Wednesday 6 April 2011

AMANAH

Sesungguhnya
Kami telah
mengemukakan amanat [1234] kepada langit, bumi dan
gunung-gunung, maka
semuanya enggan
untuk memikul amanat itu dan mereka
khawatir akan
mengkhianatinya, dan
dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya
manusia itu amat zalim
dan amat bodoh, [1234] Yang dimaksud
dengan amanat di sini ialah tugas-tugas
keagamaan. Surah: Al-Ahzab -
Ayat: 72 wa-ath ii'uu allaaha wa- athii'uu alrrasuula fa-in tawallaytum fa-
innamaa 'alaa rasuulinaa albalaaghu almubiinu 12. Dan ta'atlah kepada
Allah dan ta'atlah
kepada Rasul-Nya, jika
kamu berpaling
sesungguhnya
kewajiban Rasul Kami hanyalah
menyampaikan
(amanat Allah) dengan terang. Surah: At-Taghaabun -
Ayat: 12

Katakanlah:
"Taatlah kepada Allah
dan taatlah kepada
rasul; dan jika kamu
berpaling maka
sesungguhnya kewajiban rasul itu
adalah apa yang
dibebankan
kepadanya, dan
kewajiban kamu
sekalian adalah semata-mata apa yang
dibebankan kepadamu.
Dan jika kamu ta'at
kepadanya, niscaya
kamu mendapat
petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu
melainkan
menyampaikan
(amanat Allah) dengan terang". Surah: An-Nuur - Ayat:
54

Dan ta'atlah kamu
kepada Allah dan
ta'atlah kamu kepada
Rasul-(Nya) dan
berhati-hatilah. Jika
kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa
sesungguhnya
kewajiban Rasul Kami,
hanyalah
menyampaikan
(amanat Allah) dengan terang. Surah: Al-Maidah -
Ayat: 92

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan
Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat- amanah
yang dipercayakan
kepadamu, sedang kamu mengetahui.(8.27)

Hai Rasul,
sampaikanlah apa
yang diturunkan
kepadamu dari
Tuhanmu. Dan jika
tidak kamu kerjakan (apa yang
diperintahkan itu,
berarti) kamu tidak
menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari
(gangguan) manusia
[430]. Sesungguhnya
Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-
orang yang kafir. [430]. Maksudnya : tak
seorangpun yang
dapat membunuh Nabi
Muhammad SAW SEBAB TURUNNYA
AYAT: Abu Syekh mengetengahkan dari
Hasan, bahwa
Rasulullah saw. pernah
bersabda,
"Sesungguhnya Allah
telah mengutusku untuk membawa
risalah-Nya hal ini
membuatku merasa
susah. Dan aku telah
mengetahui bahwa
orang-orang pasti akan mendustakan diriku.
Akhirnya Allah
memberikan ultimatum
kepadaku, apakah aku
menyampaikannya
ataukah Dia akan mengazabku.
Kemudian Allah
menurunkan ayat, 'Hai
Rasul! Sampaikanlah
apa yang diturunkan
kepadamu dari Tuhanmu...'" (Q.S. Al-
Maidah 67) Ibnu Abu
Hatim
mengetengahkan dari
Mujahid yang
menceritakan, "Tatkala ayat ini diturunkan,
yaitu firman-Nya, 'Hai
Rasul, sampaikanlah
apa yang diturunkan
kepadamu dari
Tuhanmu...' (Q.S. Al- Maidah 67) Nabi saw.
berkata, 'Wahai
Tuhanku! Apakah yang
harus aku perbuat
sedangkan diriku ini
seorang diri dan mereka orang-orang
banyak yang berada di
sekitarku.' Kemudian
turunlah ayat, 'Dan jika
tidak kamu kerjakan
(apa yang menjadi perintah-Ku itu, berarti)
kamu tidak
menyampaikan risalah/
amanat-Nya.'" (Q.S.
Al-Maidah 67). Hakim
dan Tirmizi mengetengahkan
sebuah hadis dari Siti
Aisyah r.a. Siti Aisyah
telah berkata,
"Tersebutlah bahwa
Nabi saw. selalu berada dalam kawalan
ketat, sehingga
turunlah ayat, 'Allah
memelihara kamu dari
(gangguan)
manusia.' (Q.S. Al- Maidah 67) kemudian
beliau keluar
menampakkan
kepalanya dari dalam
mesjid Quba seraya
berseru, 'Hai manusia! Pergilah kamu sekalian,
sesungguhnya Allah
telah memelihara
diriku.' Hadis ini
menunjukkan bahwa
ayat tersebut turun di malam hari ketika
Rasulullah sedang
berbaring di atas
tempat tidurnya." Imam
Thabrani
mengetengahkan dari Abu Said Al-Khudri
yang menceritakan,
"Paman Nabi yaitu
Abbas r.a. termasuk
orang-orang yang
menjaga beliau. Tatkala turun ayat, 'Allah
memelihara kamu dari
(gangguan)
manusia.' (Q.S. Al-
Maidah 67) ia langsung
meninggalkan tugas jaganya itu." Imam
Thabrani
mengetengahkan pula
dari Ishmah bin Malik
Al-Khuthami yang
menceritakan bahwa pada suatu malam kami
sedang menjaga
Rasulullah saw.
kemudian pada malam
itu juga turunlah ayat,
"Allah memelihara kamu dari (gangguan)
manusia." (Q.S. Al-
Maidah 67) setelah itu
pengawalan terhadap
diri beliau ditiadakan.
Ibnu Hibban mengetengahkan
dalam kitab Shahih dari
Abu Hurairah r.a. Abu
Hurairah mengatakan,
"Jika kami berada
dalam suatu perjalanan bersama Rasulullah
saw. kami berikan buat
beliau pohon yang
paling besar dan paling
rindang untuk tempat
berteduh beliau. Kemudian pada suatu
ketika beliau berteduh
di bawah sebuah
pohon dan
menggantungkan
pedangnya di pohon itu. Tiba-tiba datang
seorang lelaki
mengambil pedangnya
lalu lelaki itu berkata,
'Hai Muhammad!
Siapakah yang bisa mencegah diriku
terhadapmu?'
Rasulullah saw.
menjawab, 'Hanya
Allah yang bisa
mencegahmu dariku. Sekarang letakkanlah
pedangmu!' Kemudian
lelaki itu pun
meletakkan pedangnya
lalu turunlah ayat,
'Allah memelihara kamu dari (gangguan)
manusia.'" (Q.S. Al-
Maidah 67). Ibnu Abu
Hatim dan Ibnu
Murdawaih
mengetengahkan sebuah hadis dari Jabir
bin Abdullah. Jabir bin
Abdullah mengatakan,
"Tatkala Nabi saw.
berperang dengan Bani
Anmar, beliau beristirahat di suatu
tempat yang bernama
Dzaturraqi' di bawah
sebuah pohon kurma
yang paling tinggi.
Tatkala beliau sedang duduk beristirahat di
pinggir sebuah sumur
seraya menurunkan
kedua kakinya ke
dalam sumur, Al-Warits
seorang lelaki dari Bani Najjar berkata,
'Sungguh aku akan
membunuh
Muhammad.' Lalu
teman-temannya
bertanya, 'Bagaimana caranya kamu
membunuh
Muhammad?' Ia
menjawab, 'Aku minta
kepadanya untuk
memberikan pedangnya kepadaku,
jika ia memberikan
pedangnya kepadaku,
ia akan segera
kubunuh.' Kemudian ia
mendatangi beliau dan berkata, 'Hai
Muhammad! Berikanlah
pedangmu kepadaku,
aku akan menciumnya.'
Nabi saw.
menyerahkan pedangnya
kepadanya, akan tetapi
tangan Al-Warits tiba-
tiba gemetar. Lalu
beliau bersabda
kepadanya, 'Rupanya Allah telah
menghalangimu untuk
mengerjakan apa yang
telah kamu niatkan.'
Setelah itu Allah swt.
menurunkan ayat, 'Hai Rasul! Sampaikanlah
apa yang diturunkan
kepadamu...'" (Q.S. Al-
Maidah 67). Dan
termasuk yang paling
aneh, sehubungan dengan hadis yang
menjelaskan tentang
latar belakang turunnya
ayat ini, ialah sebuah
hadis yang
diketengahkan oleh Ibnu Murdawaih dan
Imam Thabrani dari
Ibnu Abbas.
Disebutkan bahwa Ibnu
Abbas bercerita,
"Tersebutlah bahwa Rasulullah saw. selalu
dikawal dengan ketat
dan Abu Thalib setiap
harinya selalu mengirim
beberapa orang lelaki
dari kalangan Bani Hasyim untuk
mengawalnya sampai
turun ayat ini, yaitu
firman-Nya, 'Allah
memelihara kamu dari
(gangguan) manuasia.' (Al-Maidah
67). Kemudian Abu
Thalib bermaksud
mengirim orang-orang
untuk menjaga beliau
akan tetapi Nabi saw. bersabda, 'Hai paman!
Sesungguhnya Allah
telah memelihara diriku
dari gangguan jin dan
manusia.'" Ibnu
Murdawaih mengetengahkan hadis
ini dari jalur Jabir bin
Abdullah yang
maknanya sama
dengan hadis di atas.
Berdasarkan pengertian dari kedua
hadis di atas dapat
ditarik kesimpulan,
bahwa ayat ini adalah
Makiah, padahal
menurut pendapat yang kuat (menurut
kenyataannya) adalah
sebaliknya, yaitu
Madaniah. Surah: Al-Maidah -
Ayat: 67

