Tunjukilah kami jalan yang lurus (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri ni'mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Biasanya klo nikmat itu adalah suatu kelezatan hidup yang enak dan menyenangkan hati nyaman dan sejahtera (kesenangan, kebahagiaan), sehingga kita bernafsu dan berusaha tamak ingin mendapatkannya....
Bila kita melihat wanita muda cantik jelita, mesti hati kita akan terpana dan terpikat hati, senang dan bahagia bila kita bisa berkenalan dan bisa mendapatkan yang didambakan dan dibanggakan terlebih dapat cipika cipiki, dan pelukan..... hati merasa senang seakan ini adalah anugrah, padahal sesungguhnya itu adalah musibah...
Kadang merasa senang bila dalam kemewahan, kebahagiaan dan pujian orang ketika kita menjadi konglomerat, jabatan mudah didapat, hingga banyak orang yg memberi hormat ..dan sebaliknya kita merasa sengsara bila tidak punya uang, sehingga takut kelaparan dirasakannya kesusahan hingga terhina dan menderita bila papa miskin nestapa....
Tahukah mentemen... nikmat kepada mereka?...
Adapun dari ayat itu bila diambil dari salah satu riwayat memaparkan bahwa yg dimaksud mereka yang telah diberi nikmat itu antara lain, seorang budak hitam, Salman Alfarisi yang mengutamakan Allah dari thagut (berhala, harta benda, kehormatan dan segala yang bisa menyenangkan dan membuat betah di dunia).
Dia ditawari berbagai fasilitas hidup seperti tersebut itu oleh kafirin kurais berupa harta, jabatan, atau perempuan yg cantik, asal tidak mengikuti ajaran Nabi Muhammad melainkan harus mempertahankan agama nenek moyang mereka, ....akan tetapi dia tetap mengikuti nabi dan menuhankan Allah, sehingga mereka marah dan menyiksanya, bukan hanya cambukan, tetapi dipantek dengan batu besar namun tetap dia menyebut Allah ...Allah ...Allah, ...yang menjadikanya kafirin kurais geram dan diikatlah tangannya lalu ditarik pake dua kuda dengan arah yang berlawanan sehingga terbelah badannya hingga terbagi dua bagian...itulah kenikmatan yang dialami oleh sahabat Nabi, Salman,
Apa yang dikatakan nikmat belum tentu rahmat, (kaaih sayang) dan apabila yang disebutkan musibat (malapetaka dan bencana) belum tentu laknat atau kutukan....
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.(2:216)
Laahaula walaa quwwata illa billahil alyil azhim...
Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (An-Nisa' - 4:69)