Saturday 4 May 2013

Teliti sebelum jadi

Wara, sikap berhati hati dalam, itikad hati, tindakan ucapan lisan dan
amal perbuatan apakah baik, sesuai syariat, halal, haramkah apakah
Allah meridlai dst..
Salah satu sifat dari pada orang yang bertakwa adalah wara, yaitu
sikap teliti atau hati-hati, sebagaimana yang terjadi pada seorang
pemuda santri yang bernama Muhammad Idris, ketika dia mandi dalam
sebuah sungai di tengah hari (maklum jadul, tidak seperti yang
dilakukan orang jaman kiwari umumnya dilakukan di kamar mandi)... ini
mandi di kali...


begitu hampir selesai mandi ada sebuah apel yang terbawa air sungai
lewat dihadapannya, kemudian secara reflek maka diambilah apel
tersebut, dan kebetulan perut lapar di siang bolong dia pikir
menemukan makan gratis akhirnya apel dipungut dan dimakan sampai
habis...
Secara apel habis, namun pikiran dia tidak habis habis mengganjal
dalam benak Mohammad Idris, astaghfirullah saya telah berdosa makan
apel milik orang, ...pasti ada pemiliknya, bukan hak sendiri, walaupun
Apel ini dibawa air sungai pasti jatuh dari pohon dan ada pemiliknya
...
..kemudian menyusuri sungai ke arah hulu, dan dicarinya pemilik apel,
dan ternyata memang ada sebuah pohon apel yang dekat ke kali itu dan
akhirnya ketemu dengan pemilik apel...
M.i...assalamu alaikum
P.a...wa alaikumus salam warahmatullahi wabarakatuh
M.i...maap pak haji apa betul bapak pemilik apel yang dekat ke sungai...
P.a...betul ...ada apa gerangan wahai anak muda...
M.i...bahwa saya telah berbuat dosa, melakukan kesalahan, memakan apel
milik bapak yang saya temukan di sungai, saya sadar karena perbuatan
itu salah jadi saya tidak mau dilemparkan Allah kedalam api neraka,
maka saya mohon maap dan minta halalnya dari pak haji...
P.a....enak bener kamu minta halal dan minta dimaapkan, enteng sekali
minta halal sementara kamu sudah makan dengan enaknya...ga bisa.. itu
apel milik saya tapi sudah kamu makan, , maka perbuatan kamu harus
dipertanggungjawabkan..
M.i...apapun sangsinya saya bertanggung jawab asal saya dimaapkan dan
dihalalkan bapak, sehingga tidak ada ancaman api neraka...
P.a...baiklah akan saya maapkan, saratnya asal kamu bisa melaksanakan
3 perintah saya...
M.i...apaboleh buat karena saya harus bertanggungjawab atas perbuatan saya.
P.a...baiklah saya maapkan asal Saratnya terpenuhi ...pertama kamu
harus bekerja buat saya selama tiga bulan, kedua selama kamu bekerja
kamu tidak digaji dan tidak dikasih makan, 3. Kamu harus menikahi cucu
saya yang perempuan...wah asik neh dalam hati Muhammad Idris....tapi
jangan seneng dulu sebab dia bermuka buruk, bisu, buta, tuli dan
lumpuh, bagaimana...
M.i...waduh berat sekali pak haji, bagaimana saya harus melakukan itu
semuanya...(terutama harus menikahi perempuan yang disebutkan ancur
sekali berguman dalam hatinya)...
P.a...ya sudah kalo kamu tidak mau, sayapun tidak akan memaapkan dan
menghalalkan apel yang kamu makan...
M.i...ya Allah inikah resiko punya sikap dan perbuatan saya,
..bagaimana saya harus menerima takdir ini, ...walaupun saya percaya
takdir. ...tapi saya tidak mau terjadi lebih buruk lagi dilempar ke
neraka akibat perbuatan dosa...ya Allah ampunilah saya dan saya
menerima sarat ini sebagai pertanggungjawaban saya...
Akhirnya dengan penuh tanggung jawab perintah pak haji dikerjakan
mengurus kebun apel sampai selesai tiga bulan dan tibalah waktunya
nikahan...
Setelah pengucapan akad nikah dan walimahan yang diteruskan dengan
ramah tamah maka sampailah pada malam pertama, dan dipersilahkan
Muhammad Idris untuk masuk kamar penganten...
Muhammad Idris buka pintu, dengan salam perlahan, assalamu
alaikum...ada yang nyahut, wa alaikumus salam warahmatullahi
wabarakatuh, dia kaget, kok ada orang lain di dalam, mau ke luar lagi,
tapi dipanggil dari dalam kamar masuklah wahai suamiku, ...makin
tambah heran saja dan penasaran mau tahu siapa yang panggil... dan
ternyata perempuan itu tidak ancur malahan cantik jelita, indah
dipandang mata, tutur bahasa dan bicara dengan sopan santun lunglai
gemulai, tidak bisu, bermata bening dan indah yang menyambut Muhammad
Idris...tapi Muhammad Idris menangis tersedu, dia pikir apalagi sangsi
yang akan terjadi, kesalahan makan apel saja sudah begitu berat
tanggung jawabnya, apalagi dosa besar yang dihadapi, sambil keluar dia
istighfar dan berkata maap pak haji saya tidak mampu dosa itu begitu
berat apalagi dosa ini..
P.a...kenapa menangis yang mulia, bukankah Allah akan membalas semua
amal perbuatan kita, dan memberikan pahala rezeki yang terbaik...
M.i...maka dari itu saya tidak mampu pak haji...
P.a... Itu istrimu, sudah halal dan saya senang pada kamu, makanya
saya nikahkan cucuku kepada kamu, kamu berhak mendapatkan yang
terbaik, karena kamu punya akhlak mulia, sudah jarang orang sekarang
yang jujur, takut kepada Allah, wara, hati2 dari yang haram,
bertanggung jawab dan mengakui kesalahannya...
Dari pernikahannya Muhammad Idris mempunyai anak yang cerdas dan saleh
bahkan usia 7 tahun dia sudah hapal Quran, itulah beliau imam Syafi'i
ulama yang digemari di marii. ..wallahu alam

وَٱللَّهُ يَدۡعُوٓاْ إِلَىٰ دَارِ ٱلسَّلَـٰمِ وَيَہۡدِى مَن يَشَآءُ إِلَىٰ
صِرَٲطٍ۬ مُّسۡتَقِيم

Komentar
0 Komentar

0 komentar:

Post a Comment

.
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More