Gue tambahin lagi nih kenapa manusia suka nggak sukses dalam mendapatkan rejeki, kuncinya janganlah kita "doa diatas doa"..maksudnya tuh..kadang2 kita berdoa agar dilancarkan proyeknya atau posisi karirnya dapat terlaksana.....tapi waktu kita sambil berdoa.....kepalanya langsung menghayal......kalau proyek gool nanti gw mau ganti mobil, HP, pergi jalan2 dan lain sebagainya and kalau nanti jabatan gw dah tinggi...istri gw mau gw ganti aahh.....ya itulah manusia yang selalu diliputi hawa nafsunya, sehingga apa yang kita mau jalankan nggak pernah sukses (nggak ada ikhlasnya waktu ngejalanin hidup ).
"Nanis R. Byaktika" wrote: BODY { MARGIN-TOP: 25px; FONT-SIZE: 10pt; MARGIN-LEFT: 25px; COLOR: #000000; FONT-FAMILY: Arial, Helvetica } P.msoNormal { MARGIN-TOP: 0px; FONT-SIZE: 10pt; MARGIN-LEFT: 0px; COLOR: #ffffcc; FONT-FAMILY: Helvetica, "Times New Roman" } LI.msoNormal { MARGIN-TOP: 0px; FONT-SIZE: 10pt; MARGIN-LEFT: 0px; COLOR: #ffffcc; FONT-FAMILY: Helvetica, "Times New Roman" } Penyumbat Saluran Rezeki
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Allah SWT menciptakan semua makhluk telah sempurna dengan pembagian
rezekinya. Tidak ada satu pun yang akan ditelantarkan-Nya, termasuk kita.
Karena itu, rezeki kita yang sudah Allah jamin pemenuhannya. Yang dibutuhkan
adalah mau atau tidak kita mencarinya. Yang lebih tinggi lagi benar atau
tidak cara mendapatkannya. Rezeki di sini tentu bukan sekadar uang.
Ilmu, kesehatan, ketenteraman jiwa, pasangan hidup, keturunan, nama baik,
persaudaraan, ketaatan termasuk pula rezeki, bahkan lebih tinggi nilainya
dibanding uang. Walau demikian, ada banyak orang yang dipusingkan dengan
masalah pembagian rezeki ini.
"Kok rezeki saya seret banget, padahal sudah mati-matian mencarinya?"
"Mengapa ya saya gagal terus dalam bisnis?" "Mengapa hati saya tidak pernah
tenang?"
Ada banyak penyebab, mungkin cara mencarinya yang kurang profesional, kurang
serius mengusahakannya, atau ada kondisi yang menyebabkan Allah Azza wa
Jalla "menahan" rezeki yang bersangkutan. Poin terakhir inilah yang akan
kita bahas. Mengapa aliran rezeki kita tersumbat? Apa saja penyebabnya?
Saudaraku, Allah adalah Dzat Pembagi Rezeki. Tidak ada setetes pun air yang
masuk ke mulut kita kecuali atas izin-Nya. Karena itu, jika Allah SWT sampai
menahan rezeki kita, pasti ada prosedur yang salah yang kita lakukan.
Setidaknya ada lima hal yang menghalangi aliran rezeki :
Pertama, lepasnya ketawakalan dari hati. Dengan kata lain, kita
berharap dan menggantungkan diri kepada selain Allah. Kita berusaha, namun
usaha yang kita lakukan tidak dikaitkan dengan-Nya. Padahal Allah itu sesuai
prasangka hamba-Nya. Ketika seorang hamba berprasangka buruk kepada Allah,
maka keburukan-lah yang akan ia terima.
Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan) nya. Demikian janji Allah dalam QS Ath Thalaaq [63] ayat 3.
Kedua, dosa dan maksiat yang kita lakukan. Dosa adalah penghalang
datangnya rezeki. Rasulullah SAW bersabda, :
"Sesungguhnya seseorang terjauh dari rezeki disebabkan oleh perbuatan
dosanya."(HR Ahmad)
Saudaraku, bila dosa menyumbat aliran rezeki, maka tobat akan membukanya.
Andai kita simak, doa minta hujan isinya adalah permintaan tobat, doa Nabi
Yunus saat berada dalam perut ikan adalah permintaan tobat, demikian pula
doa memohon anak dan Lailatul Qadar adalah tobat. Karena itu, bila rezeki
terasa seret, perbanyaklah tobat, dengan hati, ucapan dan perbuatan kita.
Ketiga, maksiat saat mencari nafkah. Apakah pekerjaan kita dihalalkan
agama? Jika memang halal, apakah benar dalam mencari dan menjalaninya?
Tanyakan selalu hal ini. Kecurangan dalam mencari nafkah, entah itu korupsi
(waktu, uang), memanipulasi timbangan, praktik mark up, dsb akan membaut
rezeki kita tidak berkah. Mungkin uang kita dapat, namun berkah dari uang
tersebut telah hilang. Apa ciri rezeki yang tidak berkah?
Mudah menguap untuk hal sia-sia, tidak membawa ketenangan, sulit dipakai
untuk taat kepada Allah serta membawa penyakit. Bila kita terlanjur
melakukannya, segera bertobat dan kembalikan harta tersebut kepada yang
berhak menerimanya.
Keempat, pekerjaan yang melalaikan kita dari mengingat Allah.
Bertanyalah, apakah aktivitas kita selama ini membuat hubungan kita dengan
Allah makin menjauh? Terlalu sibuk bekerja sehingga lupa shalat (atau
minimal jadi telat), lupa membaca Alquran, lupa mendidik keluarga, adalah
sinyal-sinyal pekerjaan kita tidak berkah. Jika sudah demikian, jangan
heran bila rezeki kita akan tersumbat. Idealnya, semua pekerjaan harus
membuat kita semakin dekat dengan Allah. sibuk boleh, namun jangan sampai
hak-hak Allah kita abaikan. Saudaraku, bencana sesungguhnya bukanlah bencana
alam yang menimpa orang lain. Bencana sesungguhnya adalah saat kita semakin
jauh dari Allah.
Kelima, enggan bersedekah. Siapapun yang pelit, niscaya hidupnya akan
sempit, rezekinya mampet. Sebaliknya, sedekah adalah penolak bala, penyubur
kebaikan serta pelipat ganda rezeki. Sedekah bagaikan sebutir benih
menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus
biji. Artinya, Allah yang Mahakaya akan membalasnya hingga tujuh ratus kali
lipat (QS Al Baqarah [2]: 261). Tidakkah kita tertarik dengan janji Allah
ini? Maka pastikan, tiada hari tanpa sedekah, tiada hari tanpa kebaikan.
Insya Allah, Allah SWT akan membukakan pintu-pintu rezeki-Nya untuk kita.
Amin.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Posted in: