Penonton lebih pintar dr Pemain

Umumnya manusia senang jadi penonton walaupun bukan pemain, karena memang bukan dan tidak alhlinya jadi pemain, akan tetapi walaupun cuma penonton lebih senang mengomentarinya seakan dia ahlinya seperti penonton bola..

Membantu Janda

1687 Hadis riwayat Abu Hurairah ra. ia berkata, Nabi saw. bersabda, Orang yang berusaha membantu para janda dan orang miskin, bagaikan orang...

Bersatulah jangan Bercerai-berai

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni`mat Allah keep

Kawinkanlah yang sendirian

Di usia selevel kita ini sudah saatnya kita mempersiapkan diri untuk anak-anak kita sebagai hak dan kewajiban kita untuk menikahkan mereka..

Tuesday 6 January 2009

Pemimpin Masa Depan

Siapakah pemimpin masa depan kita Taatilah Allah dan Rasul serta pemimpin dari kalangan kamu. (4.59) Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah). (6.116) Bagaimana kita menjadi warga yang baik kalo kita tidak taat kepada pemimpin, lantas bagaimana kita mentaati pemimpin, apabila pemimpin itu bukan pilihannya sendiri, akan tetapi kenapa tidak memilihnya? Padahal orang yang mau dipilihnya tidak ada yang bisa dipercaya….yang pasti hianat pada rakyat. Dalam era reformasi dan demokrasi dewasa ini masyarakat dan bangsa Indonesia sedang marak dengan antipati terhadap pemilihan umum (pemilu), maupun pemilihan daerah (pilkada), terbukti banyak warga diberbagai wilayah negeri ini semakin banyak golongan putih, (golput), hal ini karena dalam perjalanan waktu dari rezim ke rezim hingga reformasi yang dipilihnya masih belum bisa meningkatkan kejahteraan pemilih atau rakyatnya, akan tetapi yang mereka terima adalah peningkatan kesenggsaraan, yang semakin merebahnya pengangguran dan. kemiskinan di sana sini, serta semakin sempitnya lapangan pekerjaan oleh budaya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang sulit untuk diberantas, bahkan pekerjaan pemerintah dari masa ke masa berkesan hanya menaikkan BBM saja sehingga timbul apatis dan menambah ketidak percayaan rakyat terhadap pemimpin bangsa ini. Memang reformasi yang kita kehendaki belum bisa berubah total seperti membalikkan tangan, akan tetapi dalam mengejar demokrasi dan kebebasan bernegara yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia melalui UUD 1945 adalah untuk kesejahteraan rakyatnya, bukan untuk orang perorangan atau golongan tertentu saja, namun dalam reformasi yang dikehendaki pada saat ini sudah kebablasan yang tidak terarah bahkan tidak lagi jelas sasaran yang akan dicapai dan target apa yang bisa kita ciptakan, Diriwayatkan daripada Abdullah bin Amru bin al-As r.a katanya: Aku pernah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: Allah SWT tidak akan mengambil ilmu Islam itu dengan cara mengambil dari manusia. Akan tetapi Allah mengambilnya ilmu dengan mengambil para ulama (ilmuwan yang profesional) sehingga tidak tertinggal walaupun satu orang. Akhirnya Manusia melantik orang jahil menjadi pemimpin, sehingga apabila mereka ditanya sesuatu akan memberi fatwa tanpa berdasarkan kepada ilmu pengetahuan. Akhirnya mereka sesat dan menyesatkan orang lain pula (1561) Pemimpin di era reformasi akan berpengaruh terhadap suatu keputusan atau kebijakan dalam mengemban tugas, tanggung jawab dan amanahnya, sehingga baik buruknya seorang pemimpin sangat ditentukan oleh sikap dan pilihan dari anggota masyarakat yang hendak dipimpinnya, dan