-orang yang

berkehendak (kepada-

Nya); dan jika kamu

berpaling niscaya Dia

akan mengganti (kamu)

dengan kaum yang lain;

dan mereka tidak akan

seperti kamu ini. Surah:

Muhammad - Ayat: 38

aaminuu biallaahi

warasuulihi wa-anfiquu

mimmaa ja'alakum

mustakhlafiina fiihi

faalladz iina aamanuu

minkum wa-anfaquu

lahum ajrun kabiirun 7.

Berimanlah kamu kepada

Allah dan Rasul- Nya dan

nafkahkanlah sebagian

dari hartamu yang Allah

telah menjadikan kamu

menguasainya (l457).

Maka orang-orang yang

beriman di antara kamu

dan menafkahkan

(sebagian) dari hartanya

memperoleh pahala yang

besar. [1457]. Yang

dimaksud dengan

menguasai di sini ialah

penguasaan yang bukan

secara mutlak. Hak milik

pada hakikatnya adalah

pada Allah. Manusia

menafkahkan hartanya itu

haruslah menurut hukum-

hukum yang telah

disyariatkan Allah.

Karena itu tidaklah boleh

kikir dan boros. Surah: Al-

Hadiid - Ayat: 7 alladziina

yabkhaluuna waya/

muruuna alnnaasa

bialbukhli waman

yatawalla fa-inna allaaha

huwa alghaniyyu alh

amiidu 24. (yaitu) orang-

orang yang kikir dan

menyuruh manusia

berbuat kikir. Dan

barangsiapa yang

berpaling (dari perintah-

perintah Allah) maka

sesungguhnya Allah Dia-

lah Yang Maha Kaya lagi

Maha Terpuji. Surah: Al-

Hadiid - Ayat: 24

Syaitan menjanjikan

(menakut- nakuti) kamu

dengan kemiskinan dan

menyuruh kamu berbuat

kejahatan ( kikir); sedang

Allah menjadikan

untukmu ampunan

daripada-Nya dan karunia

[170]. Dan Allah Maha

Luas (karunia-Nya) lagi

Maha Mengatahui. [170]

Balasan yang lebih baik

dari apa yang dikerjakan

sewaktu di dunia. Surah:

Al-Baqarah - Ayat: 268

alladziina yabkhaluuna

waya/muruuna alnnaasa

bialbukhli wayaktumuuna

maa aataahumu allaahu

min fadhlihi wa-a'tadnaa

lilkaafiriina 'adzaaban

muhiinaan 37. (yaitu)

orang-orang yang kikir,

dan menyuruh orang lain

berbuat kikir, dan

menyembunyikan karunia

Allah yang telah

diberikan-Nya kepada

mereka. Dan Kami telah

menyediakan untuk

orang-orang kafir [296]

siksa yang menghinakan.

[296] Maksudnya kafir

terhadap ni'mat Allah,

ialah karena kikir,

menyuruh orang lain

berbuat kikir.

Menyembunyikan karunia

Allah berarti tidak

mensyukuri ni'mat Allah.

SEBAB TURUNNYA

AYAT: Ibnu Jarir

mengetengahkan dari

jalur Ibnu Ishak dari

Muhammad bin Abu

Muhammad dari Ikrimah

atau Said dari Ibnu

Abbas, katanya, "Kardum

bin Zaid yakni sekutu dari

Ka'ab bin Asyraf,

bersama Usamah bin

Habib, Nafi' bin Abu Nafi',

Bahri bin Amr, Huyay bin

Akhtab dan Rifa'ah bin

Zaid bin Tabut datang

kepada beberapa lelaki

Ansar memberi mereka

nasihat, kata mereka,

'Jangan belanjakan harta

kalian. Kami khawatir

kalian akan ditimpa

kemiskinan habisnya

harta itu. Dan jangan

buru-buru mengeluarkan

nafkah, karena kalian

tidak tahu apa yang akan

terjadi!' Maka Allah swt.

pun menurunkan

mengenai mereka ini,

"Yaitu orang- orang yang

kikir dan menyuruh

manusia bersifat kikir...'

sampai dengan firman-

Nya, 'dan Allah Maha

Mengetahui keadaan

mereka.'" (Q.S. An-Nisa

37-39) Surah: An-Nisaa -

Ayat: 37
sebenarnya tangan

merekalah yang

dibelenggu [427] dan

merekalah yang dila'nat

disebabkan apa yang

telah mereka katakan itu.

(Tidak demikian), tetapi

kedua-dua tangan Allah

terbuka; Dia

menafkahkan

sebagaimana Dia

kehendaki. Dan Al-

Qur'an yang diturunkan

kepadamu dari Tuhanmu

sungguh-sungguh akan

menambah kedurhakaan

dan kekafiran bagi

kebanyakan di antara

mereka. Dan Kami telah

timbulkan permusuhan

dan kebencian di antara

mereka sampai hari

kiamat. Setiap mereka

menyalakan api

peperangan Allah

memadamkannya dan

mereka berbuat

kerusakan dimuka bumi

dan Allah tidak menyukai

orang-orang yang

membuat kerusakan.

[426]. Maksudnya ialah

kikir. [427]. Kalimat-

kalimat ini adalah kutukan

dari Allah terhadap orang-

orang Yahudi berarti

bahwa mereka akan

terbelenggu di bawah

kekuasaan bangsa-

bangsa lain selama di

dunia dan akan disiksa

dengan belenggu neraka

di akhirat kelak. SEBAB

TURUNNYA AYAT:

Imam Thabrani

mengetengahkan dari

Ibnu Abbas yang

menceritakan, bahwa ada

seseorang lelaki Yahudi

berkata kepada Nabi

saw., "Sesungguhnya

Tuhanmu itu bakhil, tidak

mau memberi." Orang

tersebut dikenal dengan

nama Nabbasy bin Qais;

kemudian Allah

menurunkan firman-Nya,

"Orang-orang Yahudi

berkata, 'Tangan Allah

terbelenggu...'" (Q.S. Al-

Maidah 64) Abu Syekh

mengetengahkan dari

jalur lain yang bersumber

dari Ibnu Abbas juga, ia

mengatakan, "Ayat:

Orang-orang Yahudi

berkata, 'Tangan Allah

terbelenggu...' (Q.S. Al-

Maidah 64) diturunkan

sebagai bantahan

terhadap apa yang

dikatakan oleh Fanhash

pemimpin Yahudi Bani

Qainuqa." Surah: Al-

Maidah - Ayat: 64


65.

Katakanlah: " Dialah yang

berkuasa untuk

mengirimkan azab

kepadamu, dari atas

kamu atau dari bawah

kakimu [482] atau Dia

mencampurkan kamu

dalam golongan-

golongan (yang saling

bertentangan) dan

merasakan kepada

sebahagian kamu

keganasan sebahagian

yang lain. Perhatikanlah,

betapa Kami

mendatangkan tanda-

tanda kebesaran Kami

silih berganti [483] agar

mereka memahami

(nya)". [482] Azab yang

datang dari atas seperti

hujan batu, petir dan lain

lain. Yang datang dari

bawah seperti gempa

bumi, banjir dan

sebagainya. [483]

Maksudnya: Allah s.w.t.

mendatangkan tanda-

tanda kebesaranNya

dalam berbagai rupa

dengan cara yang

berganti-ganti. Adapula

para mufassirin yang

mengartikan ayat di sini

dengan ayat-ayat Al-

Quraan yang berarti

bahwa ayat Al-Quraan itu

diturunkan ada yang

berupa berita gembira,

ada yang berupa

peringatan, cerita-cerita,

hukum-hukum dan lain-

lain. SEBAB TURUNNYA

AYAT: Ibnu Abu Hatim

mengetengahkan melalui

Zaid bin Aslam yang telah

mengatakan, bahwa

tatkala ayat ini turun,

yaitu firman-Nya,

"Katakanlah! 'Dialah yang

berkuasa untuk

mengirimkan azab

kepadamu dari atas

kamu...'" (Q.S. Al-An'am

65) Rasulullah saw.

bersabda, "Janganlah

kamu kembali menjadi

kufur sesudahku di mana

sebagian kamu memukul

leher sebagian lainnya

dengan pedang."

Kemudian para sahabat

berkata, "Bukankah kami

telah bersaksi, bahwa

tidak ada tuhan selain

Allah dan sesungguhnya

engkau adalah sebagai

utusan-Nya?" Sedangkan

sebagian orang-orang

mengatakan, "Tidak akan

terjadi selamanya

sebagian di antara kami

memukul sebagian

lainnya sedangkan kami

sama-sama sebagai

kaum muslimin."

Kemudian turunlah ayat,

"Perhatikanlah, betapa

Kami mendatangkan

tanda-tanda kebesaran

Kami silih-berganti agar

mereka memahaminya.

Dan kaummu

mendustakannya (azab)

padahal azab itu benar

adanya. Katakanlah, 'Aku

ini bukanlah orang yang

diserahi mengurus

urusanmu.' Untuk tiap-

tiap berita (yang dibawa

oleh rasul-rasul) ada

(waktu) terjadinya dan

kelak kamu akan

mengetahui." (Q.S. Al-

An`am 65-67). Surah: Al-

An'am - Ayat: 65 fa-

akhadzat-humu alrrajfatu

fa-ashbahuu fii daarihim

jaatsimiina 78. Karena itu

mereka ditimpa gempa,

maka jadilah mereka

mayat- mayat yang

bergelimpangan di tempat

tinggal mereka. Surah: Al-

A'raf - Ayat: 78 fa-

akhadzat-humu alrrajfatu

fa-ashbahuu fii daarihim

jaatsimiina 91. Kemudian

mereka ditimpa gempa,

maka jadilah mereka

mayat- mayat yang

bergelimpangan di dalam

rumah-rumah mereka,

Surah: Al-A'raf - Ayat: 91



--

--
MisbaH
http://www.anandadarussalam.tk
http://nandang-misbah.blogspot.com

وَٱللَّهُ يَدۡعُوٓاْ إِلَىٰ دَارِ ٱلسَّلَـٰمِ وَيَہۡدِى مَن يَشَآءُ إِلَىٰ
صِرَٲطٍ۬ مُّسۡتَقِيم

Friday 4 October 2013

Berkurbanlah sebelum jadi korban

Menjadi Yang Paling
Dicintai

"Bukan daging-daging
unta dan darahnya itu
yang dapat mencapai
(keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari
kamulah yang dapat
mencapainya …" (Al- Hajj: 37)

Maha Agung Allah
yang Menciptakan
kehidupan dengan
segala
kelengkapannya. Ada kelengkapan pokok,
ada juga yang cuma
hiasan. Sayangnya,
tak sedikit manusia
yang terkungkung pada
jeratan kelengkapan aksesoris.