Sesungguhnya
Allah menyuruh kamu
menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan
(menyuruh kamu)
apabila menetapkan
hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan
adil. Sesungguhnya
Allah memberi
pengajaran yang
sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha
Mendengar lagi Maha
Melihat. SEBAB TURUNNYA
AYAT: Ibnu Murdawaih
mengetengahkan dari
jalur Kalbi dari Abu
Saleh dari Ibnu Abbas,
katanya, "Tatkala
Rasulullah saw. membebaskan kota
Mekah, dipanggilnya
Usman bin Thalhah lalu
setelah datang, maka
sabdanya, 'Coba lihat
kunci Kakbah,' lalu diambilkannya. Tatkala
Usman mengulurkan
tangannya untuk
menyerahkan kunci itu,
tiba-tiba Abbas bangkit
seraya berkata, 'Wahai Rasulullah! Demi ibu
bapakku yang menjadi
tebusanmu,
gabungkanlah tugas ini
dengan pelayanan
minuman jemaah.' Mendengar itu Usman
pun menahan
tangannya, maka
sabda Rasulullah saw.,
'Berikanlah kunci itu,
hai Utsman.' Maka jawabnya, 'Inilah
amanat dari Allah.'
Maka Rasulullah pun
bangkit, lalu dibukanya
Kakbah dan kemudian
keluar, lalu bertawaf sekeliling Baitullah.
Kemudian Jibril pun
menurunkan wahyu
agar mengembalikan
kunci, maka
dipanggilnya Usman bin Thalhah lalu
diserahkannya kunci itu
kepadanya, kemudian
dibacakannya ayat,
'Sesungguhnya Allah
menyuruhmu supaya kamu menyampaikan
amanat kepada yang
berhak...' hingga ayat
itu selesai." (Q.S. An-
Nisa 58) Syu'bah
mengetengahkan dalam tafsirnya dari
Hajjaj, dari Ibnu Juraij,
katanya, "Ayat ini
diturunkan mengenai
Usman bin Thalhah
yang Rasulullah menerima kunci
Kakbah daripadanya.
Dengan kunci itu beliau
memasuki Baitullah
pada hari pembebasan,
kemudian keluar seraya membaca ayat
ini. Dipanggilnya
Usman lalu
diserahkannya kunci itu
kepadanya." Katanya
pula, "Kata Umar bin Khaththab, 'Tatkala
Rasulullah keluar dari
Kakbah sambil
membaca ayat ini, dan
demi ibu bapak yang
menjadi tebusannya, tidak pernah saya
dengar ia membacanya
sebelum itu.' Kata
saya, 'Jika dilihat dari
sini, ternyata surah
tersebut turun dalam ruangan Kakbah.'" Surah: An-Nisaa -
Ayat: 58

Hadis riwayat Aisyah ra, dari Masruq ia bercerita, Aku bertanya kepada
Aisyah, Apakah Muhammad saw. pernah melihat Tuhannya ؟ Aisyah
menjawab, Maha suci Allah! Bulu romanya benar-benar berdiri (karena
terkejut) mendengar perkataan itu. Ada tiga hal, siapa yang
membicarakan salah satunya, maka dia berbohong besar atas Allah. Di
antara yang mana kamu, hai Masruq ؟ Aku bertanya, Apa tiga hal itu.
Aisyah menjawab, Pertama, siapa yang menyangka bahwa Muhammad saw.
melihat Tuhannya, maka dia berbohong besar atas Allah. Aku mulanya
bersandar, santai, lalu duduk sambil berkata, Ya Ummul mukminin,
tunggu, jangan tergesa- gesa, bukankah Allah telah berfirman ﺪﻘﻟﻭ ﻩﺁﺭ
ﻖﻓﻷﺎﺑ ﻦﻴﺒﻤﻟﺍ (Dan sesungguhnya dia melihatnya di ufuk yang terang).
ﺪﻘﻟﻭ ﻩﺁﺭ ﺔﻟﺰﻧ ﻯﺮﺧﺃ (Sesungguhnya dia telah melihatnya di waktu lain).
Aisyah berkata, Aku adalah umat Islam pertama menanyakan hal itu
kepada Rasulullah saw.
Beliau bersabda, Itu adalah Jibril as. aku tidak pernah melihatnya
dalam bentuk aslinya, kecuali dua kali. Aku melihatnya turun dari
langit, besarnya menutupi ruangan antara langit dan bumi. Aisyah
melanjutkan, Apakah engkau belum pernah mendengar firman Allah, ﻻ
ﻪﻛﺭﺪﺗ ﺭﺎﺼﺑﻷﺍ ﻮﻫﻭ ﻙﺭﺪﻳ ﺭﺎﺼﺑﻷﺍ ﻮﻫﻭ ﻒﻴﻄﻠﻟﺍ ﺮﻴﺒﺨﻟﺍ (Dia tidak dapat
dicapai oleh mata, sedangkan Dia dapat melihat segala yang kelihatan.
Dia maha halus dan maha mengetahui). Tidakkah engkau mendengar firman
Allah, ﺎﻣﻭ ﻥﺎﻛ ﺮﺸﺒﻟ ﻥﺃ ﻪﻤﻠﻜﻳ ﻪﻠﻟﺍ ﻻﺇ ﺎﻴﺣﻭ ﻭﺃ ﻦﻣ ﺀﺍﺭﻭ ﺏﺎﺠﺣ ﻭﺃ ﻞﺳﺮﻳ ﻻﻮﺳﺭ
ﻲﺣﻮﻴﻓ ﻪﻧﺫﺈﺑ ﺎﻣ ﺀﺎﺸﻳ ﻪﻧﺇ ﻲﻠﻋ ﻢﻴﻜﺣ (Tidak mungkin bagi manusia berbicara
dengan Tuhannya kecuali dengan perantaraan wahyu, dibelakang hijab
"maksudnya, hanya mendengar suara", atau mengutus malaikat untuk
mewahyukan apa saja yang diinginkan-Nya kepada manusia. Sesungguhnya
Dia Maha tinggi dan Maha bijaksana). Aisyah berkata lagi, (Kedua)
siapa yang menyangka bahwa Rasulullah saw. menyembunyikan
sebagian isi Kitab Allah, maka dia berbohong besar atas Allah. Allah
berfirman, ﺎﻳ ﺎﻬﻳﺃ ﻝﻮﺳﺮﻟﺍ ﻎﻠﺑ ﺎﻣ ﻝﺰﻧﺃ ﻚﻴﻟﺇ ﻦﻣ ﻚﺑﺭ ﻥﺇﻭ ﻢﻟ ﻞﻌﻔﺗ ﺎﻤﻓ ﺖﻐﻠﺑ
ﻪﺘﻟﺎﺳﺭ (Hai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan oleh Tuhanmu. Dan
jika engkau tidak melakukan "perintah itu" maka engkau tidak
menyampaikan
amanah-Nya).
Kemudian Aisyah melanjutkan, (Ketiga) siapa saja yang memberitahu apa
yang akan terjadi besok, maka dia berbohong besar atas Allah. Allah
berfirman ﻞﻗ ﻻﻢﻠﻌﻳ ﻦﻣ ﻲﻓ ﺕﺍﻮﻤﺴﻟﺍ ﺽﺭﻷﺍﻭ ﺐﻴﻐﻟﺍ ﻻﺇ ﻪﻠﻟﺍ (Katakanlah!
tidak ada sesuatupun di bumi dan
di langit yang mengetahui masalah gaib kecuali Allah)

amanah juga bisa terpercaya dalam mengemban tanggung jawab sebagai
pemimpin sebagaimana yang terjadi dalam keluarga beliau

Setelah berda'wah dan berjuang bertahun-
tahun dengan beragam
tribulasi, akhirnya panji-
panji Islam berkibar
dengan megahnya di
seluruh Jazirah Arab hingga ke Persia dan
Syria. Dari segala penjuru
mengalirlah harta
benda ke kota
Madinah. Disamping
harta benda, banyak
pula tawanan perang dari pihak musuh-
musuh Islam. Pada saat itu, anak
Nabi hanya tinggal
Fatimah. Puteri beliau
yang lain sudah
meninggal dunia. Nabi
sangat menyayangi Fatimah, sebaliknya
Fatimah juga amat
sayang dan hormat
pada ayahnya. Setiap Fatimah datang
ke rumah ayahnya,
beliau selalu
menyambutnya
dengan kedua tangan
terbuka, kemudian memeluknya dengan
penuh kasih sayang.
Dengan sapu tangan,
diusapnya keringat
yang mengalir di kening
puterinya, Fatimah. Sesudah itu, beliau
suruh Fatimah duduk di
sisi beliau. Sambil
mengelus-elus kepala
puterinya, Nabi
bertanya tentang kesehatannya, juga
kesehatan suami dan
anak-anaknya. Pada suatu hari,
Fatimah datang lagi
mengunjungi rumah
ayahnya. Seperti biasa
Nabi menyambutnya
dengan suka cita dan memeluknya penuh
kasih sayang.
"Bagaimana kabarmu, puteriku? Bagaimana
kabar suami dan anak-
anakmu?", tanya Nabi. "Alhamdulillah kami semua baik-baik saja,
ayah. " Tetapi suara Fatimah terdengar
parau, seperti
menyimpan kesedihan.
Kemudian dia
melanjutkan bicaranya,
"Ayah, tugasku di rumah banyak sekali
yang harus kukerjakan,
melayani suami,
mengasuh anak,
memasak di dapur,
bersih-bersih rumah, dan pekerjaan-
pekerjaan lainnya.
Coba ayah bayangkan!
Anak kami lima, tamu
datang tidak henti-
hentinya setiap pagi hingga petang. Dan
hanya aku sendirian
yang melayani mereka
semua. Rasanya aku
tak tahan lagi, ayah.
Tubuhku benar-benar sangat letih dan serasa
remuk redam!
Aku dengar, di
Madinah sekarang ini
banyak tawanan
perang perempuan. Ayah, mohon saya
diberi seorang saja,
untuk menjadi
pembantu saya di
rumah. Niscaya dia
akan sangat membantu meringankan bebanku.
Tolonglah aku, ayah...
Bukankah ayah Kepala
Negara di negeri ini..." Dengan penuh
perhatian Nabi
mendengarkan keluhan
puteri tercintanya.
Setelah Fatimah selesai
bicara, beliau menjawab dengan hati
sedih, "Anakku sayang... Seluruh
tawanan dan harta
yang engkau lihat itu,
bukanlah milik ayah. Itu
semua adalah hak
kaum Muslimin yang berjasa selama
peperangan. Ini semua
hanya amanah bagi
ayah, dan kewajiban
ayah hanya
membagikannya secara adil kepada
yang berhak
mendapatkannya
karena jasanya.
Sementara kamu,
anakku, tidak ikut dalam peperangan.
Karena itu kamu tidak
berhak mendapatkan
harta ini sama sekali,
anakku. Termasuk
tidak seorang pun dari tawanan perempuan itu
yang kamu minta yang
bisa aku berikan
kepadamu. Maafkan
ayah ya, sayangku... " Kemudian Nabi yang
mulia ini menasihati
puteri tercintanya,
"Anakku, dunia ini adalah ladang untuk
beramal. Dan hidup di
dunia ini berarti bekerja.
Maka penuhilah
kewajibanmu sebaik-
baiknya. Jika kamu merasa penat dan letih
dan merasakan
kewajibanmu begitu
sangat berat, berdoalah
kepada Allah, niscaya
Allah akan memberikan kekuatan kepadamu..." "Terima kasih ayah...
maafkan kesalahan
puterimu ini, yang
kurang sabar menerima
ujian hidup...", jawab Fatimah sambil
meneteskan air mata. Nabi kemudian
memeluk erat puteri
kesayangannya itu
dengan penuh kasih,
tak terasa air mata
beliau mengalir di pipinya, "Ya Allah, bekalilah kesabaran
dalam diri puteriku ini,
dan anugerahilah ia
kelak dengan surga-
Mu ..." *******

--
‎ ‎مصباح

http://www.facebook.com/abah.misbah?ref=profile#/group.php?gid=187256475997&ref=mf,
Http://nandang-MisbaH.blogspot.com,
http://sv-se.facebook.com/people/Nandang_Misbah/1297993210,
http://www.teladan.org/misbah/weblog,
http://profiles.friendster.com/56013272,
http://www.flickr.com/people/55246387@N00,
http://tagged.com/nandang_misbah
وَٱللَّهُ يَدعُواْ إِلَى دَارِ ٱلسَّلَـمِ وَيَہدِى مَن يَشَاءُ إِلَى
صِرَطٍ مُّستَقِيم

Komentar
0 Komentar

0 komentar:

Post a Comment

.
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More