Wednesday 19 August 2009

Mari muhasabah

Apakah kita ada yang menciptakan (22.5)? Mari kita muhasabah... Kenali diri ini, siapa kita ? Seperti batu atau kita keluar dari batu?. Apakah kita manusia atw makluk yang ada dg sendirinya? Siapakah yang berjasa pada kita hingga keberadaan kita seperti sekarang? Apakah langsung gede dewasa spt sekarang? Bukankah manusia berproses dari setitik air hina, lalu menggumpal darah membentuk tulang, lalu diliputi daging, kemudian jadi makhuk yang baru, (embrio, 75.38). Apakah janin atau cabang bayi itu berkeliaran sendiri tanpa ada perlindungan? Atau ada di dalam rahim perut yang terpelihara, yang dikandungnya dengan susah payah selama 9 bln (7.189, 35.11, 46.15)? Kemudian lahir menjadi bayi (23.14, 40.67) dalam keadaan tidak berdaya (31.14), yang bisanya hanya menangis, dengan susah payah ibunya berjuang mengeluarkan bayi antara hidup dan mati, lalu dipeliharanya dari bayi menjadi balita, kemudian anak anak lalu menjadi remaja hingga dewasa (0 tahun sampe usia ...th/mati). Dipelihara dan dijaga dari berbagai gangguan, jangankan syetan, nyamukpun tidak dibiarkan. Dibesarkan dengan kasihsayang, disusui selama 24 bulan dengan asi (air susu ibu) yang lebih baik dari susu sapi, kemudian tambahanya susu sapi. Andaikata kita beli susu sudah berapa liter atau berapa krat, atw berapa carton? mungkin sudah menggudang susu kaleng di pabrik. Dipenuhinya segala kebutuhan, dari jajanan sampai makanan dari yang ringan sampe yang kenyang, mencukupi dengan nutrisi yang bergizi, minimal 3 kali sehari, dari mulai yang berprotein hingga berpitamin. Kalau saja kita kalkulasi dengan uang berapa ratus juta biaya untuk memelihara, merawat, membesarkan mendidik sampe jadi orang? Misal mulai dari nasi sudah berapa lumbung beras yang dimasaki dan sudah kita konsumsi, daging yang kita santapi, sudah berapa ekor sapi atau berapa ratus ekor kambing? Lalu dirawat dan dijaga sejak lahir hingga mati, mulai ngisingan, dimandian, dipakean, digendong kemana mana, memberi pakaian penginepan tidak pernah suruh bayar dari kamar hingga sampai usia dilamar, ataw melamar, diberi pelajaran dan dididik dari mulai buaian ingusan hingga mengenal perasaan cinta pada lain jenisnya, memelihara, menjaga, mengawasi, membesarkan, menyekolahkan sampai menjadi manusia yang bermoral dan bermartabat. Merekalah yang berjasa kepada kita. Siapakah yang hidmat pasti selamat dunia akhirat dan siapa yang khianat maka Allah akan melaknat. Makanya mereka jadi orang keramat. Doa dan ucapanya jadi kenyataan, mereka dikabulkan, demikian pula murkanya jadi bencana. Dapatkah kita membalas perangai budi pekerti mereka? Sekali kali tidak, karena kasih sayangnya sepanjang jaman, sementara kasih sayang kita hanya spanjang jalan, (kadang harus menyebrang atau buntu bahkan putus tengah jalan), lantas bagaimana kita berterima kasih pada mereka, kadang mereka pulang ke rahmatullah lebih duluan dari kita, bagaimana membalas budi mereka? Kasih sayang mereka tidak pernah terbalas, apalagi kasih sayang Pencipta yang bila dihitung rahmat karuniaNya tidak terhingga...lantas rahmat Tuhan yang manakah yang kamu bohongkan (55.13). Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. 31:14)Sesungguhnya orang yang bersyukur adalah mereka yang menggunakan akalnya mengagungkan petunjuk Allah serta taat ibadah kepadaNya (2.185, 39.66). Wallahu alam

Komentar
0 Komentar

0 komentar:

Post a Comment

.
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More