Berkurbanlah, Anda
akan menjadi yang
paling kaya
Logika sederhana
manusia kerap mengatakan kalau
memberi berarti
terkurangi. Seseorang
yang sebelumnya
punya lima mangga
misalnya, akan berkurang jika ia
memberikan dua
mangga ke orang lain.
Logika inilah yang
akhirnya menghalangi
orang untuk berkurban. Jika bukan karena iman
yang dalam, logika ini
akan terus bercokol
dalam hati. Ia akan
terus menenggelamkan
manusia dalam kehidupan yang
sempit, hingga ajal
menjemput. Sulit
menerjemahkan
sebuah pemberian
sebagai keuntungan. Sebaliknya, pemberian
dan pengorbanan
adalah sama dengan
pengurangan.
Rasulullah saw.
mengajarkan logika yang berbeda. Beliau
saw. mengikis sifat-
sifat kemanusiaan
yang cinta kebendaan
menjadi sifat mulia
yang cinta pahala. Semakin banyak
memberi, orang akan
semakin kaya. Karena
kaya bukan pada
jumlah harta, tapi pada
ketinggian mutu jiwa. Rasulullah saw.
mengatakan, "Yang
dinamakan kekayaan
bukanlah banyaknya
harta benda. Tetapi,
kekayaan yang sebenarnya ialah
kekayaan jiwa
(hati)." (HR. Abu Ya'la)

Berkurbanlah, Anda
akan menjadi orang
sukses Sukses dalam hidup
adalah impian tiap
orang. Tak seorang
pun yang ingin hidup
susah: rezeki menjadi
sempit, kesehatan menjadi langka, dan
ketenangan cuma
dalam angan-angan.
Hidup seperti siksaan
yang tak kunjung usai.
Semua langkah seperti selalu menuju
kegagalan. Buntu.
Namun, tak sedikit
yang cuma berputar-
putar pada jalan yang
salah. Padahal, rumus jalan bahagia sangat
sederhana. Di
antaranya, kikis segala
sifat kikir, Anda akan
menemukan jalan hidup
yang serba mudah. Allah swt. berfirman,
"Ada pun orang yang
memberikan (hartanya
di jalan Allah) dan
bertakwa, dan
membenarkan adanya pahala yang terbaik
(surga), maka Kami
kelak akan menyiapkan
baginya jalan yang
mudah. Dan ada pun
yang bakhil dan merasa dirinya cukup,
serta mendustakan
pahala yang terbaik,
maka kelak Kami akan
menyiapkan baginya
(jalan) yang sukar." (Al- Lail: 5-10)
Kalau jalan hidup
menjadi begitu mudah,
semua halangan akan
terasa ringan. Inilah
pertanda kesuksesan hidup seseorang.
Semua yang dicita-
citakan menjadi
kenyataan. Maha
Benar Allah dalam
firman-Nya, "…dan siapa yang dipelihara
dari kekikiran dirinya,
mereka itulah orang-
orang yang
sukses." (Al-Hasyr: 9)

Berkurbanlah, Anda akan sangat dekat
dengan Yang Maha
Sayang
Sebenarnya, Allah
sangat dekat dengan
hamba-hambaNya melebihi dekatnya sang
hamba dengan urat
lehernya. "Dan
sesungguhnya Kami
telah menciptakan
manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan oleh hatinya,
dan Kami lebih dekat
kepadanya dari pada
urat lehernya." (Qaaf:
16) Namun, ketika ada
hijab atau dinding, yang
dekat menjadi terasa
sangat jauh. Karena
hijab, sesuatu menjadi
tak terlihat, tak terdengar, bahkan tak
terasa sama sekali.
Dan salah satu hijab
yang kerap
menghalangi kedekatan
seorang hamba dengan Penciptanya adalah
kecintaan pada harta.
Islam tidak
mengajarkan umatnya
untuk tidak berharta.
Atau, menjadi miskin dulu agar bisa dekat
dengan Allah swt.
Tentu bukan itu. Tapi,
bagaimana meletakkan
harta atau fasilitas
hidup lain cuma di tangan saja. Bukan
tertanam dalam hati.
Dengan kata lain, harta
cuma sebagai sarana.
Bukan tujuan.
Karena itu, perlu pembiasaan-
pembiasaan agar jiwa
tetap terdidik. Dan
salah satu pembiasaan
itu adalah dengan
melakukan kurban. Karena dari segi
bahasa saja, kurban
berasal dari
kata qoroba-yaqrobu-
qurbanan artinya
pendekatan.

Berkurban adalah upaya seorang
hamba Allah untuk
mengikis hijab-hijab
yang menghalangi
kedekatannya dengan
Yang Maha Sayang.

Berkurbanlah, Anda
akan menjadi yang
paling dicintai
Setiap cinta butuh
pengorbanan. Kalau
ada orang yang ingin dicintai orang lain tanpa
memberikan
pengorbanan,
sebenarnya ia sedang
memperlihatkan cinta
palsu. Cinta ini tidak pernah abadi. Cuma
bergantung pada
sebuah kepentingan
sementara.
Allah swt. Maha Tahu
atas isi hati hamba- hambaNya. Mana yang
benar-benar mencintai,
dan mana yang cuma
main-main. Dan salah
satu bentuk keseriusan
seorang hamba Allah dalam mencari cinta
Yang Maha Pencinta
adalah dengan
melakukan
pengorbanan. Bisa
berkorban dengan tenaga, pikiran, dan
harta di jalan Allah. Dan
sebenarnya,
pengorbanan itu bukan
untuk kepentingan
Allah. Allah Maha Kaya. Justru,
pengorbanan akan
menjadi energi baru
bagi si pelaku itu
sendiri.

Thursday 26 September 2013

Yang Mulia

assalamualaikumwrwb, my dear...Mulia
tidaknya seseorang
tidak dilihatdari
tampilannya,melainkan
dari performabatiniah
atau hatinya. ..."Sesungguhnya, Allah
tidak melihat rupa dan
harta-harta kamu, tapi
melihat hati dan
perbuatanmu"(HR
Muslim) Siapa yg meyakini
kebesaran
Allah ia tdk akan pernah
ditimpakehinaan.Dan
siapa yg menyandarkan
harapan kpd Allah.... pastilahharapan itu
menjadikenyataan
"Ingatlah, sungguhdalam jasad
manusia
ada segumpaldaging,
apabila dia baik, maka
baiklah seluruhtubuh,
apabila ia buruk,maka buruklah seluruhtubuh,
ketahuilahsegumpal
dagingitu adalah
hati." (HR. Muttafaqun
Alaih)
kalau kemuliaan itu
dìidentikandengan
harta kekayaan,kenapa
Korun terkaya sedunia
justrudia terhina bahkan
matinyapuntenggelamkebumibersama
hartanya,kalau pangkat
dan jabatansbg
kekuasaanitu dianggap
suatu kemuliankenapa
Firaun justruterhina bahkan matinyapun
sepertiikan asin, kalau
kebangsawananatau
turunandijadikan
kehormatankenapa
Kan'an terhina padahal putranabi
Nuh, ...Sesungguhnya
orang
yang palingmulia di
antara kamu di sisi
Allah ialah orang yang palingtaqwa di antara
kamu.(49.13)
Kita berasal dari Allah dan akan kembali kepadaNya, ("Innaa lillaahi wa innaa ilaihi
raaji`uun") tetapi Allah akan menerimanyabila hati kita dalam keadaan suci(layanfauna malun walabanun illa man atallaha biqalbinsalim) karna manusiatdk luputdari makhlulkhatha wannisyan, banyak salah dan dosa akan tetapi bukanberarti manusiayang baik itu tidak pernah bersalah,manusiayang baik adalah manusia yang mengakuikesalahanya dan tidak mau mengulangiperbuatansalahnyadengan memohonampunan dari sgl kesalahannyatsb (3.135), (taubat, sungguhberuntunglahorang yang dapatmenyucikandiri dg beriman87.14) maka dengan taubatinilah menjadikesuciandiri bagaikan cerminyang bersihakan menerimadan bercahayasebagaimanayang diterimanya membiasmenerangisekitarnya dan agar tetap bersihdan bercahayamaka ada upaya dan menjaganyasesuai dg syarat dan ketentuan (menurut syariat) adalah takwa dg tertib dan kontinutidak berubahwalau situasidan kondisi yang mempengaruhinya,dan tetapteguh dalam pendiriansertatumaninah(istiqamah) maka menjadijiwa yang tenangyang akan diseru
Allah...Hai jiwa yang
tenang.Kembalilah kepada
Tuhanmudengan hati
yang puas lagi diridhai-
Nya. Maka masuklahke
dalam jama'ahhamba-
hamba-Ku, masuklahke dalam
syurga-Ku.(89.27-30)

Saturday 21 September 2013

Bls: Hak & Kewajiban Suami Istri

39. Allah melaknat suami yang mengamhil Iaki- Iaki Iain untuk mengawini bekas isterinya yang sudah cerai tiga talak supaya bisa dirujuk kembali olehnya. Jadi perkawinan itu sekedar tipu muslihat bagi pengesahan rujuk_ Orang yang mau disuruh membantu tipu daya dengan mengawini Ialu dicerai (tidak digauli) juga dilaknat Allah. (HR. Bukhari dan Muslim)

40. Rasulullah Saw melarang kawin mut'ah. (HR. Bukhari) Penjelasan: Kawin mut'ah ialah kawin untuk waktu tertentu atau disehut kawin kontrak.

