Thursday 13 August 2009

Mukmin yang Kuat

Mukmin Yang Kuat. Mukmin yang kuat lebih baik dan disukai ketimbang mukmin yang lemah. Kuat biasanya bermacam-macam; ada kuat badan, kuat ekonomi, kuat mental, kuat kedudukan dan lain-lain yang dapat diperbandingkan dengan yang lainnya. Kuat secara sendiri-sendiri atau golongan (secara bersama-sama). Menurut sunnah Allah, seseorang menjadi kuat ditentukan oleh factor penunjang. A. Kuat badan ditunjang oleh kekekaran dan kesempurnaanya susunan tubuh serta juga didukung dengan giji dan protein yang memadai. B. Kuat ekonomi ditunjang oleh harta warisan atau yang dihasilkan oleh ilmu dan keahlian serta kerja keras yang penuh perhitungan. C. Kuat kedudukan ditunjang oleh kelebihan leadership yang dimiliki baik ilmu, akhlaq dan kecerdikannya serta dukungan yang besar dari golòngan atw masyarakat. D. Kuat mental karena mengoptimalkan kepribadian dan kepercayaan kepada diri sendiri, dan seterusnya. Yang harus dijaga setelah seseorang mukmin itu kuat ialah jangan sekali-kali takabur, sombong, congkak dan hianat. Sebab harus diingat setiap yang baik itu ada yang lebih baik dan ada pula yang paling baik (terbaik). Orang mukmin harus dinamis, kalau dia telah mencapai prestasi baik, maka di atasnya ada yang lebih baik dan demikian pula seterusnya. Kekuatan yang ada pada diri mukmin untuk pengabdian harus dipilih yang ada gunanya (manfaat) bagi dirinya dan orang banyak dengan tidak melupakan kontak dengan Allah (hamblum minallah). Hambatan dan kesulitan tidak menjadikannya lemah akan tetapi menjadi suatu tantangan yang harus diperjuangkan. Bagi mukmin yang paling sulit adalah mengatur hati, suatu saat akan menanggung atas perbuatannya. Karena adanya sebab akibat, kebanyakan diri kita menjawab sebuah pertanyaan, misalnya: kenapa kenyang?...karena menghabiskan empat piring nasi. Kenapa mati? kita jawab karena serangan jantung… Andaikata kita tidak makan? Andaikata serangan jantung itu ke tolong dokter? Secara sepontan kita jawab karena tidak lapar, ya belum mati….. Padahal orang mukmin harus yakin bagaimanapun kehendak Allah dan takdiriNya pasti terjadi, ada sebab ataupun tidak ada sebab…. Dari Abu Hurairah berkata Rasul Allah SAW bahwa “Orang Mukmin yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah, dan masing-masingnya ada kelebihan. Raihlah kamu kepada yang lebih bermanfaat bagi mu, mohonkanlah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu berkata; seandainya saya berbuat begini, maka akan begini, tetapi katakanlah Allah telah mentakdirkannya apa yang dikehendaki oleh Allah maka diperbuatnya, karena sesungguhnya kata-kata seandainya adalah membuka pekerjaan syetan (HR. Muslim) Dalam hadits menjelaskan bahwa mukmin yang kuat adalah yang dicintai Allah dan adanya dorongan kuat untuk selalu optimis dalam bekerja serta tabah dalam menghadapi segala kemungkinan. Adapun dorongan tersebut ada lima macam yaitu: 1. Iman adalah pusat kebahagian dunia akhirat yang diikuti dengan amal shaleh, dalam hal ini mukmin yang kuat ada kecenderungan untuk beramal salih sebanyak-banyaknya dan amar makruf nahi munkar, sehingga digambarkan dengan sebuah pohon yang rindang banyak cabang dan ranting dan menghasilkan buah yang banyak, sehingga disenangi dan dicintai Allah. Namun orang yang lemah maka imannya akan lemah dan lalai untuk mengerjakan amal salih dan cita-citanya rendah, untuk kebahagiaan Ahirat tidak semangat. 2. Nabi Muhammad menganjurkan untuk selalu fathanah, yaitu dapat melakukan pekerjaan dengan cerdik dan selalu kreatif dan inovatif (tidak monoto) menghadapi suatu masalahnya, tangkas memilih dan memilah sesuatu terhadap situasi kondisi dan dapat membuat keputusan dg mengantisipasi segala kemungkinan masalah yang timbul, cerdas dan pintar dalam menghadapi situasi permasalahan yang dapat menguntungkan dan merugikan sekaligus mengantisipasi prolematikanya. 3. Berusaha untuk mengoptimalkan kemanfaatan waktu untuk beribadah dan mengisi silaturahim yang baik dalam mengisi hidup ini dan jangan ada waktu yang terluang, atw terbuang. 4. Setiap usaha dan aktifitas harus selalu memohon pertolongan Allah, karena yang memutuskan segala sesuatu adalah Allah. Rasul Allah melarang kita lemah dan malas-malasan dalam mencapai cita-cita, namun optimis dalam usaha, jiwa penuh kepercayaan dan keyakinan kepada Allah. 5. Apabila kita ditimpa sesuatu yang tidak menyenangkan jangan mengatakan andaikata begini atau begitu yang akan membuka pintu pekerjaan syetan. Kita menjadi Mukmin yang Kuat bila mengaktualisasikan sbb: 1. Iman (16.93) 2. Mengoptimalkan fasilitas yang ada agar lebih Manfaat, baik ilmu, tenaga, maupun harta (5.3) 3. Menggantungkan diri kpd allah sehingga tidk putus asa bila tdk berhasil dan bersyukur apa yang diraihnya (8.2) 4. Optimis, semangat tdk lemah atw malas (99.7-8) 5. Percaya akan takdir tetapi jangan berandai dan menyiapkan planing (59.18) Demikian Pembahasan diharapkan kita menjadi mukmin yang Kuat, amin http://m.facebook.com/profile.php?rd0f9851c&refid=0

Komentar
0 Komentar

0 komentar:

Post a Comment

.
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More