Wednesday 11 September 2013

Kemuliaan

assalamu alaikum wrwb, my dear...

Mulia tidaknya seseorang tidak dilihat dari tampilannya,melainkan dari performa batiniah atau hatinya. ..."Sesungguhnya, Allah tidak melihat rupa dan harta-harta kamu, tapi melihat hati dan perbuatanmu" (HR Muslim)


Siapa yg meyakini kebesaran Allah ia tdk akan pernah ditimpa kehinaan. Dan siapa yg menyandarkan harapan kpd Allah.... pastilah harapan itu menjadi kenyataan

“Ingatlah, sungguh dalam jasad  manusia ada segumpal daging, apabila dia baik, maka baiklah seluruh tubuh, apabila ia buruk, maka buruklah seluruh tubuh, ketahuilah segumpal daging itu adalah hati." (HR. Muttafaqun Alaih)

Kalau kemuliaan itu dìidentikan dengan harta kekayaan, kenapa Korun terkaya sedunia justru dia terhina bahkan matinyapun tenggelam kebumi bersama hartanya, kalau pangkat dan jabatan sbg kekuasaan itu dianggap suatu kemulian kenapa Firaun justru terhina bahkan matinyapun seperti ikan asin, kalau kebangsawanan atau turunan dijadikan kehormatan kenapa Kan'an terhina padahal putra nabi Nuh, ...Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu.(49.13)

Kita berasal dari Allah dan akan kembali kepadaNya, ("Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun") tetapi Allah akan menerimanya bila hati kita dalam keadaan suci (layanfauna malun walabanun illa man atallaha biqalbin salim) karna manusia tdk luput dari makhlulkhatha wannisyan, banyak salah dan dosa akan tetapi bukan berarti manusia yang baik itu tidak pernah bersalah, manusia yang baik adalah manusia yang mengakui kesalahanya dan tidak mau mengulangi perbuatan salahnya dengan memohon ampunan dari sgl kesalahannya tsb (3.135), (taubat, sungguh beruntunglah orang yang dapat menyucikan diri dg beriman 87.14) maka dengan taubat inilah menjadi kesucian diri bagaikan cermin yang bersih akan menerima dan bercahaya sebagaimana yang diterimanya membias menerangi sekitarnya dan agar tetap bersih dan bercahaya maka ada upaya dan menjaganya sesuai dg syarat dan ketentuan (menurut syariat, ) adalah takwa dg tertib dan kontinu tidak berubah walau situasi dan kondisi yang mempengaruhinya, dan tetap teguh dalam pendirian serta tumaninah (istiqamah) maka menjadi jiwa yang tenang yang akan diseru Allah...Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai- Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba- hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.(89.27-30)

Komentar
0 Komentar

0 komentar:

Post a Comment

.
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More