41 _ Talak (perceraian) adalah suatu yang halal yang paling dihenci Allah. (HR. Ahu Dawud dan Ahmad)

42. Ada tiga perkara yang kesungguhannya adalah kesungguhan (serius) dan guraunya (main-main) adalah kesungguhan (serius), yaitu perceraian, nikah dan rujuk_ (HR. Abu Hanifah) Penjelasan: Jadi dilarang bergurau (main-main) dalam ketiga perkara diatas.

43. Apahila suami mengajak isterinya (bersenggama) Ialu isterinya menolak melayaninya dan suami sepanjang malam jengkel maka (isteri) dilaknat malaikat sampai pagi. (Mutafaq'aIaih)

44. Terkutuklah siapa-siapa yang menyetuhuhi isterinya Iewat dubumya. (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ihnu Majah)

45. Allah tidak akan melihat (memperhatikan) seorang Ielaki yang menyetubuhi Iaki-Iaki Iain (homoseks) atau yang menyetubuhi isteri pada duburnya_ (HR. Tirmidzi)

46. Saling berwasiatlah kalian tentang kaum wanita dengan baik-baik. Mereka itu adalah tawanan di tanganmu_ Tiada kalian bisa menguasai apa-apa dari mereka, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji (zina), pisahkanlah diri kalian dari tempat tidur mereka atau Iakukan pemukulan yang tidak membekas. Apabila mereka mentaatimu maka janganlah kamu mencari-cari jalan umuk menyusahkannya_ Kalian punya hak atas mereka dan mereka pun punya hak atas ka!ian_ Hak kalian atas mereka adalah mereka tidak boleh membiarkan tempat tidur kalian diinjak oleh orang yang tidak kalian

sukai, dan hak mereka atas kalian adalah memberi sandang-pangan kepada mereka (isteri- isterimu) dengan yang baik-baik_ (HR. Ihnu Majah dan Tirmidzi)

Keterangan: Di dalam buku "Ketentuan Nafkah Istri dan Anak" karya Drs. Muhammad Thalih, disebutkan bahwa ketentuan nafkah untuk istri diantaranya adalah: - Keperluan makan dan minum - Keperluan pakaian - Keperluan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan Selain itu, suami berkewajihan pula menyediakan tempat tingga! untuk istri dan diri sendiri sesuai dengan kemampuannya, sehagaimana yang difirmankan oleh Allah swt didalam AI Gur'an, "Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka." (Surat 65. ATH THALAAQ - Ayat 6)


------------------------------
Pada Rab, 18 Sep 2013 06:38 ICT Abah menulis:

>
>22. Hak suami atas isteri ialah tidak menjauhi tempat tidur suami dan memperlakukannya dengan benar dan jujur, mentaati perintahnya dan tidak ke Iuar (meninggalkan) rumah kecuali dengan ijin suaminya, tidak memasukkan ke rumahnya orang-orang yang tidak disukai suaminya_ (HR. Ath-Thabrani)
>
>23. Tidak sah puasa (puasa sunah) seorang wanita yang suaminya ada di rumah, kecuali dengan seijin suaminya. (Mutafaq'a!aih)
>
>24. Tidak dibenarkan seorang wanita memberikan kepada orang Iain dari harta suaminya kecuali dengan ijin suaminya_ (HR. Ahmad)
>
>25. Tidak dibenarkan manusia sujud kepada manusia, dan kalau dibenarkan manusia sujud kepada manusia, aku akan memerintahkan wanita sujud kepada suaminya karena besarnya jasa (hak) suami terhadap isterinya_ (HR. Ahmad)
>
>27. Bila seorang menggauli isterinya janganlah segan untuk mengucapkan doa: "Ya Allah, jauhkanlah aku dari setan dan jauhkan setan dari apa yang Engkau berikan rezeki bagiku(anak)."

Wednesday 18 September 2013

Hak & Kewajiban Suami Istri

22. Hak suami atas isteri ialah tidak menjauhi tempat tidur suami dan memperlakukannya dengan benar dan jujur, mentaati perintahnya dan tidak ke Iuar (meninggalkan) rumah kecuali dengan ijin suaminya, tidak memasukkan ke rumahnya orang-orang yang tidak disukai suaminya_ (HR. Ath-Thabrani)

23. Tidak sah puasa (puasa sunah) seorang wanita yang suaminya ada di rumah, kecuali dengan seijin suaminya. (Mutafaq'a!aih)

24. Tidak dibenarkan seorang wanita memberikan kepada orang Iain dari harta suaminya kecuali dengan ijin suaminya_ (HR. Ahmad)

25. Tidak dibenarkan manusia sujud kepada manusia, dan kalau dibenarkan manusia sujud kepada manusia, aku akan memerintahkan wanita sujud kepada suaminya karena besarnya jasa (hak) suami terhadap isterinya_ (HR. Ahmad)

27. Bila seorang menggauli isterinya janganlah segan untuk mengucapkan doa: "Ya Allah, jauhkanlah aku dari setan dan jauhkan setan dari apa yang Engkau berikan rezeki bagiku(anak)."

Tuesday 17 September 2013

keutamaan

Barangsiapa melapangkan kesusahan (kesempitan) untuk seorang mukmin di dunia maka Allah akan melapangkan baginya kesusahan dari kesusahan-kesusahan pada hari kiamat dan barangsiapa memudahkan kesukaran seseorang maka Allah akan memudahkan baginya di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah selalu menolong hamha yang suka menolong kawannya. Barangsiapa menempuh jalan menuntut ilmu maka Allah akan mempermudah baginya jalan ke surga. Suatu kaum yang berkumpul dalam sebuah rumah dari rumah- rumah Allah, bertilawat AI Qur'an dan mempelajarinya bersama maka Allah akan menurunkan ketentraman dan menaungi mereka dengan rahmat_ Para malaikat mengitari mereka dan Allah menyebut-nyebut mereka di kalangan para malaikat yang ada di sisiNya_ Barangsiapa Iambat dengan amalan-amalannya maka tidak dapat dipercepat dengan mengandalkan keturunannya. (HR. Muslim)

Monday 16 September 2013

wara

Peliharalah (perintah dan Iarangan) Allah, niscaya kamu akan selalu merasakan kehadiran- Nya. Kenalilah Allah waktu kamu senang, niscaya Allah akan mengenalimu waktu kamu dalam kesulitan. Ketahuilah, apa yang Iuput dari kamu adalah sesuatu yang pasti tidak mengenaimu dan apa yang akan mengenaimu pasti tidak akan meleset dari kamu. Kemenangan (keberhasilan) hanya dapat dicapai dengan kesabaran_ Kelonggaran bersamaan dengan kesusahan dan datangnya kesulitan bersamaan dengan kemudahan_ (HR. Tirrnidzi)

Friday 13 September 2013

Takwa dan keUtamaannya

Keutamaan Takwa
 
1. Barangsiapa mengucapkan "Laa ilaaha illallah" dengan ikhlas, masuk surga. Para sahabat bertanya, "Apa keikhlasannya, ya Rasulullah?" Nabi Saw menjawab, "Memagarinya (melindunginya) dari segala apa yang diharamkan Allah." (HR. Ath-Thabrani) 
2. Tiap orang yang bertakwa termasuk keluarga Muhammad (umat Muhammad). (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi) 
3. Kemuliaan dunia adalah kekayaan dan kemuliaan akhirat adalah ketakwaan. Kamu, baik laki-laki maupun perempuan, kemuliaanmu adalah kekayaanmu, keutamaanmu adalah ketakwaanmu, kedudukanmu adalah akhlakmu dan (kebanggaan) keturunanmu adalah amal perbuatanmu. (HR. Ad-Dailami).  Yang dinamakan kekayaan bukanlah banyaknya harta-benda tetapi kekayaan yang sebenarnya ialah kekayaan jiwa (hati). (HR. Abu Ya'la) 
4. Rasulullah Saw ditanya tentang sebab-sebab paling banyak yang memasukkan manusia ke surga. Beliau menjawab, "Ketakwaan kepada Allah dan akhlak yang baik." Beliau ditanya lagi, "Apa penyebab banyaknya manusia masuk neraka?" Rasulullah Saw menjawab, "Mulut dan kemaluan." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban) 
5. Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya menghapusnya. Bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang luhur. (HR. Tirmidzi) 
6. Tiadalah kamu beriman sehingga perilaku hawa nafsumu sesuai dengan tuntunan ajaran yang aku bawa. (HR. Ath-Thabrani) 
7. Bertakwalah kepada Allah karena itu adalah kumpulan segala kebaikan, dan berjihadlah di jalan Allah karena itu adalah kerahiban kaum muslimin, dan berzikirlah kepada Allah serta membaca kitabNya karena itu adalah cahaya bagimu di dunia dan ketinggian sebutan bagimu di langit. Kuncilah lidah kecuali untuk segala hal yang baik. Dengan demikian kamu dapat mengalahkan setan. (HR. Ath-Thabrani) 
8. Cukup berdosa orang yang jika diingatkan agar bertakwa kepada Allah, dia marah. (HR. Ath-Thabrani)
Ketaqwaan
 
Allah Ta'ala berfirman:
"Hai sekalian orang yang beriman, bertaqwalah engkau semua kepada Allah dengan sebenar-benarnya ketaqwaan." (ali-lmran: 102)
Allah Ta'ala berfirman pula:
"Maka   bertaqwalah   engkau  semua   kepada   Allah  sekuat-kuatmu." (at-Taghabun: 16)
Ayat ini menjelaskan apa yang dimaksudkan dari ayat yang pertama.
Lagi Allah Ta'ala berfirman:
"Hai sekalian orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan berkatalah dengan kata-kata yang betul - sesuai dengan apa yang sesungguhnya." (al-Ahzab: 70)
Ayat-ayat yang berhubungan dengan perintah bertaqwa itu banyak sekali dan dapat dimaklumi.
Allah Ta'ala berfirman lagi:
"Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan membuat untuknya jalan keluar - dari segala macam kesulitan - dan memberinya rezeki dari jalan yang tidak dikira-kirakan." (at-Thalaq: 2-3)
Allah Ta'ala berfirman pula:
"Jikalau engkau semua bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan menjadikan untukmu semua pembedaan - antara kebenaran dan kesalahan, juga menutupi kesalahan-kesalahanmu serta mengampuni dosamu dan Allah itu memiliki keutamaan yang agung." (al-Anfal: 29)
Ayat-ayat dalam bab ini banyak sekali dan dapat dimaklumi. Adapun Hadis-hadisnya ialah:
 
