Wednesday 19 November 2008

Yang Mulia

Yang Mulia Siapakah yang Mulia itu, dan bagaimana Kriterianya orang mulia? Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata: "Tuhanku telah memuliakanku". Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezkinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku". (89.14-15), Padahal Kemulian itu bukan diukur oleh limpahan dan kesusahan rezeki akan tetapi sejauhmana manusia bisa mendekatkan diri kepada ilahi, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih, (26.89) agar supaya manusia sesuai dengan takdir yang kehendaki. Susah senang atau kaya miskin adalah dua duanya ujian yang bila disikapi dengan baik maka dua duanya akan berhasil dengan baik pula. Sesungguhnya orang mulia disisi Tuhannya adalah Takwanya. Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang yang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata: "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka?" (Allah berfirman): "Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)?" (6.53) Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu): di sisi Allah-lah pahala yang besar. (64.15) Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. (18.46) Allah selalu menciptakan pasangan yang berbeda…adakalanya menganugrahkan nikmat, maka orang itu bisa mensyukurinya tentu saja dia akan selamat, akan tetapi dia tidak bersyukur malah mengufurinya, maka nikmat bisa menjadi laknat (14.7), demikian pula apabila manusia dianugrahi kesusahan dengan segala penderitaannya dia bisa bersabar dan bertawakal tentu saja dia pun akan selamat dengan ganjaran rahmat dan shalawat serta hidayahnya (2.157), akan tetapi bila dia mengingkari dan tidak bisa bersabar bahkan dia prustasi apalagi bunuh diri maka dia mati dengan laknat dan tidak terhormat, Bila seseorang mendapatkan rejeki bukan berarti hasil mutlak dari dirinya sendiri melainkan sudah mendapatkan kemudahanNya, demikian pula seseorang yang tidak berusaha maka dia tidak akan mendapat apa apa, sementara Allah akan memberikan kepada siapa yang sungguh sungguh dalam berusahanya (13.11), namun dalam usaha ini tidak dibarengi dengan tamak dan hianat, Banyak orang mengira akan kemuliaan melalui hartanya yang berlimpah, atau jabatan yang membanggakan sampai dia menguasainya hingga papan atas atau dia nomor satu atau merasa puas dengan kecantikannya, dan merasa hina bila keberadaannya serba kekurangan dalam kemiskinannya. Kemuliaan seseorang bukan karena warna kulitnya, suku dan kebangsawanannya, bukan karena harta yang melimpah, jabatan yang menggiurkan, atau pangkat yang berlipat atau popularitas papan atas akan tetapi kemulian itu adalah ketakwaannya. Allah menciptakan kamu laki2 dan perempuan, bersuku suku dan berbangsa bangsa adalah untuk saling kenal mengenal, sesungguhnya yang mulia disisi Allah adalah ketakwaannya. (49.13) Wahai segenap manusia, beribadahlah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang orang sebelum kamu agar supaya kamu bertakwa.(2.21), untuk meraih ketakwaan harus melakukan ibadah baik secara vertical kepada Allah maupun secara horizontal sesame manusia dengan cara dan banyak macam ibadah, termasuk dalam menjalankan puasa.(2.183) Wahai orang orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkannya kepada orang orang sebekum kamu agar supaya kamu bertakwa. Allah berfirman dalam Quran yang karim bahwa Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka mau mengabdi kepadaku (untuk beribadah kepada Allah) Allah ciptakan perbedaan untuk dikenali satu sama lain sehingga tidak melulu putih, hitam, coklat, atau bule, akan tetapi dengan perbedaan itulah kita bisa mengenalinya siapakah bule itu dan orang mana, demikian pula laki dan perempuan juga bisa kita kenali berbeda, hal ini karena membuktikan bahwa kita mengenal seseorang itu karena ada ciri ciri atau tandanya, demikian pula tanda2 orang beriman.. Sebagaimana difirmankan Allah dalam surat (8.2) Iman yang sesungguhnya itu adalah 1. apabila diingatkan akan Allah atau disebut salah satu namanya, maka akan tergetar hatinya karena kecintaannya terhadap Allah sehingga segala sesuatu yang