Tuesday 1 April 2008

Hati2 dengan 3 TA

"Pengendalian diri dan emosi adalah kunci keberhasilan investasi." Demikian saduran kata bijak dari Warren Buffett, orang terkaya nomor 2 di dunia yang memiliki kekayaan bersih lebih dari US$ 50 milyar. Wisdom dari Pak Warren Buffett ini tampaknya perlu sekali ditanamkan di dalam benak masyarakat kita. Pasalnya, telah banyak kasus penipuan investasi yang terjadi di negara ini. Belum reda ingatan kita atas satu kasus penipuan, sudah muncul pula kasus lain. Hati-hati virus 3 TA Rupanya, selain virus flu burung, SARS, dan AIDS, ada virus lain yang sulit diberantas dan sangat berbahaya bagi keputusan investasi, yaitu virus 3 TA. Maksudnya bukan harTA, waniTA, dan tahTA, namun 3 TA berikut ini. TA yang pertama adalah TAmak. Terobsesi dengan keinginan untuk cepat kaya, manusia sering lupa untuk waspada. Iming-iming hasil investasi yang menggiurkan pun langsung diterkam. Pikirannya telah terpelintir sedemikian rupa sehingga hanya alur pikir dan informasi yang mendukung mimpi di siang hari bolong itu saja yang dipertimbangkan. Selebihnya dibuang. Bahkan, banyak orang tanpa mengumpulkan informasi langsung terjun memakan umpan iming-iming investasi semu tersebut. Akibatnya, mereka seperti membeli kucing di dalam karung. Tanpa mengenal seluk-beluk investasinya terlebih dahulu, mereka buru-buru membenamkan uang mereka. Tindakan terburu-buru ini sering terkait dengan emosi lain yang sering dimanfaatkan oleh para penipu. Ini dia TA yang kedua, yaitu TAkut. Ketakutan tentang masa depan yang tak terjamin, kehilangan kesempatan sekali seumur hidup, kalah cepat dibanding investor lain, dan masih banyak lagi 'tombol emosi' ketakutan lain sering dimainkan oleh para penipu ulung. Kombinasi dari daya tarik TAmak dan daya dorong TAkut ternyata sangat ampuh sebagai alat manipulasi emosi para calon korban penipuan. Trauma yang ditimbulkan akibat penipuan investasi bisa jadi sangat mendalam. Betapa tidak, uang yang telah dikumpulkan bertahun- tahun, bahkan berpuluh-puluh tahun habis sia-sia. Akibatnya, banyak korban penipuan menjadi apatis. Ini TA yang ketiga, yaitu TAmat atau TAkluk! Ini berbahaya karena si korban akan sulit untuk keluar dari kubangan kemiskinan akibat enggan berusaha lagi. Lantas bagaimana caranya agar kita tidak mudah termakan rayuan investasi tipuan dan bebas dari virus 3 TA? Kata kuncinya adalah kecerdasan finansial! Memiliki kecerdasan finansial tidaklah identik dengan menyelesaikan sekolah formal tingkat S1, S2, atau S3 di bidang keuangan. Kecerdasan finansial mengacu pada kemampuan untuk menciptakan nilai tambah kemakmuran dan menikmati kemakmuran itu dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Ada banyak komponen yang mendukung kecerdasan finansial, termasuk kemampuan untuk menghindari penipuan investasi. Agar mudah diingat, konsepnya akan ditampilkan sebagai singkatan W.I.S.D.O.M. Huruf W dari W.I.S.D.O.M mengacu pada Watak. Artinya, kenali situasi diri kita saat ini, yaitu kekuatan, kelemahan, dan kebutuhan diri, pilihan saran investasi, serta situasi lingkungan investasi. Dalam bahasa manajemen, ini disebut SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats). Sebagai contoh, kita perlu mengenal seberapa besar toleransi kita terhadap risiko (kemauan dan kemampuan kita dalam menanggung risiko) dan perlu mengenal dengan baik produk investasi sebelum kita berinvestasi. Dengan demikian kita tidak sekadar membeli kucing dalam karung. Setelah mengenal W, kita perlu menetapkan I atau Impian / Ingin. Impian merupakan cita-cita besar yang