69.  Pertama: Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. ditanya: "Ya Rasulullah, siapakah orang yang semulia-mulianya?"
Beliau s.a.w. bersabda: "Yaitu orang yang bertaqwa di antara engkau semua.
Orang-orang berkata: "Bukan ini yang kita tanyakan." Beliau s.a.w, menjawab: "Kalau begitu ialah Nabi Yusuf, ia adalah Nabiullah, putera Nabiullah dan inipun putera Nabiullah pula dan ini adalah putera khalilullah - kekasih Allah yakni bahwa Nabi Yusuf itu adalah putera Nabi Ya'qub putera Nabi Ishaq putera Nabi Ibrahim yaitu Khalilullah."
Orang-orang berkata lagi: "Bukan ini yang kita tanyakan." Beliau s.a.w. menjawab pula: "Jadi tentang orang-orang yang merupakan pelikan-pelikan - pembesar-pembesar - dari bangsa Arab yang engkau semua tanyakan padaku? Orang-orang yang merupakan pilihan di antara bangsa Arab itu di zaman Jahiliyah, itu pulalah yang merupakan orang-orang pilihan di zaman Islam, jikalau mereka mengerti hukum-hukum agama." (Muttafaq 'alaih)
Lafaz Faquhuu jika dibaca dengan didhammahkan qafnya adalah masyhur, tetapi ada yang mengatakan dengan mengkasrahkan qaf, lalu dibaca Faqihuu, artinya ialah "mengerti akan hukum-hukum syara'."
 
70. Kedua: Dari Abu Said al-Khudri r.a. dari Nabi s.a.w. sabdanya:
"Sesungguhnya dunia ini manis dan menghijau - yakni lazat dan nyaman - dan sesungguhnya Allah itu menjadikan engkau semua sebagai pengganti di bumi itu, maka itu Dia akan melihat apa-apa yang engkau lakukan. Oleh karenanya, maka takutilah harta dunia dan takutilah pula tipudaya kaum wanita. Sebab sesungguhnya pertama-tama fitnah yang bercokol di kalangan kaum Bani Israil adalah dalam persoalan kaum wanita." (Riwayat Muslim)
 
71. Ketiga: Dari Ibnu Mas'ud r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda:
"Ya Allah, sesungguhnya saya memohonkan padaMu akan petunjuk, ketaqwaan, menahan diri dari apa-apa yang tidak diperkenankan serta kekayaan hati." (Riwayat Muslim)
 
72. Keempat: Dari Abu Tharif, yaitu 'Adi bin Hatim Aththa'i r.a., katanya; "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang bersumpah atas sesuatu persumpahan, kemudian ia mengetahui hal yang keadaannya lebih menjurus kepada ketaqwaan terhadap Allah daripada persumpahan yang dilakukannya tadi, maka hendaklah mendatangi - memilih -ketaqwaan itu saja." (Riwayat Muslim)
73. Kelima: Dari Abu Umamah yaitu Shuday bin 'Ajlan al-Bahili r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. berkhutbah dalam haji wada' - haji terakhir bagi beliau s.a.w. sebagai mohon diri, kemudian beliau s.a.w. bersabda:
"Bertaqwalah kepada Allah, kerjakanlah shalat lima waktumu, lakukanlah Puasa dalam bulanmu - Ramadhan, tunaikanlah zakat harta-hartamu dan taatilah pemegang-pemegang pemerintahanmu, maka engkau semua akan dapat memasuki syurga Tuhanmu."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dalam akhir kitab bab shalat dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.
 
Yakin Dan Tawakkal 
Allah Ta'ala berfirman:
"Setelah orang-orang yang beriman itu melihat pasukan serikat - musuh - mereka berkata: "Inilah yang dijanjikan oleh Allah dan RasulNya kepada kita dan Allah dan RasutNya itu berkata benar. Hal yang sedemikian itu tidaklah menambahkan kepada orang-orang yang beriman tadi melainkan kelmanan dan penyerahan bulat-bulat." (al-Ahzab: 22)
Allah Ta'ala berfirman pula:
"Para manusia berkata kepada orang-orang yang beriman itu: "Sesungguhnya orang-orang telah berkumpul untuk melawan engkau semua, oleh karena itu takutlah kepada mereka." Tetapi hal itu makin menambah keimanan mereka. Mereka menjawab: Allah cukup menjadi pelindung kita dan sebaik-baiknya yang dijadikan tempat bertawakkal.
Kemudian mereka kembali dengan mendapatkan kenikmatan dan keutamaan dari Allah, mereka tidak terkena sesuatu halanganpun dan mereka mengikuti keridhaan Allah dan Allah itu memiliki keutamaan yang agung." (ali-lmran: 173-174)
Allah Ta'ala berfirman lagi:
"Dan bertawakkallah kepada Tuhan yang Maha Hidup yang tidak akan mati." (al-Furqan: 58)
Lagi Allah Ta'ala berfirman:
"Dan kepada Allah, hendaklah orang-orang yang beriman itu sama bertawakkal," (Ibrahim: 11)
Allah Ta'ala berfirman pula:
"Jikalau engkau telah bulat tekad - untuk melaksanakan sesuatu - maka bertawakkallah kepada Allah." (ali-lmran: 159)
Ayat-ayat  mengenai  hal  bertawakkal  itu  banyak dan  dapat dimaklumi.
Juga Allah Ta'ala berfirman:
"Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, maka Dia pasti mencukupi untuknya." (at-Thalaq: 3)
Lagi firmannya Allah Ta'ala:
"Hanyasanya orang-orang yang beriman itu, ialah mereka yang apabila disebutkan nama Allah, maka hati mereka itu menjadi ketakutan, juga apabila ayat-ayatNya dibacakan kepada mereka, maka bertambah-tambahlah keimanan mereka dan mereka itu sama bertawakkal kepada Tuhannya." (al-Anfal: 2)
Ayat-ayat perihal keutamaan bertawakkal itupun banyak pula dan dapat pula diketahui.
Keterangan:
Banyak sekali orang yang salah mengerti dalam melaksanakan ketawakkalan kepada Allah Ta'ala itu. Ada yang berpendapat, tawakkal ialah menyerah bulat-bulat kepada Tuhan tanpa berbuat daya-upaya dan usaha untuk mencari mana-mana yang baik dan menyebabkan kebahagiaan. Ringkasnya enggan berikhtiar atau menyingsingkan lengan baju. Anehnya ia meminta yang enak-enak belaka. Orang semacam di atas itu rupanya berpendapat, bahwa tidak perlu ia belajar, jika Tuhan menghendaki ia menjadi orang pandai, tentu pandai juga nantinya. Juga tidak perlu bekerja, jika Tuhan menghendaki ia menjadi kaya, tentu kaya juga nantinya. Atau ketika sakit, tidak perlu ia berobat, jika Tuhan menghendaki sembuh tentu sihat kembali pula. Semuanya itu samalah halnya dengan orang yang sedang lapar, sekalipun macam-macam makanan di hadapan mukanya, tetapi ia berpendapat, jika Tuhan menghendaki kenyang, tanpa makanpun akan menjadi kenyang juga. Cara berfikir semacam di atas itu, apabila diterus-teruskan, pasti akan membuat kesengsaraan diri sendiri, bahkan merusak akalnya sendiri.
Adapun maksud tawakkal yang diperintahkan oleh agama itu ialah menyerahkan diri kepada Allah sesudah berdaya-upaya dan berusaha serta bekerja sebagaimana mestinya. Misalnya meletakkan sepeda di muka rumah, setelah dikunci baik-baik, lalu bertawakkal. Artinya apabila setelah dikunci itu masih juga hilang umpama dicuri orang, maka dalam pandangan agama orang itu sudah tidak bersalah, sebab telah melakukan ikhtiar supaya jangan sampai hilang. Hal yang semacam itu pernah terjadi di zaman Rasulullah s.a.w., yaitu ada seorang sahabatnya yang meninggalkan untanya tanpa diikatkan pada sesuatu, seperti pohon, tonggak dan lain-lain, lalu ditinggalkan.
Beliau s.a.w. bertanya: "Mengapa tidak kamu ikatkan?" Ia menjawab: "Saya sudah bertawakkal kepada Allah." Rasulullah s.a.w. tidak dapat menyetujui cara berfikir orang itu, lalu bersabda:
Artinya:
"Ikatlah dulu lalu bertawakkallah."
Ringkasnya tawakkal tanpa usaha lebih dulu adalah salah dan keliru menurut pandangan Islam.
Jikalau kita sudah dapat meletakkan arti tawakkal pada garis yang sebenarnya, maka sangat sekali dipuji dan pasti kita tidak akan kekurangan rezeki, sebab Allah Ta'ala akan menjamin bahwa kita akan diberi bagian rezeki kita masing-masing sebagairnana halnya burung yang pergi pagi-pagi dalam keadaan kosong perut, sedang pada sore harinya telah menjadi kenyang.
Selain itu Allah berfirman bahwa srfat-sifat kaum mu'minin itu di antaranya ialah selalu bertawakkal kepada Allah Ta'ala dengan pengertian tawakkal yang tidak disalah-rnengertikan.
FirmanNya:
"Hanyasanya orang-orang yang beriman itu apabila nama Allah disebutkan, menjadi gentarlah hati mereka dan apabila ayat-ayat Allah dibacakan, maka bertambahlah keimanan mereka dan hanya kepada Allah jualah mereka bertawakkal." (al-Anfal: 2)
Yang perlu kita perhatikan, sehubungan dengan persoalan ini ialah:
Dalam mengejar cita-cita, supaya dapat berhasil kecuali amat diperlukan adanya sifat kesabaran, juga wajib disertai sifat tawakkal ini. Karena yang menentukan berhasil atau tidaknya sesuatu maksud itu hanyalah Allah Subhanahu wa Ta'ala sendiri. Lebih besar yang dicita-citakan, wajib lebih besar pula sabar dan tawakkalnya, misalnya ingin menjadi seorang yang alim, ingin memajukan agama, ingin mendirikan sesuatu negara yang benar-benar diridhai oleh Allah Ta'ala, ingin melaksanakan hukum-hukum dan syariat Islam dalam negara dan lain-lain sebagainya. Setelah bersabar dan bertawakkal wajib pula disertai doa, memohon kepada Allah semoga yang dicita-citakan itu berhasil, jangan bosan-bosan berdoa dan yakinlah bahwa Allah akan mengabulkan. Insya Allah.
Adapun Hadis-hadisnya ialah:
 
