Thursday 5 November 2009

Ujian

Bala, UJIAN Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya ni`mat dari Kami ia berkata: "Sesungguhnya aku diberi ni`mat itu hanyalah karena kepintaranku". Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui.(39:49) Konotasi ujian pada suatu lembaga pendidikan adalah upaya untuk mengukur kemampuan, kecerdasan dan meningkatkan kualitas anak didik dalam pemahaman materi pendidikan dan pelajaran, demikian pula Allah menguji hambanya untuk mengukur seberapa besar pengabdian dalam ketaatan dan kesalehannya, apakah tawaddu dan tawakal, melaksanakan perintah dan menjauhi larangan secara ikhlas, serta dapat bersabar menjalaninya ? Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi (28:77). Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (3:14). Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas(2:212). Allah meluaskan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit) (13:26, 30:37). Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (ni`mat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran). (6:168). Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. (18:7, 67:2). Umumnya orang mengenal ujian itu apabila yang dihadapinya berupa kerugian, serba kekurangan penuh penderitaan, banyak merasakan cacian dan hinaan serta segala kesusahaan dan musibah yang dilaluinya identik dengan kemiskinan, padahal keberuntungan, anugerah kekayaan, jabatan, dan popularitas yang menyenangkan bahkan dipuja dan disenangi orang dan sangat membanggakan identik dengan kemulian itupun termasuk ke dalam ujian. Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata: "Tuhanku telah memuliakanku". Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezkinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku". (89:15-16). Tidak sedikit manusia pada umunya senang akan keindahan, kemuliaan dan menjunjung tinggi martabat serta kehormatan, sehingga banyak orang tabe kepadanya dan bahkan memuja dan membanggakannya, jangankah saudara orang lainpun ikut mengaku saudara. Akan tetapi banyak muncul keakuan dan sifat egosetris yang berlebihan dalam penguasaan duniawi baik akan kekayaan kedudukan maupun popularitas, mereka jadi angkuh dan sombong dan mereka tidak senang akan kemiskinan dan kesusahannya, sehingga mereka juga menjadi gengsi tidak familiar dan tidak senang berhubungan bahkan tidak mau dekat dan kenal kepada orang miskin. Jangankan orang lain saudarapun tidak mengakuinya. Kesenangan dan kesusahan, kedua-duanya adalah ujian hidup akan tetapi mereka lebih senang dan memilih kekayaan dan kedudukan yang luhur sebagai kemuliaan, akan tetapi tidak sedikit yang tidak memahami kemuliaan dan cobaan. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu): di sisi Allah-lah pahala yang besar. (64:15) Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar. (23:55-56). Jadi ujian dalam hidup dapat berbentuk: 1. berbagai anugerah kenikmatan kekayaan dan kedudukan sehingga mereka senang dan bahagia serta mulia, terhormat dan membanggakan, 2. Atau berbagai musibah dan bencana yang dilaluinya dengan kemiskinan, kesusahan dan penderitaan yang menyakitkan dan menyedihkan bahkan cacian dan hinaan, yang kedua-duanya dapat dikatakan baik tergantung sejauhmana kita bisa mensikapinya. Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang yang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata: "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka?" (Allah berfirman): "Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)?" (6:53) Sungguh mengagumkan perihal mu’min. Semua hal yang dialaminya adalah baik. Jika ia mendapat hal yang menyenangkan, ia bersyukur. Maka hal itu menjadi suatu kebaikan baginya. Jika ia tertimpa hal yang menyakitkan, ia bersab

Komentar
0 Komentar

0 komentar:

Post a Comment

.
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More