Wednesday 24 September 2008

Bersegeralah terhadap Ampunan Allah

berdosa... bertobatlah Manusia tidak lepas dari salah dan dosa, makanya sebaik-baik manusia bukan berarti dia tidak pernah bersalah, akan tetapi dia menyadari akan kesalahannya dan tidak mengulanginya, apakah dia berdosa kepada sesama ataupun dosa kepada sang penciptanya, kemudian dia minta maaf kepada orang yang dizaliminya atau bertaubat kepada Allah. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui (3:135) Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal (3:136) Akan tetapi dosa kepada manusia tidak demikian, jangankan yang besar yang kecilpun belum tentu mendapatkan maafnya, hal ini bisa saja dipengaruhi oleh status kedudukan seseorang atau dilatarbelakangi oleh sesuatu yang merugikan baik harta, jiwa ataupun hilangnya nyawa. Saya teringat akan syair salah satu lagu: ”satu kali kumaafkan ...dua kali kuingatkan jangan sampai terulang lagi… berbuat lagi yang ke tiga kalinya ….tidak ada maaf bagimu”... lain halnya kepada Allah sebesar apapun dosa manusia tentu akan Allah maafkan, apabila manusia mau bertaubat kepadaNya, Dalam satu riwayat disebutkan bahwa Rasulullah SAW tiga kali mengaminkan terhadap doanya Malaikat dimana doanya antara lain sebagai berikut: ”ya Allah janganlah engkau terima amal ibadahnya orang yang durhaka kepada kedua orangtuanya yang telah mengandungnya, melahirkannya, memeliharanya, membesarkannya, memenuhi kebutuhannya dan bahkan mendidiknya hingga dia dewasa, semoga umat nabi Muhammad SAW tidak termasuk orang yang durhaka kepada orang tuanya” amiin ”ya Allah janganlah engkau terima amal ibadah suami istri yang selalu bertengkar dan tidak pernah bermaafan serta tidak bersyukur akan karunia yang telah mereka nafkahkan” semoga umat nabi Muhammad SAW tidak termasuk golongan yang ini, amiin dan “ya Allah janganlah engkau terima amal ibadahnya orang yang selalu bertengkar sesama saudaranya yang tidak pernah saling menyayangi satu dengan yang lainnya”, semoga ummat nabi Muhammad SAW tidak termasuk golongan yang merugi, karena setiap muslim itu adalah saudara sehingga belum dikatakan beriman seseorang yang tidak mencintai saudaranya sebagaimana mencitai dirinya sendiri..amiin.. Manusia umunya mempunyai sifat emosional, marah atau kesal pada manusia yang lainnya atas tindakan yang angkuh atau sesuatu yang tidak menyenangkan, akan tetapi kekesalan dan kemarahan ini tidak boleh lebih dari tiga hari, Sesama manusia wajib saling memaafkan, apalagi sesame muslim yang notabene saudare, karena Allah tidak akan memaafkan seseorang kecuali sudah dimaafkan oleh saudaranya. Dalam surat Ali-imran ayat 134 …, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. Adakalanya kita mau memaafkan saudara kita klo sudah bisa membalas perbuatan saudaranya secara setimpal, paling tidak ada konvensasi dari tindakannya itu kemudian diperhitungkan dengan nilai uang, padahal perbuatan tersebut akan lebih baik di sisi Allah apabila kita mau memaafkan kesalahan orang lain (wal’afina aninnas wallahu yuhibbul muhsinin), tanpa harus diminta terlebih dahulu, apalagi sesorang itu sudah menyatakan bersalah dan mita maaf, tanpa harus menunggu lebaran atau iedil fitri. artinya sudah adanya saling memaafkan secara horizontal dalam rangka hablum minannas, maka dalam rangka hablum minallah atas segala dosa dan perbuatan ingkar dan kemaksiatan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja, Allah