74. Pertama: Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Dipertontonkanlah padaku berbagai ummat, maka saya melihat ada seorang Nabi dan besertanya adalah sekelompok manusia kecil - antara tiga orang sampai sepuluh, ada pula Nabi dan besertanya adalah seorang lelaki atau dua orang saja, bahkan ada pula seorang Nabi yang tidak disertai seseorangpun. Tiba-tiba diperlihatkanlah padaku suatu gerombolan manusia yang besar, lalu saya mengira bahwa mereka itulah ummatku. Lalu dikatakanlah padaku: "Ini adalah Musa dengan kaumnya. Tetapi lihatlah ke ufuk - sesuatu sudut." Kemudian sayapun melihatnya, lalu saya lihatlah dan tiba-tiba tampaklah di situ suatu gerombolan ummat yang besar juga. Selanjutnya dikatakan pula kepadaku: "Kini lihatlah pula ke ufuk yang lain lagi itu." Tiba-tiba di situ terdapatlah suatu kelompok yang besar pula, lalu dikatakanlah padaku: "Inilah ummatmu dan beserta mereka itu ada sejumlah tujuhpuluh ribu orang yang dapat memasuki syurga tanpa dihisab dan tidak terkena siksa."
Kemudian Rasulullah s.a.w. bangun dan terus memasuki rumahnya. Orang-orang banyak sama bercakap-cakap mengenai para manusia yang memasuki syurga tanpa dihisab dan tanpa disiksa itu. Sebagian dari sahabat itu ada yang berkata: "Barangkali mereka itu ialah orang-orang yang telah menjadi sahabat Rasulullah s.a.w." Sebagian lagi berkata: "Barangkali mereka itu ialah orang-orang yang dilahirkan di zaman sudah munculnya agama Islam, kemudian tidak pernah mempersekutukan sesuatu dengan Allah." Banyak lagi sebutan - percakapan-percakapan - mengenai itu yang mereka kemukakan.
Rasulullah s.a.w. lalu keluar menemui mereka kemudian bertanya: "Apakah yang sedang engkau semua percakapkan itu." Para sahabat memberitahukan hal itu kepada beliau. Selanjutnya beliau s.a.w. bersabda:
"Orang-orang yang memasuki syurga tanpa hisab dan siksa itu ialah mereka yang tidak pernah memberi mentera-mentera tidak meminta mentera-mentera dari orang lain - karena sangatnya bertawakkal kepada Allah, tidak pula merasa akan memperoleh bahaya karena adanya burung-burung - atau adanya hal yang lain-lain atau ringkasnya meyakini guhon tuhon atau khurafat yang sesat - dan pula sama bertawakkal kepada Tuhannya."
'Ukkasyah bin Mihshan al-Asadi, kemudian berkata: "Doakanlah saya - ya Rasulullah - kepada Allah supaya Allah menjadikan saya termasuk golongan mereka itu - tanpa hisab dan siksa dapat memasuki syurga." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Engkau termasuk golongan mereka." Selanjutnya ada pula orang lain yang berdiri lalu berkata: "Doakanlah saya kepada Allah supaya saya oleh Allah dijadikan termasuk golongan mereka itu pula." Kemudian beliau bersabda: "Permohonan seperti itu telah didahului oleh 'Ukkasyah." (Muttafaq 'alaih)
Lafaz 'Ukkasyah dengan mendhammahkan 'ain serta mensyaddahkan kafnya,tetapi boleh pula kafnya itu diringankan, yakni tidak disyaddahkan lalu dibaca 'Ukasyah. Namun begitu, dengan mensyaddahkan kafnya adalah lebih fasih.
 
75. Kedua: Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma juga bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda - dalam berdoa:
"Ya Allah, kepadaMulah saya menyerahkan diri, denganMu saya beriman, atasMu saya bertawakkal, ke hadhiratMu saya bertaubat, denganMu saya berbantah - menghadapi musuh-musuh agama."
"Ya Allah, saya mohon perlindungan dengan kemuliaanMu, tiada Tuhan melainkan Engkau, kalau sampai Engkau menyesatkan diriku. Engkau Maha Hidup yang tidak akan mati, sedangkan semua jin dan manusia pasti mati." (Muttafaq 'alaih)
Hadis di atas itu menurut lafaz Imam Muslim dan diringkaskan dalam lafaz Imam Bukhari.
 
76. Ketiga: Dari Ibnu Abbas radhiallahu'anhuma pula, katanya: "Lafaz: Hasbunallah wa ni'mal wakil, artinya: Cukuplah Allah itu sebagai penolong kita dan Dra adalah sebaik-baiknya yang diserahi, itu pernah diucapkan oleh Ibrahim a.s. ketika beliau dilemparkan ke dalam api, Juga pernah diucapkan oleh Nabi Muhammad s.a.w. ketika orang-orang sama berkata: "Sesungguhnya orang-orang banyak telah berkumpul-bersatu-untuk memerangi engkau,maka takutilah mereka itu," tetapi ucapan sedemikian itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang beriman melainkan keimanan belaka dan mereka berkata: Hasbunallah wa ni'mal wakil. (Riwayat Bukhari)
Dalam riwayat Bukhari pula dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma disebutkan: Ucapan Nabi Ibrahim yang terakhir sekali ketika beliau dilemparkan ke dalam api yaitu: Hasbiallah wa ni'mal wakil artinya: "Cukuplah Allah itu sebagai penolongku dan Dia adalah sebaik-baiknya yang diserahi."
 
77. Keempat: Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya:
"Masuklah ke dalam syurga itu para kaum yang hatinya seperti hati burung." (Riwayat Muslim)
Artinya kata-kata di atas itu disebutkan: Bahwasanya mereka itu sama bertawakkal. Juga dapatdiartikan: bahwasanya hati mereka itu lemah lembut.
 
78. Kelima: Dari Jabir r.a. bahwasanya ia berperang bersama Nabi s.a.w. di daerah dekat Najad - yakni perang Dzatur Riqa'. Setelah  Rasulullah  s.a.w.  kembali  - dari  perjalanannya – iapun kembali pula beserta mereka, kemudian mereka sama memperoleh tidur siang dalam suatu lembah yang banyak pohon durinya. Rasulullah s.a.w. turun dan orang-orang lainpun sama berteduh di bawah pohon. Rasulullah s.a.w. itu turun di bawah pohon samurah kemudian menggantungkan pedangnya di situ.
Kita semua tidur, tiba-tiba Rasulullah s.a.w. memanggil-manggil kita dan di sisinya ada seorang A'rab - orang Arab dari pegunungan, lalu beliau s.a.w. bersabda: "Orang ini telah mengacungkan pedangku padaku, sedang saya tidur tadi, kemudian saya bangun, sedangkan pedang itu terhunus di tangannya, ia berkata: "Siapakah yang dapat menghalang-halangi engkau dari perbuatanku ini?" Saya menjawab: "Allah" sampai tiga kali.
Tetapi beliau s.a.w. tidak menghukum orang - yang akan membunuhnya - tadi dan beliaupun duduklah. (Muttafaq 'aiaih)
Dalam sebuah riwayat lagi disebutkan:
Jabir berkata: "Kita semua bersama-sama Rasulullah s.a.w. dalam peperangan Dzatur Riqa', kemudian datanglah kita pada pohon yang rindang - nyaman digunakan sebagai tempat berteduh - pohon itu kita biarkan untuk digunakan oleh Rasulullah s.a.w., kemudian datanglah seseorang lelaki dari golongan kaum musyrikin sedangkan pedang Rasulullah s.a.w. digantungkan pada pohon tersebut. Orang itu menghunus pedangnya lalu berkata: "Adakah engkau takut padaku?" Rasulullah s.a.w. menjawab: "Tidak." Orang itu berkata lagi: "Siapakah yang dapat menghalang-halangi engkau dari perbuatanku ini." Beliau s.a.w. menjawab: "Allah."
Disebutkan pula dalam riwayat lainnya lagi yaitu riwayat Abu Bakar al-lsma'ili dalam kitab shahihnya demikian:
Orang itu berkata: "Siapakah yang dapat menghalang-halangi engkau dari perbuatanku ini." Beliau s.a.w. bersabda: "Allah," kemudian jatuhlah pedang itu dari tangannya.
Selanjutnya pedang itu diambil oleh Rasulullah s.a.w., lalu bersabda: "Siapakah yang dapat menghalang-halangi engkau dari padaku ini?" Orang tadi berkata: "Jadilah engkau - hai Muhammad -sebaik-baiknya orang yang dimintai perlindungan." Rasulullah s.a.w. bersabda pula: "Sukakah engkau menyaksikan bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan bahwasanya saya ini utusan Allah?" Ia menjawab: "Tidak suka aku demikian, tetapi saya berjanji padamu bahwa saya tidak akan memerangi lagi padamu dan tidak pula akan menyertai kaum yang memerangi engkau."
Oleh Rasulullah s.a.w. orang tersebut dilepaskan jalannya -dibebaskan, kemudian ia mendatangi sahabat-sahabatnya lalu berkata: "Saya telah datang padamu sekalian ini dari sisi sebaik-baik manusia - yang dimaksud ialah baharudatang dari Nabi Muhammad s.a.w.
Sabda Nabi s.a.w.: Ikhtarathas saifa, artinya mengacungkan pedang dalam keadaan terhunus dan Wa huwa fi yadihi shaltan, artinya: pedang itu di tangannya sudah terhunus. Lafaz shaltan itu boleh difathahkan shadnya dan boleh pula didhammahkan.
 