merupakan tujuan hidup, sementara Ingin bersifat lebih membumi diformulasikan dalam bentuk tujuan investasi. Tujuan harus bersifat SMART, yaitu Specific, Measurable, Achievable, Result-oriented, dan Time-bound. Specific berarti khas untuk pribadi Anda, tidak sekadar copy cat meniru orang lain. Measurable maksudnya terukur sehingga bisa dinyatakan secara lebih akurat dan objektif. Selanjutnya, tujuan yang Achievable adalah tujuan yang membumi, tidak sekadar punguk merindukan bulan. Jadi, harus bisa dicapai. Tujuan yang terlalu muluk justru akan membuat orang menjadi diam di tempat dan tidak mulai melangkah. Result-oriented artinya befokus pada pencapaian hasil, bukan sekadar proses. Ciri terakhir adalah Time-bound, yaitu berbatas waktu. Tujuan yang baik perlu dibuatkan tahapannya, untuk jangka pendek (1 tahun), menengah (misalnya 5 tahun), panjang (misalnya 10 tahun), dan untuk jangka sangat panjang (misalnya untuk pensiun). Setelah mengetahui situasi sekarang (W) dan masa depan yang diinginkan (I), kita perlu merancang S (Siasat atau Strategi) untuk bertolak dari W menuju I. Dalam investasi, strategi berarti pilihan portofolio atau bauran investasi yang cocok untuk merealisasikan tujuan sesuai dengan ciri khas investor. Dalam menjalankan strategi itu, investor perlu untuk selalu meningkatkan knowledge, skills, dan attitude-nya (pengetahuan, ketrampilan, dan sikap) dalam berinvestasi. Belajar adalah kuncinya. Investor perlu terus belajar tentang peluang baru dan instrumen investasi baru, belajar mempraktekkan ilmu barunya secara bertahap, dan belajar dari keberhasilan maupun kegagalan diri sendiri dan orang lain dalam berinvestasi. Langkah berikutnya adalah implementasi rencana dengan kerja cerdas dan kerja keras (Otak dan Otot). Kerja keras artinya kita harus berdisiplin dan bertekun dalam menjalankan rencana investasi. Kerja cerdas artinya berpikir kreatif, menggunakan sistem investasi yang terbukti keefektivannya serta memanfaatkan teknologi yang memungkinkan kita mencapai lebih banyak dengan sumber daya yang sama. Terakhir, agar siklus prosesnya lengkap, perlu dilakukan Meter (pengukuran), Monitor (pemantauan kesesuaian realisasi hasil dengan rencana: Apakah kita sudah berada di jalur yang benar, dan seberapa jauh kita sudah berjalan dijalur yang benar). Bila terjadi penyimpangan perlu dilakukan kajian dan penataan ulang (Manajemen). Kalau kita telah mempraktekkan ilmu WISDOM ini maka peluang kita untuk terjerumus menderita virus 3 TA yang berujung pada bencana korban penipuan akibat emosi negatif akan berkurang secara signifikan. Kalau toh kita sempat terjerumus, kita akan segera menyadarinya dan melakukan cut loss sebelum situasi bertambah parah. Melakukan kesalahan adalah manusiawi. Yang penting adalah bagaimana kita belajar dari kesalahan dan bangkit sebagai pemenang, bukannya tergeletak sebagai pecundang. Pepatah bijak berkata, bahwa orang yang berhasil adalah orang yang bangkit satu kali lebih banyak dibanding kejatuhannya. Bila orang yang jatuh sudah tidak mau bangkit lagi, tamatlah hidupnya. Kekalahannya menjadi permanen! Pilihan ada di tangan Anda: Mau jadi pemenang atau pecundang. Untuk menjadi pemenang, waspadalah dalam berinvestasi, tingkatkan kecerdasan finansial Anda, dan gunakan W.I.S.D.O.M! Masuk akal kan !?! Selamat berinvestasi! Roy Sembel adalah Guru Besar Ekonomi Keuangan dan penulis buku ENERGIZE YOURLIFE: Kiat WISDOM untuk hidup makmur, sehat, dan sejahtera

Komentar
0 Komentar

0 komentar:

Post a Comment

.
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More