Tuesday 17 November 2009

Haji Mabrur (lanjutan)

Lanjutan Haji Mabrur Ditemukanlah yang masak tersebut di sebuah gubuk reyot yang didalamnya terdapat penghuninya seorang janda yang dengan kesusahan dan penderitaannya nampak tua yang memiliki tiga anak yatim. Muafak datang dan berkata “assalamu alaikum?...”wa’alaikum salam” jawabnya si ibu itu dengan terheran-heran dia bertanya dalam hatinya ada apa gerangan.... Muafak bertanya “maaf ...apa ibu sedang memasak daging?...”benar” jawabnya dengan tenang, Muafak semakin berat hati untuk mengutarakan maksud dan tujuannya, “masa saya harus meminta kepada orang yang lebih susah dari saya” (kata hatinya Muafak). Ibu anak Yatim balik tanya kepadanya “kenapa memangnya Muafak?”....awalnya terdiam ....lalu Muafak menjawab... “istri saya sedang mengidam dan kepengen daging masakan ibu..., gimana bu?....”tidak Muafak...maaf ini haram buat kamu dan keluargamu, tetapi boleh buat kami” Jawab ibu.... Muafak heran...”kenapa bisa begitu bu”?...Muafak heran dan penasaran ada apa gerangan, lalu ibu menjelaskan pengalamannya.....”Muafak... anak anakku sudah tiga hari tidak pada makan, padahal aku sudah berusaha mencari kesana kemari, dan hampir tiga hari mengasilkan yang nihil, sampai akhirnya aku temukan seekor bangkai hewan yang sudah membusuk, lalu aku mengambilnya dan dimasak untuk anak-anakku ketimbang mereka mati kelaparan”.... Mendengar penjelasan Ibu anak yatim ini ...Muafak tidak terasa mengalir air matanya dan menangis dia....bu...tolong jangan diteruskan masaknya dan tunggu saya sebentar, saya akan kembali lagi.....lalu Muafak pergi ke rumahnya dan diambillah uang tabungan haji yang telah dia niatkan itu semua diberikannya kepada Ibu anak yatim itu...”bu jangan engkau teruskan masaknya ...belilah hewan dari uangku ini....biarlah hajiku di sini saja... Subhanallah...begitu mulia prilakunya Muafak pantas meraih haji mabrur, hal ini sejalan dengan hadits 1128 Diriwayatkan daripada Saidina Umar bin al-Khattab r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Sesungguhnya setiap amalan itu bergantung kepada niat. Sesungguhnya setiap orang itu akan mendapat sesuatu mengikut niatnya. Barangsiapa yang berhijrah kerana Allah dan RasulNya, maka Hijrahnya itu kerana Allah dan RasulNya. Barangsiapa yang berhijrah untuk mendapatkan dunia dia akan mendapatkannya atau kerana seorang perempuan yang ingin dikahwininya maka Hijrahnya itu mengikut apa yang diniatkannya. Diriwayatkan daripada Ibnu Abbas r.a katanya: Rasulullah s.a.w telah meriwayatkan bahawa Allah s.w.t telah berfirman: Sesungguhnya Allah mencatat kebaikan-kebaikan dan kejahatan-kejahatan. Kemudian baginda menerangkan hal itu: Barangsiapa berniat ingin melakukan kebaikan, tetapi tidak lagi melakukannya, maka Allah mencatatkan niat itu sebagai kebaikan yang sempurna di sisiNya. Jika seseorang itu berniat ingin melakukan kebaikan lalu mengerjakannya, maka Allah mencatatkan di sisiNya sepuluh kebaikan hingga sampai tujuh ratus kali ganda seterusnya hingga kepada gandaan yang sebanyak-banyaknya. Jika seseorang berniat ingin melakukan kejahatan tetapi tidak melakukannya, maka Allah mencatatkannya sebagai satu kebaikan yang sempurna di sisiNya. Jika dia berniat untuk melakukan kejahatan lalu melakukannya maka Allah mencatatnya sebagai satu amalan kejahatan sahaja. 79) Semoga kita dapat menunaikan iabadah haji yang mabrur walaupun belum siap bekal minimal kita niatkan yang kuat dan ikhlas ingin mendapatkan ridho Allah amin. Wallahu alamhttp://m.facebook.com/profile.php?rd0f9851c&refid=0

Komentar
0 Komentar

0 komentar:

Post a Comment

.
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More