79. Keenam: Dari Umar r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Andaikata engkau sekalian itu suka bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakkal, niscayalah Dia akan memberikan rezeki padamu sekalian sebagaimana Dia memberikan rezeki kepada burung. Pagi-pagi burung-burung berperut kosong dan sore-sore kembali dengan perut penuh berisi.
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.
Adapun makna Hadis itu ialah bahwa burung-burung itu pada permulaan hari siang, yakni mulai pagi harinya sama pergi dalam keadaan khimash, artinya kosong perutnya, sebab lapar, sedangkan pada akhir siang, yakni pada sore harinya sama kembali dalam keadaan bithaan, artinya perutnya penuh sebab kenyang. Inilah tanda tawakkalnya burung pada Allah.
 
80. Ketujuh: Dari Abu 'Umarah, yaitu Albara' bin 'Azib radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Hai Fulan, jikalau engkau bertempat di tempat tidurmu - maksudnya jikalau hendak tidur - maka katakanlah - doa yang artinya:
"Ya Allah, saya menyerahkan diriku padaMu, saya menghadapkan mukaku padaMu, saya menyerahkan urusanku padaMu, saya menempatkan punggungku padaMu, karena loba akan pahalaMu dan takut siksaMu, tiada tempat bersembunyi dan tiada pula tempat keselamatan kecuali kepadaMu. Saya beriman kepada kitab yang Engkau turunkan serta kepada Nabi yang Engkau rasulkan.
Sesungguhnya engkau - hai Fulan, jikalau engkau mati pada malam harimu itu, maka engkau akan mati menetapi kefithrahan - agama Islam -dan jikalau engkau masih dapat berpagi-pagi, - masih tetap hidup sampai pagi harinya, maka engkau dapat memperoleh kebaikan." (Muttafaq 'alaih)
Disebutkan pula dalam kedua kitab shahih - Bukhari dan Muslim, dari Albara', katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda kepada-ku: "Jikalau engkau mendatangi tempat pembaringanmu - maksudnya hendak tidur, maka berwudhu'lah sebagaimana berwudhu'mu untuk bersembahyang, kemudian berbaringlah atas lambung kananmu, kemudian ucapkanlah......." Lalu diuraikannya sebagaimana yang tertera di atas, selanjutnya pada penutupnya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jadikanlah ucapan tersebut di atas itu sebagai penghabisan sesuatu yang engkau ucapkan - maksudnya sehabis berdoa di atas, jangan lagi berkata yang lain-lain."
 
81. Kedelapan: Dari Abu Bakar ash-Shiddiq, yaitu Abdullah bin Usman bin 'Amir bin 'Amr bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Luai bin Ghalibal-Qurasyi at-Taimi r.a., ia dan ayahnya, juga ibunya semuanya adalah termasuk golongan para sahabat radhiallahu 'anhum, katanya: "Saya melihat pada kaki kaum musyrikin sedang kita berada dalam guha dan orang-orang tersebut tepat di atas kepala kita, lalu saya berkata: "Ya Rasulullah, andaikata seorang dari mereka itu melihat ke bawah kakinya, pasti mereka akan dapat melihat tempat kita ini." Beliau s.a.w. lalu bersabda:
"Apakah yang engkau sangka itu, hai Abu Bakar bahwa kita ini hanya berdua saja. Allah adalah yang ketiga dari kita ini - maksudnya senantiasa melindungi kita." (Muttafaq 'alaih)
 
82.  Kesembilan: Dari Ummul Mu'minin Ummu Salamah dan namanya sendiri adalah Hindun binti Abu Umayyahyaitu Hudzaifah al-Makhzumiyah radhiallahu 'anha bahwasanya Nabi s.a.w. itu apabila keluar dari rumahnya, bersabda - yang artinya:
"Dengan menyebut nama Allah, saya bertawakkal kepada Allah."
"Ya Allah, sesungguhnya saya mohon perlindungan kepadaMu kalau-kalau saya sampai tersesat atau disesatkan, tergelincir - dari kebenaran - atau digelincirkan, menganiaya atau dianiaya, menjadi bodoh - tidak mengerti sesuatu - ataupun dianggap bodoh oleh orang lain atas diriku."
Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Termidzi dan lain-lainnya dengan sanad-sanad yang shahih. Termidzi berkata bahwa ini adalah Hadis hasan shahih. Hadis di atas adalah menurut lafaznya Imam Abu Dawud.
 
83. Kesepuluh: Dari Anas r.a. katanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang mengucapkan, yakni ketika keluar dari rumahnya: Bismillah, tawakkaltu 'alallah wala haula wala quwwata illabitlah - artinya: Dengan menyebut nama Allah, saya bertawakkal kepada Allah dan tiada daya serta tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah, maka kepada orang itu dikatakanlah: "Engkau telah diberi petunjuk, telah pula dicukupi keperluanmu, jika telah drberi penjagaan. Syaitanpun menyingkirlah dari orang tersebut."
Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Termidzi dan Nasa'i serta lain-lainnya. Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan. Abu Dawud menambahkan lalu berkata: "Bahwa syaitan yang satu berkata kepada syaitan lainnya: "Bagaimana engkau dapat menggoda orang yang telah diberi petunjuk telah dicukupi dan telah pula diberi penjagaan."
 
84. Kesebelas: Dari Anas r.a., katanya: "Ada dua orang bersaudara pada zaman Nabi s.a.w. salah seorang dari keduanya itu datang kepada Nabi s.a.w., yang lainnya lagi bekerja. Orang yang bekerja ini mengadu kepada Nabi s.a.w. mengenai saudaranya -yang menganggur itu - lalu beliau s.a.w. bersabda:
"Barangkali engkau diberi rezeki - oleh Allah - itu adalah dengan sebab adanya saudaramu - yang engkau beri pertolongan makan dan lain-lain itu."
Diriwayatkan oleh Termidzi dengan isnad shahih atas syarat Muslim.

 
Keutamaan Ta'at Kepada Allah
 
 
1. Kebahagiaan yang paling bahagia ialah panjang umur dalam ketaatan kepada Allah. (HR. Ad-Dailami dan Al Qodho'i) 
2. Di antara wahyu Allah kepada nabi Dawud As : "Tiada seorang hamba yang taat kepada-Ku melainkan Aku memberinya sebelum dia minta, dan mengabulkan permohonannya sebelum dia berdoa, dan mengampuni dosanya sebelum dia mohon pengampunan (istighfar)." (HR. Ad-Dailami) 
3. Semua umatku masuk surga kecuali orang yang menolaknya. Mendengar sabda tersebut para sahabat bertanya, "Siapa orang yang menolak itu, ya Rasulullah?" Rasulullah Saw menjawab, "Orang yang menentang (perintah dan larangan)ku adalah orang yang menolak masuk surga." (HR. Bukhari) 
4. Barangsiapa mencari keridhoan manusia dengan apa yang memurkakan Allah, maka orang-orang yang tadinya memuji akan berobah mencelanya. Namun barangsiapa mengutamakan ketaatan kepada Allah, meskipun berakibat orang-orang menjadi marah kepadanya maka cukuplah Allah yang menjadi penolong dan pembelanya dalam menghadapi permusuhan tiap musuh, kedengkian tiap pendengki dan kezaliman tiap orang zalim. (HR. Aththusi) 
5. Apa yang aku larang jauhilah dan apa yang aku perintahkan kerjakanlah sampai batas kemampuanmu. Sesungguhnya Allah telah membinasakan orang-orang sebelum kamu disebabkan terlalu banyak menuntut dan menentang nabi-nabinya. (HR. Bukhari) 
6. Tidak ada ketaatan kepada orang yang tidak taat kepada Allah. (Abu Ya'la) 
7. Ketaatan hanya untuk perbuatan makruf. (HR. Bukhari) 
8. Tiada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Pencipta (Allah). (HR. Ahmad dan Al Hakim) 
9. Sebaik-baik pemimpin adalah yang kamu cintai dan mereka mencintaimu. Kamu mendoakan mereka dan mereka mendoakanmu. Sejahat-jahat pemimpin adalah yang kamu benci dan mereka membencimu. Kamu kutuk mereka dan mereka mengutukmu. Para sahabat bertanya, "Tidakkah kami mengangkat senjata terhadap mereka?" Nabi Saw menjawab, "Jangan, selama mereka mendirikan shalat. Jika kamu lihat perkara-perkara yang tidak kamu senangi maka bencimu terhadap amal perbuatannya dan jangan membatalkan ketaatanmu kepada mereka." (HR. Muslim)
Amal Perbuatan
 
 
1. Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan tanpa iman. (HR. Ath-Thabrani) 
2. Sesungguhnya jika Allah Ta'ala menghendaki kebaikan bagi seorang hamba maka dia dikaryakannya. Para sahabat lalu bertanya tentang sabda Nabi Saw tersebut, "Bagaimana dikaryakannya itu, ya Rasulullah?" Nabi Saw menjawab, "Diberinya taufiq untuk beramal sholeh sebelum wafatnya." (Mashabih Assunnah) 
3. Barangsiapa melakukan amal perbuatan yang bukan atas perintah kami maka itu tertolak. (HR. Muslim) 
Penjelasan:Yang dimaksud adalah amal perbuatan yang berhubungan dengan pelaksanaan peribadatan.
 
