Wednesday 9 September 2009

Napaktilas Puasa Rasulullah

Menapak Tilas Puasa Rasulullah Keteladanan Rosulullah SAW bukan hanya dalam prilakunya saja, namun juga dari tata cara ibadahnya, karena itu Allah mengutus beliau sebagai contoh terbaik (33.21), sehingga tidak akan tersesat jika ibadah kita lakukan seperti ibadah Rosulullah beribadah. Bukan hanya dari tata cara sholat, namun dari tata cara ibadah lainnya kita harus merujuk pada apa yang dilakukan beliau (57.7). Rasulullah apabila hendak melewati bulan suci Ramadhan, beliau mengumpulkan para shohabatnya, kemudian menyampaikan kepada mereka hikmah dan keutamaan bulan suci Ramadhan dan Puasa yang di lakukan oleh Umat Islam. Kordinasi beliau menjadi tradisi yang selalu berulang kali setiap tahun. Rosul memberikan pembelajaran dan pemahaman ilmu dan mental kepada para sahabatnya. Apa yang dilakukan Rosulullah kepada para sahabatnya memiliki makna betapa pentingnya mempersiapkan diri dalam ilmu dan mental dalam menghadapi bulan yang penuh hikmah ini. Betapa pentinya kita mengikuti/meniru cara Rosul (3.30) dalam melewati bulan suci Ramadhan, agar kemurnian ajaranya tetap terjaga. Jangan melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran Rosulullah SAW dan jangan terjebak pada pernyataan yang merusak ibadah kita. Tradisi yang di nilai keliru adalah tradisi berziarah kubur dan juga tradisi bersih. Rosulullah SAW tidak pernah mengajarkan ke duanya. Dalam hal besih-bersih menurut hadits adalah kewajiban muslim setiap harinya, tanpa harus menunggu bulan Ramadhan datang, ke bersihan itu kan sebagian dari iman. Sebagian kalangan juga ada yang berpendapat bahwa tidur di bulan Ramadhan benilai ibadah, namun apakah faktanya demikian? karena pada akhirnya ada gurauwan yang timbul dimasyarakat jika tidur bernilai ibadah, maka tak ada salahnya menghabiskan bulan Ramadhan dengan tidur. Mungkin perumpamaannya lebih tepat seperti ini adalah, dari pada melakukan maksiyat lebih baik tidur saja. Rosulullah tetap produktif selama bulan Ramadhan, Bahkan pasukan muslimin pernah melakukan perang akbar di bulan ini. Rosulullah SAW malah mengurangi waktu tidurnya yang sedikit itu untuk memperbanyak ibadah. Berniat berpuasa sejak semalam. Diriwayatkan dari Hafshah, barang siapa yang tidak berniat untuk berpuasa Ramadhan sejak malam,maka tak ada puasa baginya, (HR Abu Daud). Rosulullah puasanya dengan mengakhirkannya makan sahur, dan menyegerakan berbuka puasa. Rosulullah SAW selau berhenti makannya sebelum perutnya kenyang.Tidak mengada, ada sangat sederhana, bila kini kita berbuka puasa dengan meja makan, sesak penuh oleh makanan. Rosulullah menyegerakan berbuka dengan sesuatu yang manis, yaitu dengan sebutir kurma, kalu tidak ada kurma basah maka dengan kurma kering,kalau keduanya tidak ada maka, dengan meneguk beberapa air. Salah satu perihal yang di nilai tidak sesuai lainnya dengan ajaran Rosulullah, adalah pembagian bulan Ramadhan menjadi tiga fase, padahal tidak ada hadis shahih yang mengatakan terbagi menjadi tiga yaitu sepuluh hari pertama, sepuluh hari ke dua, dan sepuluh hari ke tiga. Adapun yang berdasarkan Riwayat Bukhari yang dikisahkan Siti Aisyah RA, Rosulullah SAW membagi bulan Ramadhan menjadi dua fase, yaitu dua puluh hari pertama dan sepuluh hari terakhir, di mana Rosulullah meningkatkan ibadanya menjelang penghabisan bulan penuh mulia ini (2.184). Rosulullah di dua puluh hari pertama, melakukan ibadah secara intentif, dan pada sepuluh hari terakhir, Rosulullah akan, "tancap gas" dalam beribadah. Apa yang di tunjukan Rosulullah SAW ini berbeda dengan apa yang dilakukan kebanyakan orang Indonesia yang justru semangant dan melempem di akhir Ramadhan. Nilai bulan Ramadhan sejak awal hingga akhir pelaksanaanya sama semua, tidak dipilih sepuluh hari pertama, ke dua, dan ketiga,"sama- sama mulia, berpahala tinggi, mencari rahmat dan pengapunan dari allah SWT," di sepuluh hari terakhir ini memang dianjurkan untuk meningkatkan ibadah ini memang momen istimewa, karena selain menjelang penghabisan bulan Ramadhan, di sepuluh hari terakhir juga ada peristiwa Lailatul Qodar yang amalan pahalanya bagi mereka yang beribadah akan sangat luar biasa yaitu sama dengan beribadah 1000 bulan. Apa yang dilakukan Rosul pada sepuluh hari terakhir? Yang patut kita contoh dari ibadahnya Rosul bahwa di sepuluh hari terakhir adalah menghidupkan malamnya dengan qiyamun lail (sholat malam). Rosulullah SAW juga membangunkan keluarganya untuk beribadah di mesjid untuk melakukan iktikaf (1.187), satu hal lagi, di sepuluh hari terakhir, Rosuluulah juga berpuasa dari mengumpuli istri-istrinya. Apa bila memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, Beliau benar-benar menghidupkan malam untuk beribadah dan membangunkan istri-istrinya untuk turut beribadah bersamanya.Rosulullah juga mengencangkan ikatan kainnya (tidak mengumpuli istrinya),selama sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Memperbanyak ibadah selama bulan Ramadhan,juga memperbanyak sedekah kepada sesama Rosulullah SAW yang terkenal sangat dermawan, namun ia semakain dermawan lagi saat bulan Ramadhan.terutama kepada anak-anak yatim dan fakir miskin. Beginilah Rosulullah SAW berpuasa. Bagaimana dengan kita? wallahu alam bishowab.

Komentar
0 Komentar

0 komentar:

Post a Comment

.
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More