Tuesday 25 January 2011

balas dendam

BALAS DENDAM Di sebuah perusahaan
pertambangan minyak
di Arab Saudi, di akhir
tahun '40-an. Seorang
pegawai rendahan,
remaja lokal asli Saudi, kehausan dan
bergegas mencari air
untuk menyiram
tenggorokannya yang
kering. Ia begitu
gembira ketika melihat air dingin yang tampak
didepannya dan
bersegera mengisi air
dingin ke dalam gelas. Belum sempat ia
minum, tangannya
terhenti oleh
sebuahhardikan: "Hei,
kamu tidak boleh
minum air ini. Kamu cuma pekerja
rendahan. Air ini hanya
khusus untuk insinyur!"
Suara itu berasal dari
mulut seorang insinyur
Amerika yang bekerja di perusahaan
tersebut.
Remaja itu akhirnya
hanya terdiam
menahan haus. Ia tahu
ia hanya anak miskin lulusan sekolah dasar.
Kalaupun ada
pendidikan yang
dibanggakan, ia lulusan
lembaga Tahfidz
Quran, tapi keahlian itu tidak ada harganya di
perusahaan minyak
yang saat itu masih
dikendalikan oleh
manajeman Amerika. Hardikan itu selalu
terngiang di
kepalanya. Ia lalu
bertanya-tanya:
Kenapa ini terjadi
padaku? Kenapa segelas air saja
dilarang untukku?
Apakah karena aku
pekerja rendahan,
sedangkan mereka
insinyur? Apakah kalau aku jadi insinyur aku
bisa minum air itu?
Apakah aku bisa jadi
insinyur seperti
mereka.??? Pertanyaan ini selalu
tengiang-ngiang dalam
dirinya.
Kejadian ini akhirnya
menjadi momentum
baginya untuk bangkit MEMBALAS
DENDAM..! Akhirnya muncul
komitmen dalam
dirinya.
Remaja miskin itu lalu
bekerja keras siang hari
dan melanjutkan sekolah malam hari.
Hampir setiap hari ia
kurang tidur untuk
mengejar
ketertinggalannya.
Tidak jarang olok-olok dari teman pun
diterimanya. Buah kerja kerasnya
menggapai hasil. Ia
akhirnya bisa lulus
SMA. Kerja kerasnya
membuat perusahaan
memberi kesempatan padanya untuk
mendalami ilmu. Ia
dikirim ke Amerika
mengambil kuliah S1
bidang teknik dan
master bidang geologi. Pemuda ini lulus
dengan hasil sangat
memuaskan, sehingga
ia direkomendasi
Profesornya untuk
melanjutkan ke jenjang Doktoral.
Hasilnya pun Summa
Cum Laude. Selanjutnya ia pulang
ke negerinya dan
bekerja sebagai teknisi
ahli. Kini ia sudah
menaklukkan
dendamnya, kembali
sebagai insinyur dan
bisa minum air yang
dulu dilarang baginya... Apakah sampai disitu
saja??
Tidak, karirnya melesat
terus. Ia sudah terlatih
bekerja keras dan
mengejar ketinggalan. Dalam pekerjaan pun
karirnya menyusul
yang lain. Karirnya
melonjak dari kepala
bagian, kepala cabang,
manajer umum sampai akhirnya ia menjabat
sebagai wakil direktur.
Sebuah bjabatan
tertinggi yang bisa
dicapai oleh orang lokal
saat itu. Insinyur Amerika yang
dulu pernah
mengusirnya, kini justru
jadi bawahannya. Suatu hari insinyur bule
ini datang menghadap
karena ingin minta izin
libur dan berkata;
"Saya ingin
mengajukan izin liburan. Saya berharap
Anda tidak mengaitkan
kejadian air minum
dimasa lalu dengan
pekerjaan resmi ini.
Saya berharap Anda tidak membalas
dendam, atas
kekasaran dan
keburukan perilaku
saya dimasa lalu." Dengan tenang sang
wakil direktur, mantan
pekerja rendahan ini
berkata, "Aku ingin
berterimakasih padamu
dari lubuk hatiku paling dalam, karena kamu
melarang aku minum
saat itu.
Ya memang dulu aku
benci padamu. Tapi,
setelah izin Allah, kamu lah sebab
kesuksesanku hingga
aku meraih sukses
ini..." Dalam waktu tak terlalu
lama,
akhirnya mantan
pegawai rendahan ini
menempati jabatan
tertinggi di perusahaan tersebut.
Ia menjadi Presiden
Direktur pertama yang
berasal dari bangsa
Arab. Tahukan Anda apa
perusahaan yang
dipimpinnya? Perusahaan itu adalah
Aramco (Arabian
American Oil
Company), perusahaan
minyak terbesar di
dunia. Ditangannya
perusahaan ini semakin
membesar, dan
kepemilikan Arab Saudi
semakin dominan.
Kini perusahaaan ini menghasilakn 3.4 juta
barrels (540,000,000
m3) dan
mengendalikan lebih
dari 100 ladang migas
di Saudi Arabia dengan total cadangan 264
miliar barrels
(4.20×1010 m3)
minyak dan 253 triliun
cadangan gas. Atas prestasinya itu, Ia
pun diangkat Raja
Saudi Arabia untuk
menjabat sebagai
Menteri Perminyakan
dan Mineral, yang mempunyai pengaruh
sangat besar terhadap
dunia. Tahukah siapa si
mantan buruh
rendahan ini? Ia adalah Ali bin
Ibrahim Al-Naimi yang
sejak tahun 1995
sampai saat ini (2011)
menjabat Menteri
Perminyakan dan Mineral Arab Saudi... ******** Terbayangkah, hanya
dengan
mengembangkan
hinaan menjadi dendam
positif, isu air segelas di
masa lalu membentuknya
menjadi salah seorang
penguasa minyak yang
paling berpengaruh di
seluruh dunia. Itulah kekuatan
"DENDAM POSITIF" Kita tidak bisa
mengatur bagaimana
orang lain berperilaku
terhadap kita...
Kita tidak pernah tahu
bagaimana keadaan akan menimpa kita... Tapi kita sepenuhnya
punya kendali
bagaimana
menyikapinya. Apakah ingin hancur
karenanya?
Atau bangkit dengan
semangat "Dendam
Positif" ??? Wallahu a'lam

Komentar
0 Komentar

0 komentar:

Post a Comment

.
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More