4. Seorang yang melakukan perbuatan di dalam batu besar yang tidak ada pintu maupun lubang anginnya, pasti akan diketahui manusia apapun yang terjadi (mau tidak mau). (HR. Al Hakim) 
5. Seorang melakukan amalan-amalan ahli surga sebagaimana tampak bagi orang-orang tetapi sesungguhnya dia termasuk penghuni neraka, dan seorang lagi melakukan amalan-amalan ahli neraka sebagaimana disaksikan orang-orang tetapi sebenarnya dia tergolong penghuni surga. (HR. Bukhari) 
6. Dunia dihuni empat ragam manusia. Pertama, seorang hamba diberi Allah harta kekayaan dan ilmu pengetahuan lalu bertakwa kepada Robbnya, menyantuni sanak-keluarganya dan melakukan apa yang diwajibkan Allah atasnya maka dia berkedudukan paling mulia. Kedua, seorang yang diberi Allah ilmu pengetahuan saja, tidak diberi harta, tetapi dia tetap berniat untuk bersungguh-sungguh. Sebenarnya jika memperoleh harta dia juga akan berbuat seperti yang dilakukan rekannya (kelompok yang pertama). Maka pahala mereka berdua ini adalah (kelompok pertama dan kedua) sama. Ketiga, seorang hamba diberi Allah harta kekayaan tetapi tidak diberi ilmu pengetahuan. Dia membelanjakan hartanya dengan berhamburan (foya-foya) tanpa ilmu (kebijaksanaan). Ia juga tidak bertakwa kepada Allah, tidak menyantuni keluarga dekatnya, dan tidak memperdulikan hak Allah. Maka dia berkedudukan paling jahat dan keji. Keempat, seorang hamba yang tidak memperoleh rezeki harta maupun ilmu pengetahuan dari Allah lalu dia berkata seandainya aku memiliki harta kekayaan maka aku akan melakukan seperti layaknya orang-orang yang menghamburkan uang, serampangan dan membabi-buta (kelompok yang ketiga), maka timbangan keduanya sama. (HR. Tirmidzi dan Ahmad) 
7. Seorang yang kurang amalan-amalannya maka Allah akan menimpanya dengan kegelisahan dan kesedihan. (HR. Ahmad) 
8. Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, yang bagaimanakah orang yang baik itu?" Nabi Saw menjawab, "Yang panjang usianya dan baik amal perbuatannya." Dia bertanya lagi, "Dan yang bagaimana orang yang paling buruk (jahat)?" Nabi Saw menjawab, "Adalah orang yang panjang usianya dan jelek amal perbuatannya." (HR. Ath-Thabrani dan Abu Na'im)
 
9. Amalan-amalan yang paling disukai Allah ialah yang lestari (langgeng atau berkesinambungan) meskipun sedikit. (HR. Bukhari)
10. Jangan mengagumi amal perbuatan sampai ia menyelesaikan yang terakhir. (HR. Ath-Thabrani dan Al Bazzar)
11. Lakukan apa yang mampu kamu amalkan. Sesungguhnya Allah tidak jemu sehingga kamu sendiri jemu. (HR. Bukhari)
12. Amalkan semua yang diwajibkan (fardhu) Allah, niscaya kamu menjadi orang yang paling bertakwa. (Ath-Thahawi)

Keutamaan Ikhlas
 
 
1. Barangsiapa memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, maka sempurnalah imannya. (HR. Abu Dawud) 
2. Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak memandang postur tubuhmu dan tidak pula pada kedudukan maupun harta kekayaanmu, tetapi Allah memandang pada hatimu. Barangsiapa memiliki hati yang shaleh maka Allah menyukainya. Bani Adam yang paling dicintai Allah ialah yang paling bertakwa. (HR. Ath-Thabrani dan Muslim)
 
3. Barangsiapa memurkakan (membuat marah) Allah untuk meraih keridhaan manusia maka Allah murka kepadanya dan menjadikan orang yang semula meridhoinya menjadi murka kepadanya. Namun barangsiapa meridhokan Allah (meskipun) dalam kemurkaan manusia maka Allah akan meridhoinya dan meridhokan kepadanya orang yang pernah memurkainya, sehingga Allah memperindahnya, memperindah ucapannya dan perbuatannya dalam pandanganNya. (HR. Ath-Thabrani) 
4. Barangsiapa memperbaiki hubungannya dengan Allah maka Allah akan menyempurnakan hubungannya dengan manusia. Barangsiapa memperbaiki apa yang dirahasiakannya maka Allah akan memperbaiki apa yang dilahirkannya (terang-terangan). (HR. Al Hakim) 
5. Seorang sahabat berkata kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah, seseorang melakukan amal (kebaikan) dengan dirahasiakan dan bila diketahui orang dia juga menyukainya (merasa senang)." Rasulullah Saw berkata, "Baginya dua pahala yaitu pahala dirahasiakannya dan pahala terang-terangan." (HR. Tirmidzi) 
6. Agama ialah keikhlasan (kesetiaan atau loyalitas). Kami lalu bertanya, "Loyalitas kepada siapa, ya Rasulullah?" Rasulullah Saw menjawab, "Kepada Allah, kepada kitabNya (Al Qur'an), kepada rasulNya, kepada penguasa muslimin dan kepada rakyat awam." (HR. Muslim) 
Penjelasan:Artinya, patuh dan taat kepada penguasa dan pemerintahan (muslim) dan setia kepada rakyat dengan tidak merugikan mereka atau mengambil (mengurangi) hak mereka.

Harta dan Kekayaan
 
1. Yang dinamakan kekayaan bukanlah banyaknya harta-benda tetapi kekayaan yang sebenarnya ialah kekayaan jiwa (hati). (HR. Abu Ya'la)2. Setiap orang lebih berhak atas harta miliknya daripada ayahnya atau anaknya dan segenap manusia. (HR. Al-Baihaqi)3. Harta kekayaan adalah sebaik-baik penolong bagi pemeliharaan ketakwaan kepada Allah. (HR. Ad-Dailami)4. Tiap menjelang pagi hari dua malaikat turun. Yang satu berdoa: "Ya Allah, karuniakanlah bagi orang yang menginfakkan hartanya tambahan peninggalan." Malaikat yang satu lagi berdoa: "Ya Allah, timpakan kerusakan (kemusnahan) bagi harta yang ditahannya (dibakhilkannya)." (Mutafaq'alaih)5. Harta yang dizakati tidak akan susut (berkurang). (HR. Muslim)6. Sesungguhnya rezeki mencari seorang hamba sebagaimana ajal mencarinya. (HR. Ath-Thabrani)7. Cinta yang sangat terhadap harta dan kedudukan dapat mengikis agama seseorang. (HR. Aththusi)8. Anak Adam berkata: "Hartaku... hartaku..." Nabi Saw bersabda: "Adakah hartamu, hai anak Adam kecuali yang telah kamu belanjakan untuk makan atau membeli sandang lalu kumal, atau sedekahkan lalu kamu tinggalkan." (HR. Muslim)9. Apa yang sedikit tetapi mencukupi lebih baik daripada banyak tetapi melalaikan. (HR. Abu Dawud)10. Bagi tiap sesuatu terdapat ujian dan cobaan, dan ujian serta cobaan terhadap umatku ialah harta-benda. (HR. Tirmidzi)11. Akan datang bagi manusia suatu jaman dimana orang tidak peduli apakah harta yang diperolehnya halal atau haram. (HR. Bukhari)12. Wahai 'Amru, alangkah baiknya harta yang sholeh di tangan orang yang sholeh. (HR. Ahmad)13. Pada akhir jaman kelak manusia harus menyediakan harta untuk menegakkan urusan agama dan urusan dunianya. (HR. Ath-Thabrani)14. Orang yang paling dirundung penyesalan pada hari kiamat ialah orang yang memperoleh harta dari sumber yang tidak halal lalu menyebabkannya masuk neraka. (HR. Bukhari)15. Sesungguhnya orang-orang yang mengelola harta Allah dengan tidak benar maka bagi mereka api neraka pada hari kiamat. (HR. Bukhari)16. Janganlah kamu mengagumi orang yang terbentang kedua lengannya menumpahkan darah. Di sisi Allah dia adalah pembunuh yang tidak mati. Jangan pula kamu mengagumi orang yang memperoleh harta dari yang haram. Sesungguhnya bila dia menafkahkannya atau bersedekah maka tidak akan diterima oleh Allah dan bila disimpan hartanya tidak akan berkah. Bila tersisa pun hartanya akan menjadi bekalnya di neraka. (HR. Abu Dawud)17. Sesungguhnya uang dinar dan dirham ini telah membinasakan orang-orang sebelum kamu dan di masa yang akan datang pun akan membinasakan. (HR. Ath-Thabrani)18. Apabila kamu diberi sesuatu tanpa kamu minta maka pergunakanlah (makanlah) dan sedekahkanlah sebagiannya. (HR. Muslim)19. Barangsiapa mengumpulkan harta dengan tidak sewajarnya (tidak benar) maka Allah akan memusnahkannya dengan air (banjir) dan tanah (longsor). (HR. Al-Baihaqi)Kitab Keutamaan Lailatul Qadar
 
 
Bab 1: Keutamaan Lailatul Qadar Allah berfirman, "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan, tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (al-Qadr: 1-5)
Ibnu 'Uyainah berkata, "Apa yang disebutkan di dalam AI-Qur'an dengan kata 'Maa adraaka' 'apakah yang telah memberitahukan kepadamu' sesungguhnya telah diberitahukan oleh Allah. Apa yang disebutkan dengan kata kata 'Maa yudriika' 'apakah yang akan memberitahukan kepadamu', maka Allah belum memberitahukannya."[1] 
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Abu Hurairah yang tertera pada nomor 26 di muka.")
 
Bab 2: Mencari Lailatul Qadar pada Tujuh Malam yang Terakhir 
 
Bab 3: Mencari Lailatul Qadar pada Malam yang Ganjil dalam Sepuluh Malam Terakhir
 
Dalam hal ini terdapat riwayat Ubadah.[2] 
987. Aisyah r.a. berkata, "Rasulullah ber'itikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, dan beliau bersabda, 'Carilah malam qadar pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan."
 