tidak menutup kemungkinan bila pemimpin yang kita pilih bertipe firaun maka tidak menutup kemungkinan masyarakatnya untuk diperintahkan tidak bertuhan dan demikian pula sebaliknya, apabila pemimpin mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW maka dia akan menjadi rahmatan lil alamin. Kita bukannya berapologis karena sebagai umat Islam, akan tetapi di luar umat islampun mengakui dan menyebutkan dari 100 tokoh dunia, maka yang pertama disebut itu adalah nabi Muhammad saw terlebih umat islam yang notabene penganut pengikut dan bahkan menjadikannya suri tauladan terhadap perikehidupan, termasuk di dalamnya bukan hanya mengatur berhubungan dengan penciptaNya akan tetapi mengatur hubungan baik sesamanya, bahkan mengatur dalam pemerintahan berbabangsa dan bernegara. Dalam hadits 1084 disebutkan Diriwayatkan daripada Nabi s.a.w katanya: Baginda telah bersabda: Kamu semua adalah pemimpin dan kamu semua akan bertanggungjawab terhadap apa yang kamu pimpin. Seorang pemerintah adalah pemimpin manusia dan dia akan bertanggungjawab terhadap rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin bagi ahli keluarganya dan dia akan bertanggungjawab terhadap mereka. Manakala seorang isteri adalah pemimpin rumah tangga, suami dan anak-anaknya, dia akan bertanggungjawab terhadap mereka. Seorang hamba adalah penjaga harta tuannya dan dia juga akan bertanggungjawab terhadap jagaannya. Ingatlah, kamu semua adalah pemimpin dan akan bertanggungjawab terhadap apa yang kamu pimpin Dalam suatu keluarga tentu harus ada dan dibutuhkan kepala keluarga atau pemimpin rumah tangga dan setiap kepala keluarga menanggung segala resiko dalam keluarga termasuk dalam baik buruknya suatu keluarga, oleh karena itu tiap kepala keluarga menghendaki yang terbaik, hal ini tidak bisa terjadi tanpa ada usaha yang gigih dari kepala keluarga, minimal membina atau mendidik anak dan istrinya, karena seorang anak dan istri lahir dan berkembang sesuai dengan lingkungan, adat dan martabat sebelumnya. Hal ini bila kita menikahinya tidak serta merta seperti dalam robot yang siap dikehendaki melalui remot, akan tetapi dia harus diarahkan dibina dan dididik. Dan ini memerlukan proses dan pembelajaran yang makan waktu panjang, biaya yang mahal dan segala tenaga harus dicurahkan supaya mendapatkan hasil yang lebih baik dan mengarah kepada kedewasaan. Hal ini tidak akan tercapai kecuali oleh kepala keluarga yang cermat dengan dedikasi dan loyalitas yang tinggi. Namun semua tidaklah mahal bila dipersiapkan lebih awal, bila kita mau mengikuti literature yang ada sebagaimana kita mengacu dalam shalat, tidak perlu repot cari-cari criteria karena sudah ada, tinggal kita lihat mana yang memenuhi tersebut., Dia harus lebih dewasa dalam arti bukan hanya dari segi umur akan tetapi wawasan dan pengalamannya lebih banyak, terutama dalam jihad serta hijrah dalam islam lebih duluan dan juga pengalaman dalam menerapkan kebijakan kebijakan serta keputusannya lebih adil dan dapat diterima oleh segenap lapisan masyarakat sehingga kita rela dan taat kepadanya Demikian pula, bila kita menghendaki suatu pemimpin atau seorang Kepala Negara atau Presiden tentu kita harus memilih kemampuan atau skill yang lebih baik dari kita disamping attitude, dedikasinya, loyalitasnya, dan tanggungjawabnya, dan ada unsur kebapaan yang dapat membimbing mengarahkan dan memutuskan suatu masalah bangsa dan negaranya, sehingga