akan mengampuninya walaupun sebesar apapun, kecuali perbuatan syirik, sombong atau perbuatan yang bersifat men-dua-kanNya. Adapun dosa yang dimaksud bukan perbuatan menyekutukan Allah, atau menjadikan sesuatu serupa atau sama denganNya. Analogisnya bisa kita gambarkan sebagai berikut: 1. manakala seorang karyawan yang digaji pada tiap bulannya oleh bosnya, tetapi dia mengerjakan pekerjaan perusahaan milik orang lain, begitu ketahuan maka tidak ada ampun lagi pasti segera di phk-kan, 2. manakala seorang istri yang dinikahi dan nafakahi oleh suaminya, tahu-tahu selingkuh dengan orang lain, begitu ketahuan maka segera turun talak tiga, 3. manakala seorang hamba, diciptakan dan dipelihara serta dianugerahi berbagai kenikmatan, tetapi justru mengingkarinya bukan mensyukurinya dan Allah maha mengetahuinya orang itu berbuat sirik dan maksiat sehingga dikatakan perbuatan kafur dan zalim , maka Allah tidak akan memaafkan perbuatan tersebut dan mengusirnya untuk enyah dibumi Allah yang kita tempati ini, dan di akhirat nanti, lalu kemana harus bergantung?... Berkaitan dengan pembahasan tersebut di atas, Allah menyerukan kepada kita untuk bersegera terhadap ampunan, dimana bulan rhomdhon para ulama menyebutnya ada maghfirah (ampunan). Jadi kita mendapatkan ampunan Allah apabila kita bertaubat atau berpuasa di bulan rhamadhan sebagaimana disabdakan oleh Rasul Allah SAW. Ampunan Allah akan diberikan kepada orang yang bertakwa sebagaimana firman Allah yang disebutkan pada suarat Al-Imran ayat 133, sedangkan ketakwaan akan bisa diraih oleh yang beriman dengan sungguh-sungguh puasa rhamadhan, sejalan dengan hal tersebut di atas maka sabdanya “man shoma rhamadhana imanan wahtisaban ghufirallahu ma taqaddama mindambih, barang siapa yang melaksanakan puasa di bulan rhamadhan karena iman dan sesuai dengan ketentuannya maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu” Bersegeralah terhadap ampunan Allah, menunjukkan supaya tidak ditunda-tunda, sebagian dari kalangan mengatakan “nanti klo sudah tua saya insap”, padahal kita tidak pernah tahu apakah hidup sampai usia tua, termasuk orang yang berniat mau berbuat amal mengarah kepada usia tua…. Mangap kata…apa sih yang bisa dikerjakan atau dilakukan amal pada usia tua..padahal yang kita tahu pasti adalah factor natural akan memberikan gejala yang fenomal seperti rambut jadi berkurang yang tadinya subur berangsur-angsur mundur…gigi yang tadinya penuhi gusi satu persatu permisi, tenaga yang tadinya gagah perkasa berkurang menjadi tak berdaya bahkan sakitan, bawa ini berat bawa itu gak kuat, kadang sholat maunya singkat, tidak bisa tumaninah sebagaimana kaifiat, bacaanpun maunya singkat cuma kul huwallahu ahat, lama dudukpun reumatik jadi kumat, kalaupun bisa shalat berjamaah cumat waktu jumat …lantas apa yang bisa dilakukan…? Bersegeralah karena kematian itu pasti adanya, walaupun banyak anak dan istri tidak pernah permisi, kita hanya bisa menunggu dengan antri ? Orang yang bertakwa akan mendapatkan keuntungan yang tidak hanya mendapatkan ampunan Allah akan tetapi akan mendapatkan syurganya Allah yang kekal di dalamnya tidak seperti di dunia yang serba fana dan tidak terasa tahu2 sudah lewat masa. Semoga kita dapat maghfirah Allah sebelum ajal menjemput, wallahu alam wass....

Komentar
0 Komentar

0 komentar:

Post a Comment

.
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More