988. Ibnu Abbas r.a. mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, "Carilah Lailatul Qadar pada malam sepuluh yang terakhir dari (bulan) Ramadhan. Lailatul Qadar itu pada sembilan hari yang masih tersisa,[3] tujuh yang masih tersisa, dan lima yang masih tersisa." (Yakni Lailatul Qadar 2/255).
989. Ibnu Abbas berkata, "Carilah pada tanggal dua puluh empat."[4] 
 
Bab 4: Dihilangkannya Pengetahuan tentang Tanggal Lailatul Qadar karena Adanya Orang yang Bertengkar 
990. Ubadah ibnush-Shamit berkata, "Nabi keluar untuk memberitahukan kepada kami mengenai waktu tibanya Lailatul Qadar. Kemudian ada dua orang lelaki dari kaum muslimin yang berdebat. Beliau bersabda, '(Sesungguhnya aku 1/18) keluar untuk memberitahukan kepadamu tentang waktu datangnya Lailatul Qadar, tiba-tiba si Fulan dan si Fulan berbantah-bantahan. Lalu, diangkatlah pengetahuan tentang waktu Lailatul Qadar itu, namun hal itu lebih baik untukmu. Maka dari itu, carilah dia (Lailatul Qadar) pada malam kesembilan, ketujuh, dan kelima.' (Dalam satu riwayat: Carilah ia pada malam ketujuh, kesembilan, dan kelima)."[5] 
 
Bab 5: Amalan pada Sepuluh Hari Terakhir dalam Bulan Ramadhan 
991. Aisyah r.a. berkata, "Nabi apabila telah masuk sepuluh malam (yang akhir dari bulan Ramadhan) beliau mengikat sarung beliau,[6] menghidupkan malam, dan membangunkan istri beliau." 

Catatan Kaki:
 
[1] Di-maushul-kan oleh Muhammad bin Yahya bin Abu Umar di dalam Kitab Al-Iman, "Telah diinformasikan kepada kami oleh Sufyan bin Uyainah. Lalu, ia menyebutkan riwayat itu."
 
[2] Yaitu, hadits Ubadah yang maushul yang disebutkan sesudah bab ini.
[3] Sebagai badal dari perkataan 'al-Asyr al-awaakhir' 'sepuluh hari terakhir'. Sembilan hari yang masih tersisa, maksudnya tanggal dua puluh satu, tujuh hari yang masih tersisa maksudnya tanggal dua puluh tiga, dan lima hari yang masih tersisa maksudnya tanggal dua puluh lima. 
[4] Riwayat ini mauquf (yakni perkataan Ibnu Abbas sendiri), tetapi dirafakan oleh Ahmad. Hadits ini telah ditakhrij di dalam Silsilatul Ahaditsish Shahihah (nomor 1471). Al-Hafizh berkata, "Terdapat kesulitan mengenai perkataan ini yang di dalam riwayat lain dikatakan pada tanggal ganjil. Kesulitan ini dijawab dengan mengkompromikan bahwa lafal yang lahirnya menunjukkan genap itu adalah dihitung dari akhir bulan, sehingga malam dua puluh empat (yang genap) itu adalah malam ketujuh (dihitung dari belakang)."
[5] Al-Hafizh berkata di dalam Kitab al-Iman di dalam al-Fath, "Demikianlah dalam kebanyakan riwayat, dengan mendahulukan lafal sab 'tujuh' daripada tis 'sembilan'. Hal ini mengisyaratkan bahwa harapan terjadinya Lailatul Qadar pada tanggal ketujuh (dari belakang, yakni dua puluh tiga) itu lebih kuat mengingat dipentingkannya tanggal itu dengan disebutkan di depan. Akan tetapi, di dalam riwayat Abu Nu'aim di dalam al-Mustakhraj lafal tis secara berurutan." Saya (al-Albani) katakan bahwa terdapat riwayat penyusun (Imam Bukhari) di sini yang terluput dikomentari, sebagaimana Anda lihat. Kemudian al-Hafizh lupa mensyarah riwayat ini di sini. Ia tidak menyebutkan di sana, karena ia menyebutkan di sini bahwa riwayat lain di sisi penyusun di dalam Al-Iman dengan lafal, "Carilah ia pada malam sembilan, tujuh, dan lima." Yakni, dengan mendahulukan lafal sembilan daripada tujuh, demikian pula syarahnya di sini. Seakan-akan terjadi kerancuan di sisinya antara riwayat Imam Bukhari di sini dengan riwayat Abu Nu'aim yang disebutkan di sana. Hanya Allahlah yang dapat memberikan perlindungan.
[6] Yakni, menjauhi hubungan biologis dengan istri beliau. Peringatan: Imam Nawawi membawakan hadits ini pada dua tempat dalam kitabnya Riyadhush Shalihin, dan pada tempat pertama ia menambahkan sesudah perkataan "lailahu" dengan "kullahu", dan menisbatkannya kepada Muttafaq'alaih (Bukhari dan Muslim). Tetapi, tidak saya jumpai tambahan ini di dalam riwayat kedua syekh itu dan lainnya. Namun, diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad (6/41). 
Kitab Takdir
 
 
1. Proses penciptaan manusia dalam perut ibunya dan penentuan rezeki, ajal dan amalnya serta nasibnya sengsara ataukah bahagia
• Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata: Rasulullah saw. sebagai orang yang jujur dan dipercaya bercerita kepada kami: Sesungguhnya setiap individu kamu mengalami proses penciptaan dalam perut ibunya selama empat puluh hari (sebagai nutfah). Kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula. Selanjutnya Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh ke dalamnya dan diperintahkan untuk menulis empat perkara yaitu: menentukan rezekinya, ajalnya, amalnya serta apakah ia sebagai orang yang sengsara ataukah orang yang bahagia. Demi Zat yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya salah seorang dari kamu telah melakukan amalan penghuni surga sampai ketika jarak antara dia dan surga tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah didahului takdir sehingga ia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah ia ke dalam neraka. Dan sesungguhnya salah seorang di antara kamu telah melakukan perbuatan ahli neraka sampai ketika jarak antara dia dan neraka tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah didahului takdir sehingga dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga. (Shahih Muslim No.4781)
• Hadis riwayat Anas bin Malik ra.: Sesungguhnya Allah Taala mengutus seorang malaikat di dalam rahim. Malaikat itu berkata: Ya Tuhan! Masih berupa air mani. Ya Tuhan! Sudah menjadi segumpal darah. Ya Tuhan! Sudah menjadi segumpal daging. Manakala Allah sudah memutuskan untuk menciptakannya menjadi manusia, maka malaikat akan berkata: Ya Tuhan! Diciptakan sebagai lelaki ataukah perempuan? Sengsara ataukah bahagia? Bagaimanakah rezekinya? Dan bagaimanakah ajalnya? Semua itu sudah ditentukan dalam perut ibunya. (Shahih Muslim No.4785)
• Hadis riwayat Ali ra., ia berkata: Kami sedang mengiringi sebuah jenazah di Baqi Gharqad (sebuah tempat pemakaman di Madinah), lalu datanglah Rasulullah saw. menghampiri kami. Beliau segera duduk dan kami pun ikut duduk di sekeliling beliau yang ketika itu memegang sebatang tongkat kecil. Beliau menundukkan kepalanya dan mulailah membuat goresan-goresan kecil di tanah dengan tongkatnya itu kemudian beliau bersabda: Tidak ada seorang pun dari kamu sekalian atau tidak ada satu jiwa pun yang hidup kecuali telah Allah tentukan kedudukannya di dalam surga ataukah di dalam neraka serta apakah ia sebagai seorang yang sengsara ataukah sebagai seorang yang bahagia. Lalu seorang lelaki tiba-tiba bertanya: Wahai Rasulullah! Kalau begitu apakah tidak sebaiknya kita berserah diri kepada takdir kita dan meninggalkan amal-usaha? Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang berbahagia, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang berbahagia. Dan barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang sengsara, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang sengsara. Kemudian beliau melanjutkan sabdanya: Beramallah! Karena setiap orang akan dipermudah! Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang berbahagia, maka mereka akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang bahagia. Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang sengsara, maka mereka juga akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang sengsara. Kemudian beliau membacakan ayat berikut ini: Adapun orang yang memberikan hartanya di jalan Allah dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang sukar. (Shahih Muslim No.4786)
• Hadis riwayat Imran bin Hushain ra., ia berkata: Rasulullah saw. ditanya: Wahai Rasulullah! Apakah sudah diketahui orang yang akan menjadi penghuni surga dan orang yang akan menjadi penghuni neraka? Rasulullah saw. menjawab: Ya. Kemudian beliau ditanya lagi: Jadi untuk apa orang-orang harus beramal? Rasulullah saw. menjawab: Setiap orang akan dimudahkan untuk melakukan apa yang telah menjadi takdirnya. (Shahih Muslim No.4789)
2. Tentang perdebatan antara Adam as. dan Musa as.
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Pernah Adam dan Musa saling berdebat. Kata Musa: Wahai Adam, kamu adalah nenek moyang kami, kamu telah mengecewakan harapan kami dan mengeluarkan kami dari surga. Adam menjawab: Kamu Musa, Allah telah memilihmu untuk diajak berbicara dengan kalam-Nya dan Allah telah menuliskan untukmu dengan tangan-Nya. Apakah kamu akan menyalahkan aku karena suatu perkara yang telah Allah tentukan empat puluh tahun sebelum Dia menciptakan aku? Nabi saw. bersabda: Akhirnya Adam menang berdebat dengan Musa, akhirnya Adam menang berdebat dengan Musa. (Shahih Muslim No.4793)
3. Ketentuan nasib manusia terhadap zina dan lainnya
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya Allah telah menentukan kadar nasib setiap manusia untuk berzina yang pasti akan dikerjakan olehnya dan tidak dapat dihindari. Zina kedua mata ialah memandang, zina lisan (lidah) ialah mengucapkan, sedangkan jiwa berharap dan berkeinginan dan kemaluanlah (alat kelamin) yang akan membenarkan atau mendustakan hal itu. (Shahih Muslim No.4801)
4. Pengertian tentang setiap orang dilahirkan dalam keadaan fitrah serta hukum anak-anak kafir dan anak-anak muslim yang meninggal dunia
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang Majusi. Sebagaimana seekor binatang yang melahirkan seekor anak tanpa cacat, apakah kamu merasakan terdapat yang terpotong hidungnya?. (Shahih Muslim No.4803)
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Rasulullah saw. pernah ditanya tentang anak orang-orang musyrik, lalu beliau menjawab: Allah lebih tahu tentang apa yang pernah mereka kerjakan. (Shahih Muslim No.4808)
 

.
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More