dicintainya semata karena Allah, begitu dekatnya dengan Allah sehingga bilamana diingatkannya akan Allah langsung samina wa athona 2. dan bila dibacakannya ayat-ayat Allah mereka semakin bertambah keimanan mereka, Quran mereka jadikan pedoman hidup, sebagai hujah dan narasumber dalam berbagai bijakan hokum bahkan menjadi way of life 3. dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal, tidak menyekutukannya, tidak mendahuluinya dan tidak menjadikan sesuatu tandingan atas segala permasalahannya dia menggantungkan nasibnya semata hanya kepada Allah 4. yaitu mereka yang senantiasa mendirikan shalat, mendirikan konotasinya adalah membangun dan tiap orang membangun pasti akan memeliharanya, dan tiap orang yang merawat bangunannya dia akan nyaman bersamanya sehingga akan terasa nikmat menempatinya, hingga muncul kalimat baiti jannati, rumahku adalah syurgaku, menjadikan sebagai satu satunya milik dan tidak ada pengakuan dari yang lainnya, sholat pulalah yang membedakan yahudi, nashoro atau muslim. 5. dan mau menafkahkan seperti yang di paparkan dibawah berikut di point 3 Lantas bagaimana sikap dan tindakan kita untuk mencapai tingkat ketakwaan, kebahagiaan atau kemuliaan, maka Allah telah memberikan petunjuk dan criteria ketakwaan itu di dalam firmanNya (2.2) 1. yaitu orang orang yang beriman kepada yang ghaib, (yang dirahasiakan Allah, termasuk nasib) 2. mendirikan shalat, (telah di bahas di atas poin 4) 3. menafakahkan sebagian harta yang telah Allah anugrahkan kepadanya, bukan semuanya Cuma sebagian dan itu adalah hak orang lain contoh klo kita makan pisang harus kita keluarkan sebagiannya (yaitu kulitnya) karena ada hak yang lain misalnya kambing. Bilamana kita makan semuanya itu menunjukkan kerakusan dan pada akhirnya kita akan kena penyakit murus. 4. mempercayai kitab yang diturunkan kepada engkau Muhammad (Quran) dan mempercayai akan kitab kitab sebelum engkau Muhammad (Shuhuf, Injil, Taurat dan Zabur) mempercayai bukan sekedar memiliki, akan tetapi menjadikannya sebagai pedoman dan literature hidup dan permasalahannya, serta mengamalkannya. 5. dan mereka yakin akan hari pembalasan, penghabisan, (kiamat) (2.2-4). Klo tidak yakin hari kiamat, maka semuanya telah meyakini kehidupan ini akan berahir dan tidak ada yang hidup abadi, pasti mati dan tidak bisa dipungkiri, hanya tinggal tunggu antri. Wahai orang orang yang beriman, bertakwalah kamu dengan sebenar benar takwa dan janganlah kamu mati kecuali sudah taslim berserah diri kepadanya (3.102). Berseradh diri adalah ketaatan terhadap islam dan mau menjalankan syariatnya yang terkandung dalam Quran dan Hadits secara keseluruhan. Ketika kita mau menjual emas yang kita miliki lalu kita datang kepada toko emas dan ternyata mereka tidak langsung membelinya akan tetapi dia menawarnya bahkan dia menguji kebenarannya, beda dengan imitasi klo mau kita jual kita bingung kemana datangnya dan si pembeli juga tidak menguji terlebih dahulu…begitu pula orang yang mengaku beriman…maka Allah menguji terlebih dahulu sebagaimana ujian kepada orang sebelumnya. Syarat mutlak untuk mendapatkan title muttaqien (bertakwa) adalah harus orang yang beriman (mukmin), kemudian apakah akan dibiarkan begitu saja cukup mengaku saya sudah beriman sebelum diuji sebagaimana orang orang sebelumnya, lantas kita sudah cukup mengaku menjadi orang yang beriman (29.1) Allah akan menurunkan kepadamu berbagai ujian yaitu dengan sedikit ketakutan (takut dipecatm takut miskin), kekurangan makanan, kekurangan harta dan terganggunya jiwa dan buah buahan (2.145) dalam menghadapi persoalan semacam ini orang beriman akan selalu sabar dan tawakal dan menggantungkan hidupnya hanya kepada Allah (8.1) apakah kamu mengira masuk surga itu gampang sehingga datang kepadamu berbagai ujian sebagaimana kepada orang orang sebelum kamu berupa ujian kesusahan dan penderitaan dan diombang ambingnya (terguncang) hati….(2.214) mereka akan berkata sesungguhnya semua ini berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah (tawakal).

Komentar
0 Komentar

0 komentar:

Post a Comment

.
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More