Friday 14 August 2009

Allah memberi Jalan Kemudahan

Hidup tidak selamanya enak, manis, indah, mulus dan sejahtera yang kadang membawa bahagia sehingga banyak orang memuja dan menganggapnya mulia, namun adakalanya harus menghadapi ujian dan musibah yang dirasakan pahit, ona penuh duri derita, susah dan sengsara yg kadang jadi cemoohan dan hinaan orang. Allah menciptakan stabilitas universal kepada makluk dengan berpasang pasangan. Ada laki ada perempuan, ada kehendak ada kemalasan, ada kaya ada miskin, ada perjuangan ada rintangan, ada keberhasilan ada kegagalan dan lain2, demikian ada kehinaan ada kemulian (89.14-15). Tinggal kita memilah dan memilih dengan sungguh2 apakah kehinaan atw kemuliaan yang kita dapatkan. Setiap org menghendaki dan mengusahakan tujuan akhir yaitu kemulian atau kesenangan, akan tetapi dalam kenyataan adakalanya harus merasakan kesusahan kesengsaraan walaupun sudah optimal berusaha menggapai cita2 dg kerja keras dgn perjuangan yg penuh pengorbanan dan segala resikonya tetapi tetap saja susah dan menderita. Hal ini bergantung kepada kita seberapa besar kesungguhan kemauan, cita2 dan kegigihan usaha dan mperjuangkan yang maksimal, kemudian stelah kita perjuangkan optimal maka sepenuhnya kita bertawakal dan berserah diri dengan ikhlas dan mengharapkan keridhoan Allah, yang disebut takwa niscaya akan berhasil dg bahagia (manjada wajada-siapa yang sungguh dia berhasil, 13.11). Dan kepunyaan Allah-lah apa yang gaib di langit dan di bumi dan kepada-Nya-lah dikembalikan urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan bertawakallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan (QS. 11:123). Seperti yang Allah janjikan dalam Quranul Karim pada surat atthalak sbb: ….. Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. (65:2-3). Sebagai relevansi dari ayat tsb membuktikan dari janji Allah dalam cerita dari Abdullah bin Umar r.a : Rasulullah saw bersabda: ada tiga org lelaki yang pergi ke gunung, tiba2 turun hujan, Lalu mereka bteduh di dalam gua. Scara tiba2 pintu gua itu tertutup batu besar shingga mereka terkurung, lalu mereka berkata kepada sebahagian yang lain: Ingatlah semua amal baik yang pernah kamu lakukan kerana Allah. Setelah itu berdoalah dengan amalan masing2. Semoga Allah menolong kesulitan ini. 1. Lelaki I berkata: Ya Allah, dulu aku mpunyai dua org ibu bapa yg sudah tua melarat. Mereka tinggal bersama keluargaku yg terdiri dari isteri dan beberapa org anak yg masih kecil. Aku pelihara serta berkhidmat untuk mereka. Sebagaimana biasanya aku memerah susu sapi untuk mereka. Aku selalu mengutamakan kedua org tuaku untuk meminumnya terlebih dahulu daripada anak-anakku. Suatu hari kerana kesibukan pekerjaanku, pulang kemalaman. Aku dapati mereka sudah tidur. Aku letakkan susu di dalam bejana. Aku berdiri menunggu mereka, karena tidak sanggup mbangunkanya dari tidur yang nyenyak, dan tidak memberi anak-anakku minum terlebih dulu sebelum mereka meminumnya, sekalipun anak2 mminta kerana lapar dahaga. Aku terus setia menunggui mereka dan tetap pula tidur sampai keesokan pagi. "Jika Engkau tahu apa yang aku lakukan itu adalah semata mharapkan kredaanMu, maka tolonglah aku dari kesulitan ini. Gerakkanlah batu besar ini, sehingga kami bisa melihat langit". Lalu Allah berkenan menolong mereka dengan menggerakkan sedikit batu besar trsbut, sehingga mereka bisa melihat langit. 2. Lelaki II berkata: Ya Allah, dahulu aku mpunyai sepupu perempuan. Aku mengasihinya sbgmana cinta seorang lelaki terhadap org perempuan yg cukup mendalam. Aku minta supaya dia melayani keinginan. Namun begitu dirayu dia tidak sudi berbuat demikian kecuali setelah aku memberikannya uang sebanyak 100 dinar. Kemudian Untuk itu aku berusaha susah payah akhirnya mampu mengumpulkan uang itu. Aku bawa uang itu kepadanya, kemudian aku mau menyetubuhinya, dia berkata: Wahai hamba Allah! Takutlah kpd Allah. Janganlah kamu merenggut kesucianku kecuali dgn pernikahan dulu. Mendengar kata-kata itu aku bangkit serta membatalkan niat jahatku itu. "Seandainya Engkau tahu bahwa apa yg aku lakukan itu adalah semata- mencari kredaanMu, tolonglah kami dari kesulitan ini. Gerakkanlah batu besar ini". Allah berkenan menolong mereka, batu besar itu terbuka sedikit lagi. 3. Lelaki III berkata: Ya Allah, waktu dulu aku pernah mengupah seorang pekerja penyawah padi. Sebagaima biasanya selesai melakukan pekerjaan, dia minta upahnya. Namun aku tidak membayarnya. Dia terus menyawah padi dan minta terus upahnya dan tidak dibayar pula upahnya hingga kubelikan sapi. Suatu ketika sapi itu menjadi bebera ekor dan bertambah beberapa ekor anaknya. Dia datang dan menagih upahnya dan berkata kepadaku, mana hakku janganlah berbuat zalim. Maka aku berikan semu sapi itu dan berkata, ambillah semua sapi ini karena hakmu dan janganlah berkata zalim kepadaku. "Seandainya Engkau tahu bahwa apa yg aku lakukan itu adalah semata-mencari kredaanMu, tolonglah kami dari kesulitan ini. Gerakkanlah batu besar ini". Allah berkenan menolong mereka, batu besar itu terbuka dan mereka bisa keluar dari gua itu dg izin Allah. Siapapun kita adakalanya memiliki suatu urusan yang sudah kita coba usahakan maksimal tetapi mentok dan sulit berhasil, maka Allah memudahkanya, bila bertawakal. (Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang mukmin bertawakal. (QS. 3:160)

Komentar
0 Komentar

0 komentar:

Post a Comment

.
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More