Friday 20 November 2009

Berkurban yuuuuuk

Berkurbanlah sebelum jadi korban! Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, .... Begitu banyak nikmat yang dianugrahkan Allah kepada kita sehingga tidak terhingga banyaknya “Waintauddu ni’matallahi latuhsuha” bila hendak menghitung-hitung nikmat Allah tidak terhingga luasnya bagaikan Alkautsar, seperti dilukiskan dalam firman-Nya “Inna ‘A’thoina kalkaustar....” baik nikmat hidup, nikmat iman, nikmat islam bahkan nikmat sihat .... Hari ini Begitu banyak orang terbaring dirumah sakit, bukan kenikmatan yang didapatkan, tetapi penderitaan yang memilukan, manakala nikmat sihat telah diangkat, yang lezat-pun tidak enak....hingga seolah tidak berharga lagi harta yang berlimpah... jabatan tidak lagi membanggakan, bahkan istri yang cantikpun tidak menggairahkan. Semuanya tidak ada artinya dibanding sihat. Mereka merintih kesakitan sambil berharap-harap cemas ingin sihat. Dipagi yang cerah ini kita dapat menikmatinya, sehingga makan akan terasa enak jangankan yang lezat-lezat dengan garampun terasa nikmat bila makan disaat saat lapar, bahkan kita dapat bekumpul dengan keluarga dan dapat menjalankan tugas sehari-hari dengan baik. ..................Alhamdullah itulah keberkahan. Allah menurunkan keberkahan melalui hujan kemudian jadi rahmat sehingga dapat menyuburkan tanah pertanian, para petani dapat memanen hasil sehingga menjadi rezeki buat hidup dan prikehidupannya yang akhirnnya tercapai kesejahteraan dan kebahagiaan. Fasholli lirobbika wanhar...... Maka oleh karena berbagai karunia telah banyak kita nikmati sehingga timbal balik rasa terima kasihnya adalah “Dirikanlah sholat dan berkurbanlah...”. Kurban sebagai perwujudan syukur yang telah Allah wajibkan kepada kita sebagaimana dalam surat Adduha 11 “Wa-amma bini’mati robbika fahadits” Dan terhadap ni'mat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya dengan bersyukur). yang dibuktikan dengan sholat dan rela berkurban baik harta maupun nyawa ihlas ingin mengharap rido dari Allah ... Semua ini patut disukuri sebagai timbal balik rasa terima kasih kepada yang memberi kasih sayang, dengan mengeluarkan sebagian harta yang telah dianugerahkannya melalui sedekah infak termasuk kurban........ "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih" (14:7). Dengan kata lain .... “Berkurbanlah sebelum jadi korban!, Kita ambil contoh bila lapindo mau berkorban menggantikan masyarakat sekitar dengan nilai 1 trilyun maka dia tidak kehilangan 17 trilyun...karena tidak sedikit mereka yang tidak berkurban justru pada akhirnya jadi korban, korban bencana, korban kerusuhan, korban penganiayaan, korban pelecehan, korban fitnah dan korban neraka jahanan.... Air hujan yang seharusnya bisa mendatangkan rahmat, seperti diuraikan tandi mendatangkan kesuburan dan kesejahteraan melainkan sebaliknya hujanpun bisa mendatangkan laknat. Banjir melanda banyak tenggelam rumah2 tinggal atapnya tidak terkecuali efek lapindo, Banyak bangsa-bangsa binasa tertimpa berbagai musibah, seperti bencana banjir melanda dan gempa bumi yang menimpa, tidak terhitung kerugian tidak hanya kehilangan harta bahkan nyawa baik itu di jaman kaum Ad, Samud, Nuh dan Etopia akibat mengingkari nikmat atau melalaikan ajaran Tuhan.dan tidak menutup kemungkinan bisa terjadi kepada bangsa Indonesia, naudzu billahi mindalik. "Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian) kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami (nya).(6.65) "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdo`a kepada-Nya dengan berendah diri dan dengan suara yang lembut (dengan mengatakan): "Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur." (6:63) Jadi yang turun kepada kita bukan keberkahan, tetapi kehancuran melanda, bencana alam menimpa, banjir membawa korban, gempa dimana-mana, tawuran tanpa kasih sayang seperti tidak berharga sebuah nyawa dan krisis yang berkepanjangan, baik krisis ekonomi, krisis kepercayaan, krisis kepemimpinan dan lain-lain, tidak terkecuali krisis integrasi bangsa, Innna lillahi wainna lillahi rajiun. Apakah musibah ini ujian, peringatan atau hukuman, dan bagaimana dengan kita Indonesia, yang dilanda berbagai krisis termasuk banjir khusunya jakarta? .... Indonesia yang katanya subur dan makmur gemah rifah loh jinawi, banyak sandang, banyak pangan dan banyak pula yang kelaparan. Padahal “orang bilang tanah kita tanah syurga, tongkat kayu dan batu-pun jadi tanaman”. Tetapi mengapa,.. masih banyak kekurangan, masih banyak kelaparan, masih banyak yang tidak mendapat pekerjaan dan tidak sedikit kemiskinan. Jangan-jangan karena bangga dengan dosa-dosa, atau sombong dengan kekuatan, bahkan haus kekuasaan, sehingga tidak lagi arif dalam berpijak dan tidak adil dalam berpihak, justru yang salah kita bela, yang benar tersia-sia, sampai yang lemah dikunyah, bahkan korupsi dilindungi, perjudian diberi kesempatan, prostitusi dilokalisasi, yang hina dapat pujaan, orang mulia dilecehkan, orang miskin terabaikan, orang kaya dapat kepedulian, alquran hanya hiasan sementara koran jadi kebu

Komentar
0 Komentar

0 komentar:

Post a Comment

.
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More