Friday 11 September 2009

Badai Pasti Kembali

Badai Pasti Berlalu… Kembali (Malapetaka atau Musibah Bencana Alam): Apakah Ujian, Peringatan, atau Hukuman? Tak seorangpun di dunia ini yang menghendaki atau senang akan malapetaka (musibah bencana), akan tetapi manusia dihadapkan kepada kenyataan yang pasti mau tidak mau, atau suka tidak suka senantiasa mengancam kita, yang datang silih berganti, secara tiba-tiba yang tidak terkira, kapan dan dari mana datangnya. Tentunya perlu kita renungkan apa yang telah terjadi, apakah Malapetaka itu suatu cobaan, atau Peringatan, atau justru hukuman (siksaan)?. Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (do`a hamba-Nya)." (11:61). Cerita manusia dari masa ke masa selalu ada yang menderita akibat Malapetaka: apakah bencana alam atau hidup yang serba kekurangan, atau karena susahnya dalam mencari nafkah sehingga menderita dengan kemiskinanya dan ada pula yang menderita karena penganiayaan atau perlakuan kesewenang wenangan penguasa lalim atau diktator seperti cerita di zaman Kaum Aad, kaum Tsamud, Kaum Saba, Namrud, Firaun dan lain-lain. Tidak terkecuali pada kita, bangsa Indonesia selalu mendapatkan malapetaka yang bertubi tubi apakah gempa bumi seperti tsunami, atau bencana banjir yang melanda, atau angin taufan yang memporak-porandakan bangunan kampung dan kota, jatuhnya pesawat terbang berkali-kali, tenggelamnya kapal kapal laut, tabrakan kereta api dan mobil mobil, dan semuanya itu menelan kerugian materil yang tidak terkira dan puluhan bahkan ratusan ribu korban yang menimpa manusia, bukan hanya dalam negeri, termasuk di luar negeri yang tergabung TKI sering mendapatkan perlakuan tidak manusiawi bahkan terinjak injak harga diri dan martabat bangsa yang tercabik-cabik menyakitkan lebih dari sekedar cambukan. Setelah kita kaji dan mencoba bertadabbur (yaitu mempelajari dan memahami serta merenungkan ayat-ayat Al-Quran yang telah Allah sampaikan kepada kita, dihubungkan dengan apa apa yang telah terjadi berbagai fenomena dihadapan kita selama ini) melahirkan introspeksi pada diri kita, Apakah dalam pengakuan terhadap Agama kita sudah konsekuen mengamalkan ajarannya dengan baik dan benar, atau kita melalaikan bahkan menodai ajaran, petunjuk dan Peringatan Allah, atau justru kita mengingkarinya?, nastaghfirullahal azhim… Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui. (7:32) Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.( 7:96), Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. 2:29 Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (2:218) Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi `auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. (7:26) Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas. 2:212 Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (6:32) Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (2:22) Dan apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepada kamu peringatan dari Tuhanmu dengan perantaraan seorang laki-laki dari golonganmu agar dia memberi peringatan kepadamu dan mudah-mudahan kamu bertakwa dan supaya kamu mendapat rahmat? (7”63) Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur, di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain, dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. ? (7: 97, 98, 79, 99) Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?,(67:16) Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. (11:102) Dan demikianlah Kami menurunkan Al Qur'an dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerang(bersambung)

Komentar
0 Komentar

0 komentar:

Post a Comment

.
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More