kita akan rela dan siap mengikuti perintahnya sebagaimana taatnya makmum kepada imam, itulah pemimpin idaman yang setiap orang mendambakan semacam itu. Relevansi dengan bahasan kita di atas, maka kita akan menunjuk dia menjadi imam atau pemimpin yang memiliki perangai mulia (ahlaqulkarimah= attitude), bertanggung jawab terhadap rakyatnya (probability=amanah) cermat buat keputusan dalam berbagai permasalahan (making decision=fathonah) dan segala resikonya dia dihadapi (loyalitas =sidiq) serta dapat diterima oleh semua golongan (integritas=rahmatan) dan tidak ambisius (sabar) dan informative (tablig) sehingga kita akan tunduk dan patuh serta rela mengikutinya, Selanjutnya kita sebagai muslim dalam bersikap dan mengambil acuan atau nara sumber tentu kepada dalil naqli dalam berbagai riwayat menyebutkan tentang kriteri pemimpin yang kita kehendaki yaitu 1. pemimpin itu harus berlaku adil (1091) dan dapat dipercaya (84) (Q4.58) sehingga bertanggungjawab terhadap (amanah) (1084), yang melindung. dan mengayomi rakyat menjadi aman sentosa sehingga adil dalam kesejahteraan dan makmur dalam keadilan, 2. pemimpin harus lebih pintar dari kita (fathonah) dan mempunyai wawasan ilmu yang luas serta orang yang terbaik dari kita (1561) 3. pemimpin adalah orang yang terbaik di antara kamu (shidiq) (1047) yaitu dapat menjalankan hukum berdasarkan hukum yang berlaku (hukum Allah). 4. Pemimpin tidak ambisius (shabar), janganlah kamu memohon untuk menjadi pemimpin. (970) 5. pemimpin itu yang dapat membangun bangsa dan negaranya (11.61), dan reformatif (13.11) 6. pemimpin itu harus dari bangsanya sendiri, bukan dari luar (4.59) Pemimpin tidak bersifat individual akan tetapi memiliki jiwa social yang tinggi, bukan egois, bukan sosialis atau komunis akan tetapi ada ditengah tengah yaitu demokratis, pada saat darurat dapat mengatasinya dengan moderat dan lebih akurat serta menghasilkan kebijakan kebijakan yang diterima segenap lapisan masyarakat baik yang tersurat maupun tidak tersurat. Pendirian yang kokoh, penuh yakin dan optimis dalam implementasinya logis dan realistis tidak terlalu ekonomis tetapi tidak menjadikan pekerjaan secara bisnis. Dedikasi yang tinggi, ulet, rajin dan penuh tanggun jawab, serta santun dalam prilaku yang mulia, karena mimiliki ahlakul karimah. Berkaitan dengan hal tersebut di atas kita juga adalah pemimpin dalam keluarganya, lingkungan dan bahkan negaranya, sebagai warga Negara, sehingga bertanggung jawab terhadap apa yang kita pilih harus tidak boleh asal pilih, kecuali sudah sesuai dengan criteria yang telah kita kehendaki tersebut di atas. Kamunitas Percaya Wiranto adalah suatu kumpulan masyarakat di luar partai atau ormas, sebagai anggota masyarakat, sebagai warga Negara yang peduli terhadap bangsanya mendambakan pigur pemimpin bangsa di masa mendatang yang ideal dan kharismatik sesuai dengan criteria tersebut di atas dan pada kenyataannya telah dipelajari dengan seksama dan diuji dengan berbagai peristiwa permasalahan bangsa yang cukup pelik dan rumit yang memerlukan kebijakan yang adil lugas dan berwibawa sehingga dikenali lebih dalam sebagai pigur pemimpian bangsa masa depan yaitu Bapak Jenderal Purnawirawan Wiranto, SH yang dalam kesaksiannya telah menunjukkan kriteri kriteria yang kita dambakan. Semoga beliau bersedia menjadi pemimpin bangsa ini, amiin

.
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More